TPP-11 disebut nama baru ialah Perjanjian Kemitraan Komprehensif dan Maju Trans Pasifik (CPTPP)

(VOVWORLD) - Di sela-sela Pekan Tingkat Tinggi APEC 2017, para Menteri Ekonomi dari 11 perekonomian anggota Perjanjian Kemitraan Trans Pasifik (TPP), telah mengadakan sidang di Kota Da Nang (Vietnam Tengah) dari 8-10/11 untuk membahas selekasnya membawa Perjanjian TPP menjadi kenyataan dalam situasi baru.
TPP-11 disebut nama baru ialah Perjanjian Kemitraan Komprehensif dan Maju Trans Pasifik (CPTPP) - ảnh 1 Menteri Industri dan Perdagangan Vietnam, Tran Tuan Anh (kiri) (Foto: VNA)

Di atas hasil perbahasan antara semua negara setelah pertemuan tingkat Menteri negara-negara TPP di Kota Hanoi (Ibukota Vietnam) pada bulan 5/2017, para Menteri telah menyepakati nama baru Perjanjian TPP yang terdiri dari 11 anggota ialah Perjanjian Kemitraan Komprehensif dan Maju Trans Pasifik (CPTPP), bersamaan itu mengeluarkan Pernyataan Besama yang menegaskan bahwa negara-negara TPP telah menyepakati masalah-masalah poros perjanjian ini menurut arah tidak mengubah isi Perjanjian TPP, tapi membolehkan negara-negara anggotanya menghapuskan sementara satu kewajiban untuk menjamin keseimbangan pada latar belakang baru. Pada jumpa pers pada Sabtu pagi (11 November), Menteri Industri dan Perdagangan Vietnam, Tran Tuan Anh memberitahukan:  

“Pada latar belakang baru, semua negara menegaskan tekat menyeluruh, sinkro dan menganggapnya sebagai target bersama yang juga menghitungkan pembelaan beberapa butir. Perjanjian Kemitraan Komprehensif dan Mạu Trans Pasifik tidak sederhana merupakan perbedaaan mengenai jumlah anggota, mekainkan juga merupakan penegasan pandangan  tentang buka pintu pasar”

Para Menteri juga sepakat bahwa Perjanjian CPTPP merupakans atu Perjanjian yang menjamin keseimbangan kepentingan semua negara anggota, juga mempẻtimbangkan  tarap perkembangan negara-negara.

Sekarang ini, Perjanjian CPTPP terdiri dari 11 negara, yaitu Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Cile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura dan Vietnam.

Berita Terkait

Komentar

Yang lain