(VOVWORLD) - Pada Senin (17 Juli), Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan bahwa para Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki dan Rusia telah membahas kesepakatan biji-bijian Laut Hitam, setelah Moskow menyatakan menghentikan partisipasi dalam kesepakatan ini.
Kapal pengangkut biji-bijian di Selat Bosphorus, Turki (Foto: AFP/VNA) |
Kepada kalangan pers, Presiden Erdogan juga menyatakan bahwa setelah lawatan ke negara-negara Teluk, dia akan melakukan pembahasan dengan Presiden Vladimir Putin pada tanggal 19 Juli ini. Kedua pihak berencana akan membahas cara mendorong pengangkutan pupuk dan biji-bijian Rusia. Menurut rencana, kedua pemimpin ini akan bertemu di Turki pada bulan Agustus.
Pada hari yang sama, Juru bicara Istana Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa bagian dari kesepakatan yang terkait dengan Rusia masih belum dilaksanakan, sehingga kesepakatan biji-bijian Laut Hitam akan habis berlaku pada hari yang sama. Dia juga menekankan bahwa ketika bagian yang terkait dengan Rusia dilaksanakan, pihak Rusia akan “segera” kembali melaksanakan kesepakatan ini.
Para anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Senin (17 Juli), telah memprotes keputusan Rusia yang menghentikan partisipasi dalam Gagasan Biji-Bijian Laut Hitam, satu kesepakatan dengan perantara PBB, bersamaan dengan itu menyatakan kekhawatiran bahwa harga bahan makanan akan meningkat, khususnya di negara-negara miskin.
Sementara itu, Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan bahwa AS akan terus bekerja sama dengan negara-negara lain untuk menjamin pengangkutan biji-bijian ke luar dari Ukraina setelah Rusia menghentikan partisipasi dalam kesepakatan biji-bijian Laut Hitam. Namun, AS tidak menggunakan harta militer AS untuk membantu melindungi kapal-kapal yang mengangkut biji-bijian.