Turki mengeluarkan kondisi untuk membuka jalan bagi permufakatan gencatan senjata di Libia
(VOVWORLD) - Meskipun Turki dan Rusia telah sepakat terus mendorong perintah gencatan senjata di Libia, tapi, Ankara, pada Rabu (22 Juli), menyatakan bahwa Jenderal Khalifa Haftar, pemimpin Tentara Nasonal Libia (LNA) yang disebutkan diri adalah pemimpim yang tidak sah, dan LNA harus menarik diri dari posisi-posisi utama untuk membuka jalan bagi satu permufakatan yang tepercaya.
Ibrahim Kalin, Asisten keamanan utama dari Presiden Recep Tayyip Erdogan menunjukkan semua permufakatan harus berdasarkan pada semua pihak kembali ke posisi-posisi di Libia pada 2015. Konkretnya, LNA harus menarik diri dari Kota Sirte di tepian Laut Tengah – pintu gerbang ke tambang-tambang minyak di Libia Timur serta menarik diri dari Jufra, satu pangkalan angkatan udara yang dekat dengan pusatnya negara Afrika Utara ini. Menurut dia, kegiatan penggelaran tentara yang dilaksanakan oleh Mesir ke Libia akan menghalangi semua upaya untuk menghentikan baku tembak, dan menyembunyikan risiko terhadap negara ini.
Dalam satu perkembangan yang lain, pada hari itu juga, Menteri Luar Negeri Aljazair dan Rusia juga mengimbau supaya menghentikan bentrokan di Libia, dan mendesak semua pihak permusuhan supaya kembali ke meja perundingan. Rusia, Mesir, dan Uni Emirat Arab adalah pihak-pihak yang mendukung LNA pimpinan Jenderal Haftar.