Turki mengumumkan upacara pemakaman nasional selama tiga hari.
(VOVworld) – Menurut data terkini dari Kantor Perdana Menteri (PM) Turki, jumlah orang yang tewas dalam ledakan-ledakan pada Sabtu sore (10 Oktober) di Ibukota Ankara telah meningkat mencapai 95 orang, sementara itu jumlah orang yang luka-luka juga meningkat mencapai 246 orang, diantaranya ada banyak orang yang berada dalam keadaan kritis. Selain mengadakan rapat darurat dengan para pejabat dari berbagai Kementerian, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengimbau kepada para penduduk supaya bersatu pada saat Tanah Air menghadapi kesulitan ini. Dia mengutuk para pelaku serangan-serangan teror yang berintrk menyabot keamanan dan kestabilan Turki, menimbulkan perpecahan antar-partai politik di dalam negeri. Pemerintah Turki telah menyatakan upacara pemakaman nasional selama tiga hari untuk mengenangkan para korban yang tewas dalam serangan bom tersebut.
Warga Turki melakukan pawai untuk
mengutuk serangan-serangan bom di Ankara
(Foto: cand.com.vn)
Komunitas internasional juga dengan keras mengutuk serangan-serangan berdarah-darah tersebut. Kanselir Jerman, Angela Merkel menyatakan kekecewaan terhadap serangan-serangan ini. Presiden Rusia, Vladimir Putin menyampaikan ucapan belasungkawa kepada keluarga para korban dalam serangan-serangan bom, bersamaan itu menekankan perlunya menyatukan upaya-upaya untuk menentang terorisme. Ketika berbicara di depan Kanal Televisi Rossiya One, Presiden Vladimir Putin menegaskan bahwa tindakan kekerasan ini merupakan satu intrik untuk menimbulkan instabilitas di Turki dan Moskwa bersedia bekerjasama dengan Ankara untuk menentang semua ancaman teror. Presiden Amerika Serikat, Barack Obama juga menyampaikan ucapan belasungkawa kepada timpalannya dari Turki setelah serangan tersebut, menekankan bahwa warga Amerika Serikat selalu bersatu dengan rakyat Turki dalam perang anti terorisme dan menghadapi tantangan-tantangan keamanan bersama di kawasan. Sementara itu, ribuan orang telah turun ke jalan di beberapa negara Eropa untuk mengutuk serangan berdarah-darah tersebut.
Pada Sabtu sore (10 Oktober), dua serangan bom besar telah terjadi di dekat satu stasiun kereta api utama di Ankara, sehingga tempat ini mengalami kerusakan serius. Dua serangan bom ini terjadi sebelum satu pawai damai yang telah direncanakan untuk memprotes bentrokan antara Pemerintah dengan pasukan pembangkang orang Kurdi di Turki Selatan. Menurut hasil investigasi permulaan, kedua pelaku serangan bom bunuh diri telah tewas dalam serangan-serangan ini.