Uni Eropa dan AS menyerukan kepada Burundi supaya menunda pemilu.
(VOVworld) - Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) menyerukan kepada Burundi supaya menunda pemilihan umum (pemilu) setelah terjadi demonstrasi-demonstrasi berdarah-darah di negara ini untuk memprotes Presiden Pierre Nkurunziza mencalonkan diri untuk masa bakti ke-3.
Presiden Pierre Nkurunziza
(Foto: AFP/Kantor Berita Vietnam)
Dalam satu pernyataan pada Senin (11 Mei), Utusan Khusus Uni Eropa, Koen Vervaeke menyerukan kepada Pemerintah Burundi supaya menerapkan langkah-langkah untuk meredakan situasi dan menunda penyelenggaraan pemilu. Menurut hemat Vervaeke, Burundi tidak memenuhi perasyaratan-persyaratan minimal untuk bisa melaksanakan pemilu, yaitu hak kebebasan dari media massa dan demonstrasi-demonstrasi dalam damai. Duta Besar AS untuk Burundi, Dawn Liberi juga mengeluarkan pernyataan yang sama. Pada pekan lalu, Pemimpin Komite Uni Afrika, Nkosazana memperingatkan bahwa sekarang bukanlah saat yang kondusif untuk menyelenggarakan pemilu dan Nkurunziza hendaknya jangan mengusahakan masa bakti ke-3. Sementara itu, Belgia, Belanda dan Swiss telah menunda pemberian bantuan penting kepada proses pemilu di Burundi karena kekerasan yang terjadi di negara ini./.