Uni Eropa menegaskan tidak perlu mengadakan perundingan lagi tentang permufakatan nuklir Iran
(VOVWORLD) - Ketika berbicara di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setelah melakukan pertemuan dengan wakil dari Iran dengan Kelompok P5+1, pada Rabu (20 September), wakil senior urusan kebijakan hubungan luar negeri Uni Eropa, Ibu Federica Mogherini menegaskan tidak perlu mengadakan perundingan lagi tentang butir-butir dalam permufakatan nuklir yang telah ditandatangani antara Iran dan Kelompok P5+1 (yaitu Inggeris, Perancis, Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok plus Jerman). Sekarang ini, permufakatan ini sedang ditaati oleh semua pihak yang bersangkutan.
Sementara itu, Iran dan pimpinan beberapa anggota Kelompok P5+1 menegaskan bahwa ini tetaplah merupakan permufakatan yang terbaik untuk mencegah Teheran mengembangkan bom nuklir.
Presiden Perancis, Emmanuel Macron. (Foto: Reuters) |
Presiden Perancis, Emmanuel Macron, dalam pidatonya di sela-sela sidang ke-72 Majelis Umum PBB menegaskan: Paris mendukung dokumen ini, bersamaan itu mengatakan bahwa perlu melengkapi lagi beberapa isi pokok untuk memeriksa secara lebih efektif rudal balistik dan aktivitas-aktivitas yang bersangkutan, memperpanjang daya-guna permufakatan ini setelah tahun 2025, saat perintah membatasi Iran mengayakan uranium habis waktunya dan mengadakan perbahasan dengan Iran tentang masalah-masalah di kawasan. Sebelumnya, ketika berbicara di depan para pemimpin dunia di Majelis Umum PBB, Presiden Iran, Hassan Rouhani menolak perundingan ulang tentang permufakatan ini.
Pernyataan-pernyataan tersebut dikeluarkan oleh semua pihak tentang permufakatan nuklir Iran setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dalam pidatonya di PBB, telah menyindir kemungkinan Pemerintahnya siap membatalkan dan menamakan permufakatan ini sebagai satu “rasa malu” terhadap AS.
Sedangkan, Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, pada Selasa (19 September), menyatakan: Permufakatan nuklir dengan Iran haru diubah, kalau tidak, AS akan menarik diri dari permufakatan ini.