Uni Eropa mengadakan pertemuan puncak terakhir pada tahun 2015
(VOVworld) - Krisis migran dan petisi Inggeris tentang reformasi Uni Eropa menjadi tema pokok yang dibahas di depan pertemuan puncak blok ini yang berlangsung di Brussels (ibukota Belgia), 17-18/12/2015.
Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker (kiri) dalam sesi perbahasan tentang masalah melawan terorisme dan penanganan migran oleh Uni Eropa di Strasbourg, Perancis, 16/12
(Foto: AFP/Kantor Berita Vietnam)
Menjelang pertemuan puncak terakhir Uni Eropa pada tahun 2015, para pemimpin dari beberapa negara utama dalam Uni Eropa telah mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu - satu negara yang bukanlah anggota Uni Eropa untuk membahas petisi mengenai pemukiman lagi migran Suriah di kamp-kamp pengungsi di Turki menurut program sukarela. Rencana ini diharapkan agar akan cepat menghempang arus migran yang melanjutkan perjalanan berbahagia di laut untuk datang ke Eropa, bersamaan itu mengurangi perselisihan antar-negara anggota Eropa terhadap kuota terpaksa tentang alokasi kaum migran sebelumnya. Segera setelah itu, ke 28 kepala negara Uni Eropa menghadiri pertemuan resmi untuk membahas rencana yang baru diumumkan oleh Komisi Eropa tentang pembentukan pasukan reaksi cepat yang berhak melakukan intervensi untuk memulihkan kembali keamanan perbatasan dalam krisis migran tanpa adanya permintaan negara anggota setempat.
Juga pada pertemuan puncak ini, para pemimpin Uni Eropa berbahas tentang rangkaian masalah panas di kawasan, perpanjangan waktu sanksi-sanksi terhadap Rusia, krisis Ukraina, situasi ekonomi Yunani dan perang anti terorisme.