UNICEF mengeluarkan alarm tentang situasi buta huruf di kalangan pemuda dan adolesen di negara-negara yang sedang mengalami bentrokan atau bencana alam

(VOVWORLD) - Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), pada Rabu (31 Januari), telah mengumumkan bahwa di negara-negara yang menderita kerugian oleh bentrokan atau bencana alam, di antara 10 pemuda dan adolesen yang berusia 15 sampai 24, ada kira-kira 3 orang yang buta huruf. Tentang situasi alarm ini, UNICEF berseru untuk memperkuat investasi di bidang pendidikan, khususnya bagi para pemuda dan adolesen yang mengalami kesulitan yang paling berat.

Penemuan-penemuan yang berdasarkan pada data yang dikumpulkan oleh Organisasi Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan PBB (UNESCO) di 27 negara yang sedang mengalami situasi darurat, menunjukkan bahwa Niger, Chad, Sudan Selatan dan Republik Afrika Tengah mempunyai prosentasi buta huruf yang paling tinggi.

Pada latar belakang itu, UNICEF menekankan perlu menjamin sumber biaya yang sesuai bagi program-program pendidikan, khususnya pada periode krisis kemanusiaan. UNICEF memprakirakan bahwa selama 4 tahun mendatang, organisasi ini akan mengeluarkan dana kira-kira 1 miliar USD per tahun bagi program-program pendidikan.

Komentar

Yang lain