Viet Nam selalu menganggap Uni Eropa sebagai salah satu di antara mitra-mitra penting papan atas
(VOVWORLD) - Ketua Majelis Nasional (MN) Viet Nam, Nguyen Thi Kim Ngan, Senin pagi (7 Januari) menerima ibu Heidi Hautala, Wakil Presiden Parlemen Uni Eropa (EP). Ketua MN Nguyen Thi Kim Ngan menekankan bahwa Viet Nam selalu menganggap Uni Eropa sebagai salah satu mitra-mitra penting papan atas, khususnya di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi.
Ketua MN Nguyen Thi Kim Ngan menerima Wakil Presiden Parlemen Eropa, Heidi Hautala (Foto: congly.vn) |
Sekarang ini, Uni Eropa merupakan mitra dagang yang besarnya nomor 4 setelah Tiongkok, Amerika Serikat dan Republik Korea, merupakan perekonomian yang besarnya nomor dua setelah Amerika Serikat dan merupakan investor yang besarnya monor 5 di Viet Nam. Oleh karena itu, Viet Nam ingin mengembangkan hubungan kerjasama komprehensif dengan Uni Eropa. Ketua MN Nguyen Thi Kim Ngan memberitahukan bahwa MN Viet Nam sedang aktif menyempurnakan payung hukum untuk memperbaiki lingkungan investasi dan bisnis, menjamin agar komunitas badan usaha asing pada umumnya dan badan-badan usaha Eropa pada khususnya melakukan investasi dan bisnis yang stabil, berjangka-panjang dan efektif di Viet Nam.
Pada pihaknya, ibu Heidi Hautala memberitahukan telah melakukan temu kerja dengan Menteri Pertanian dan Pengembangan Pedesaan Viet Nam tentang ratifikasi dan siap melaksanakan Perjanjian Kemitraan Sukarela (VPA) tentang program manajemen hutan, pelaksanaan hukum dan menjamin asal-usul kayu legal (FLEGT).
Pada pembicaraan dengan Menteri Pertanian dan Pengembangan Pedesaan Viet Nam, dua pihak sepakat menilai bahwa Perjanjian VPA/FLEGT ketika diratifikasi akan turut memperkuat manajemen hutan, memecahkan masalah eksploitasi kayu ilegal dan mendorong perdagangan kayu dan produk dari kayu legal yang diekspor oleh Viet Nam ke pasar Uni Eropa serta pasar-pasar lain.
Pada pihaknya, ibu Heidi Hautala menyatakan bahwa ini merupakan langkah penting yang dilakukan oleh Uni Eropa dalam menyusun strategi untuk meningkatkan keanekaragaman biologi dan perkembangan yang berkesinambungan di Asia, menanggulangi eksploitasi dan perdagangan kayu ilegal.