(VOVWORLD) - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), pada 7 Mei telah melakukan sidang menurut format Arria tentang “Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Anak-Anak dalam Konflik Bersenjata” dengan partisipasi 32 negara, beberapa badan PBB dan berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat.
Kepala Perwakilan Vietnam di PBB, Dubes Dang Dinh Quy (Foto: VNA) |
Sidang tersebut bersama diadakan oleh para anggota DK PBB yaitu Estonia, Norwegia, Perancis, Tunisia, Irlandia, Inggris, Amerika Serikat, Kenya, Niger, Saint Vincent dan Grenadines, Vietnam, Belgia, Swedia, Jerman, dan Kanada.
Berbicara pada sidang tersebut, Kepala Perwakilan Vietnam di PBB, Dubes Dang Dinh Quy mengatakan bahwa negara-negara dalam konflik bersenjata harus bertanggung jawab utama dalam melindungi dan mencegah kekerasan terhadap anak-anak, menjamin kebutuhan dasar anak-anak dan menaati undang-undang tentang kemanusiaa dan hak asasi manusia internasional. Sekaligus, untuk memecahkan berbagai akar sebab-musabab konflik, Dubes Dang Dinh Quy mengatakan bahwa semua pihak yang berpartisipasi dalam konflik bersenjata perlu segera mencegah dan menghentikan semua serangan terhadap sekolah. Ia juga menekankan bahwa perlu memperkuat kerja sama internasional lebih lanjut bagi pengawasan dan langkah-langkah perlindungan anak-anak dalam konflik bersenjata digelarkan tepat waktu, cukup, dan efektif di ketiga tingkat nasional, regional, dan internasional.
Sidang menurut format Arria merupakan bentuk sidang tak resmi DK PBB untuk membahas masalah-masalah penting, baru muncul, dengan partisipasi negara-negara di dalam dan luar DK PBB serta berbagai organisasi internaisonal.