(VOVWORLD) - Perdana Menteri (PM) Vietnam, Nguyen Xuan Phuc, pada Selasa pagi (17 Desember), telah mengadakan pembicaraan dengan Penasehat Negara Myanmar, Ibu Aung San Suu Kyi, dalam rangka kunjungan resmi di Myanmar dari 16-18 Desember.
Panorama pembicaraan antara PM Vietnam, Nguyen Xuan Phuc dan Penasehat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi, pada 17/12/2019 di Nay Pyi Taw, Myanmar. (Foto: VGP/Quang Hieu) |
Pada pembicaraan ini, dua pihak sepakat memperluas kerjasama tentang angkatan laut, kedokteran militer, industri pertahanan, logistik, pertolongan korban, kerjasama angkatan-detasemen, pengelolaan garis perbatasan, intelijen pertahanan, pemberantasan bermacam jenis kriminalitas lintas perbatasan, terorisme, imigrasi ilegal, pencucian uang antara Vietnam dan Myanmar. Dua pihak tidak membolehkan semua perseorangan dan organisasi menggunakan wilayah negara yang satu untuk melaksanakan kegiatan sabotase terhadap negara lain; mendorong perundingan, menandatangani permufakatan-permufakatan tentang ekstradiksi, menyerahkan orang yang dikenai hukuman penjara, membela informasi rahasia, undang-undang dan hukum.
Penasehat Negara Aung Sab Suu Kyi menegaskan terus menciptakan kemudahan, mengurangi rintangan teknis barang ekspor Vietnam; menciptakan syarat bagi badan-badan usaha Vietnam untuk bisa mendapat perlakuan yang setara, bisa mendekati banyak peluang lebih melakukan investasi dan bisnis di Myanmar; mendorong cepat proses memberikan surat izin, membuat mekanisme, kebijakan prioritas kepada para investor Vietnam; menciptakan syarat bagi kantor-kantor perwakilan/cabang dari bank-bank Vietnam yang beraktivitas secara efektif di Myanmar.
PM Nguyen Xuan Phuc menyambut baik rekomendasi Myanmar tentang kemungkinan membentuk satu Zona Industri Vietnam di Myanmar; menegaskan: Pemerintah Vietnam sangat memperhatikan, memacu dan membantu badan-badan usaha Vietnam melakukan investasi di Myanmar, menganggap-nya sebagai pasar titik berat dalam masa depan, bersamaan itu menyambut badan-badan usaha Myanmar yang melakukan investasi di Vietnam.
Kedua pemimpin tersebut juga membahas orientasi mendorong kerjasama di bidang-bidang yang potensial lainnya seperti pertanian, telekomunikasi, eksploitasi mineral, energi, pembangunan dan lain-lain. Kedua pihak menegaskan terus melakukan kerjasama erat di semua forum regional dan internasional, terutama dalam kerangka PBB, ASEAN serta mekanisme-mekanisme kerjasama subkawsan. Kedua pihak menyepakati makna penting dari usaha menjaga perdamaian, kestabilan dan kerjasama di Laut Timur; memecahkan sengketa-sengketa dengan langkah damai di atas dasar menghormati hukum internasional, di antaranya ada UNCLOS 1982, menjamin keamanan, keselamatan, kebebasan pelayaran dan penerbangan; menghormati proses-proses diplomatik dan hukum, tidak menggunakan kekerasan dan mengancam menggunakan kekerasan; berkomitmen mendukung pelaksanaan DOC secara lengkap dan menyeluruh dan berupaya membuat COC yang efektif, substantif dan bersifat mengikat secara hukum.
Kedua pemimpin tersebut telah menyaksikan acara penandatanganan dan penyampaian 03 naskah kerjasaama yang penting, termasuk Program Aksi menggelarkan hubungan kemitraan kerjasama komprehensif Vietnam-Myanmar tahap 2019-2024, Notulen Kesepahaman tentang kerjasama pertanian dan pengembangan pedesaan, Notulen kesepahaman tentang kerjasama antara dua Kementerian Luar Negeri dan acara penyampaian Nota merevisi Perjanjian pembebeasan visa kepada pemegang paspor umum dari dua negara dan mengadakan jumpa pers bersama. Ketika berbicara di depan jumpa pers tersebut, PM Nguyen Xuan Phuc memberitahukan: “Titik paling cerah yang mengesankan kami ialah perdagangan dan investasi antara dua negara berkembang cepat. Sampai tahun ini, perdagangan antara dua negara telah mencapai taraf yang lebih dari yang diprakirakan sebanyak 1 miliar USD dan banyak kemungkinan akan terus meningkat drastis . Vietnam merupakan negara yang melakukan investasi besar di Myanmar dengan lebih dari 20 proyek investasi. Kami telah membahas untuk menangani semua masalah guna mendorong kerjasama investasi lebih banyak lagi pada waktu mendatang. Kedua pihak juga membahas kerjasama di bidang-bidang seperti: pertahanan, keamanan, hubungan luar negeri, memenifestasikan saling mendukung di forum-forum regional dan internasional yang menjadi minat bersama. Tentang masalah Laut Timur, kami telah membahas dan mendukung pandangan ASEAN tentang pembangunan satu Laut Timur yang damai dan menaati UNCLOS 1982. Myanmar juga menciptakan syarat untuk mendukung Vietnam menyelesaikan dengan baik jabatan sebagai Ketua ASEAN 2020 dan Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk masa bakti 2020-2021.”
PM Nguyen Xuan Phuc juga memberitahukan bahwa kedua pihak sepakat mendorong pertukaran delegasi tingkat tinggi, terutama ketika Vietnam menjadi Ketua ASEAN dan mengundang Presiden serta Penasehat Negara Myanmar melakukan kunjungan ke Vietnam. Beliau menekankan Vietnam berbagi dengan Myanmar tentang masalah Rakhine selama ini dan terus bersama-sama dengan negara-negara ASEAN membantu Myanmar memecahkan masalah ini secara harmonis di atas dasar perdamaian dan rekonsiliasi nasional.