Wakil Vietnam di PBB menegaskan bahwa kebijakan embargo AS melawan Kuba adalah satu langkah mundur

(VOVWORLD) - Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) angkatan ke-73, dari 31/10-1/11, di bawah pimpinan Ketua Majelis Umum, Maria Fernanda Espinosa Garcés telah mengadakan sidang pleno, membahas dan memberikan suara mengesahkan rancangan resolusi No. A/73/L.3 tentang “Perlunya menghapuskan embargo embargo ekonomi, perdagangan dan keuangan Amerika Serikat (AS) terhadap Kuba”.
Wakil Vietnam di PBB menegaskan bahwa kebijakan embargo AS melawan Kuba adalah satu langkah mundur - ảnh 1 Dubes Dang Dinh Quy, Kepala Perwakilan Vietnam di PBB (Foto: VNA)

Ketika berbicara di depan sesi perbahasan umum, atas nama Vietnam, Duta Besar (Dubes) Dang Dinh Quy, Kepala Perwakilan Vietnam di PBB menekankan bahwa sinyal-sinyal yang positif dalam hubungan AS-Kuba pada beberapa tahun lalu sedang berangsur-angsur hilang ketika embargo-embargo dan sanksi-sanksi yang diperkokoh kembali dan ditingkatkan secara berarti oleh pemerintahan pempinan Presiden Donald Trump dari bulan April tahun 2017; menegaskan bahwa kebijakan ini AS merupakan satu langkah mundur dan menigkatkan ketegangan dalam hubunga dua negara. Ketika berbagi pengalaman praktek Vietnam, Dubes Dang Dinh Quy menegaskan pandangan konsisten Vietnam ialah melawan pengenaan embargo-embargo dan memberikan tekanan sepihak dari negara manapun; menegaskan bahwa Vietnam akan memberikan suara pro terhadap rancangan resolusi Kuba dan menginginkan agar bersama dengan komunitas internasional berseru kepada AS supaya membatalkan segera kebijakan embargo, menciptakan syarat kepada Kuba untuk memanfaatkan secara optimal potensi perkembangan, integrasi ekonomi dan perdagangan dunia secara adil dan setara.

Wakil dari 7 kelompok negara kawasan dan lebih dari 40 negara semuanya menegaskan dukungan terhadap resolusi ini, berseru kepada AS cepat membatalkan kebijakan embargo dan blokade terhadap Kuba, mencatat perubahan-perubahan yang positif dalam kebijakan-kebijakan Kuba dari Pemerintahan Presiden Barack Obama, bersamaan itu menyatakan kekhawatiran tentang akibat-akibat yang berbahaya dari kebijakan memperkokoh kembali dan memperkuat embargo-embargo terhadap Kuba dari Pemerintahan Pimpinan Presiden Donald Trump.

Komentar

Yang lain