Yerusalem Timur haruslah merupakan Ibukota Negara Palestina pada masa depan
(VOVWORLD) - Yerusalem Timur harulah merupakan Ibukota Negara Palestina pada masa depan. Demikian ditegaskan Raja Yordania, Abdullah II ketika menerima Wakil Presiden (Wapres) Amerika Serikat (AS), Mike Pence di Ibukota Amman pada Minggu (21 Januari).
Raja Yordania, Abdullah II (kanan) menerima Wapres AS, Mike Pence. (Foto: AP) |
Raja Abdullah II menyatakan kekhawatiran tentang keputusan AS ketika mengakui Yerusalem sebagai Ibukota Israel. Raja Yordania menekakan opsi "dua Negara" adalah solusi satu-satunya bagi bentrokan antara Israel dan Palestina. Menurut Raja Abdullah II, gerak-gerik AS bisa meningkatkan fikiran radikal dan menghasut ketegangan dalam komunitas orang Islam dan Kristen.
Pada pihaknya, Wapres AS, Mike Pence menamakan pengakuan Presiden Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai Ibukota Israel adalah “keputusan yang bersejarah”, tapi menekankan bahwa AS menghormati peranan pengawasan terhadap tempat-tempat agama di Yerusalem dari Yordania.
Yordania adalah tempat persinggahan ke-2 dalam perlawatan Wapres AS, Mike Pence di Timur Tengah. Sebelumnya, Wapres AS telah tiba di Mesir. Setelah kunjungan-nya di Yordania, Wapres AS, Mike Pence akan mengunjungi Israel.