(VOVWORLD) - Saudara-saudara pendengar! Saya, Thuy Trang, sangat gembira bisa kembali menjumpai Saudara-saudara dalam Acara “Kotak Surat Anda” pekan ini. Dalam seminggu ini, program Siaran Bahasa Indonesia, VOV5 menerima 23 pucuk surat dan email Saudara-saudara pendengar, di antaranya dari Saudara-saudara: M. Sumantri di Jawa Barat, Hari Santosa di Jawa Timur, Shivendu Paul di India, dan beberapa pendengar lainnya yang telah menyampaikan laporan pantauan siaran radio dan penilaian kualitas gelombang radio yang cukup baik dan stabil pada frekuensi 12020 Khz dan 9840 Khz, SINPO 44444, 22222, 43333, 43222, 54444. Namun, kami juga mencatat laporan pantauan siaran radio dari Saudara Minlin dan Hari Santosa yang menginfokan bahwa gelombang radio sempat tidak ada sinyal selama beberapa hari. Terima kasih atas laporan pantauan siaran radionya, beberapa kasus hilangnya atau lemahnya sinyal. Kami akan berupaya mengatasi masalah ini sesegera mungkin.
Mengawali acara “Kotak Surat Anda” pekan ini, kami akan menjawab pertanyaan saudara Hari Santosa. Dalam suratnya ia bertanya: “Di Indonesia ada berbagai macam alat musik tradisional yang masih dijaga kelestariannya, antara lain: gamelan, gendang, seruling, sitar dan masih banyak yang lain. Apakah di Vietnam juga ada alat musik asli tradisional yang masih digunakan sampai saat ini? Apa saja jenisnya? Apakah tiap suku memiliki alat musik yang jadi ciri khas masing-masing suku tersebut?”
Saudara Hari Santosa yang budiman, Vietnam adalah satu negara yang memiliki satu khazanah instrumen musik tradisional yang sangat kaya dan beragam. Hingga saat ini, Vietnam tetap melestarikan sangat banyak jenis instrumen musik tradisional yang terkait masing-masing daerah serta etnis-etnis, khususnya etnis minoritas. Bisa disebutkan berbagai instrumen tradisional di Daerah Dataran Rendah Hong dan Daerah Lereng Gunung Vietnam Utara, seperti seruling, rebab “nhi”, drum, sitar bulan dan sebagainya yang digunakan dalam kegiatan komunitas, pesta, dan ragam seni, seperti lagu rakyat Cheo, lagu rakyat Chau Van, wayang golek, lagu rakyat Quan Ho dan sebagainya. Di Daerah Pegunungan Utara dapat ditemui berbagai jenis instrumen khas, seperti Sitar Tinh, drum “Tang Sanh”, seruling Khen, dan instrumen lain dari etnis-etnis minoritas. Daerah pesisir dan Daerah Pengunungan Tay Nguyen Tengah adalah tempat berkumpulnya suku-suku asli Vietnam, dimana musik menjadi jiwa masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dengan semua ritual dan kepercayaan. Musik juga merupakan alunan relijius yang mengungkapkan hasrat menggelora dalam kehidupan yang diwakili berbagai instrumen musik, seperti sitar “paranung”, drum “ghi nang”, terompet “saranai”. Juga etnis-etnis di Daerah Pegunungan Tay Nguyen dengan berbagai alat musik yang mempunyai melodi khas pegunungan dan hutan megah: gong dan bonang, sitar “t’rung”, sitar batu, terompet tanduk kerbau, sitar tabung bambu, dan lain-lain. Dapat dikatakan musik berhubungan dengan budaya, musik lahir dari kehidupan sehari-hari, dari berpikir, berprilaku, dan dari si pemilik kehidupan. Setiap etnis di Vietnam memiliki istiadat, ciri budaya yang khas dan unik. Dari situ terjalin melodi-melodi yang khas, dan berbagai jenis instrumen musik yang beragam.
Saudara Hari Santosa yang budiman, kami baru saja perdengarkan satu petikan dari Resital Sitar T’rung. Mudah-mudahan uraian sepintas tersebut memuaskan keingintahuan Anda. Apakah Anda juga bisa berbagi kepada kami serta para pendengar tentang berbagai jenis instrumen musik tradisional di Indonesia? Sebelumnya kami ucapkan terima kasih.
Selanjutnya, kami ingin memperkenalkan produk sedotan dari beras yang ramah lingkungan di Vietnam - satu produk paling baru dan menarik di Vietnam. Ini juga merupakan pertanyaan Saudara Kim Sen Sok di Kamboja yang dikirimkan kepada kami pekan ini.
Jenis sedotan tersebut berbahan dasar tepung beras, dapat hancur sendiri dalam waktu singkat dan sangat ramah lingkungan, yang menjadi salah satu kecenderungan kekinian. Sedotan berbahan dasar tepung beras ini mempunyai 4 warna yang diekstrak dari sayur-sayuran alami, seperti: warna putih alami dari tepung beras, warna hitam dari wijen hitam, warna ungu dari ubi bit merah, warna hijau dari daun lembayung malabar.
Produk sedotan dari beras yang ramah lingkungan di Vietnam (Foto: Internet) |
Dengan tujuan hanya sekali pakai, sedotan tersebut dapat tertahan sekitar 18 bulan dan dipertahankan bentuknya di dalam air selama 2 jam. Yang patut diperhatikan, selain berfungsi untuk keperluan minum, sedotan tersebut dapat dimasak dalam microwave menjadi kue beras, apabila digoreng dengan minyak akan menjadi makanan ringan untuk anak-anak. Sedotan tersebut juga dapat dikonsumsi sebagai mi atau pasta. Sedotan juga bisa dijadikan pupuk organik untuk merawat tanaman hias. Saat ini, produk ini sudah dieskpor ke banyak negara, antara lain Jepang, negara-negara Eropa, Republik Korea, dan lain-lain, di samping dijual di pasar domestik.
Saudara pendengar, apabila Anda ingin mendengar dan membaca kembali program siaran kami, silakan Saudara akses website: www.vovworld.vn. Semua pertanyaan mohon dikirim ke alamat Email: Indonesia.vov5@gmail.com atau alamat pos: Jalan Ba Trieu, nomor 45, Distrik Hoan Kiem, Kota Ha Noi, Vietnam.