(VOVworld) –Turis ketika mengunjungi kota Hue selalu asyik dengan lanskap bumi daerah Hue dari mousolium masa dulu sampai ruang yang aman tenteram dan spiritualitas pagoda-pagoda di kota Hue dan keindahan rumah pekarangan. Tapi di samping keindahan dan kekunoan-nya itu, kota Hue juga menarik turis karena kehidupan-nya yang lugas dan lanskap yang masih alami. Itulah daerah rawa-rawa yang memanjang luas sehingga membuat kota Hue semakin indah dan eksotis.
Rawa-rawa Tam Giang adalah salah satu diantara beberapa rawa-rawa
yang paling besar di Asia Tenggara
(Foto: dulichphohue.com)
Datanglah ke kota Hue sekali untuk menikmati keindahan alam dan manusia di daerah ini dengan satu hamparan rawa-rawa yang memanjang sepanjang pantai. Untuk ingin menemukan dan menikmati keindahan permukaan air di daerah rawa-rawa di bumi Hue, para turis sebaiknya naik sepeda motor. Kalau menggunakan kendaraan ini di jalan negara nomor 49, mulai dari jantungnya kota Hue, di satu sisi adalah laut dan di sisi lain adalah hamparan rawa-rawa seperti Thanh Lam, Sam, Ha Trung, Thuy Tu, Cau Hai dan lain-lain seolah-olah seperti berjalan di atas jalan di tengah-tengah dua tepian air. Saudara Nguyen Thanh Cong, seorang fotografer amatir sudah tidak ingat lagi berapa kali dia datang ke kota Hue dan melepas seluruh jiwanya di atas permukaan air. Dia memberitahukan: “Di kota Hue, ada banyak rawa-rawa, diantaranya ada yang paling besar ialah beberapa rawa-rawa seperti Tam Giang, Cau Hai, Thuy Tu dan Chuon. Beberapa rawa-rawa ini saling berkonektivtas erat. Jika naik perahu di rawa-rawa, bisa berjalan dari rawa-rawa ini ke rawa-rawa lain yang semuanya mengalir ke laut, sehingga menciptakan satu ruang yang luas. Ketika menempuh rawa-rawa ini, pertama-tama bicara tentang pemotretan. Di tengah-tengah pemandangan saat senja yang luas itu, bisa membuat foto-foto yang sangat indah, khususnya tentang awan dan langit, serta air yang sangat jernih dan berwarna biru di kota Hue”.
Waktu fafar di rawa-rawa Tam Giang
(Foto: dulichphohue.com)
Rawa-rawa Tam Giang yang terkenal karena terletak di daerah air payau yang paling besar di Asia Tenggara, yang lokasinya kira-kira 12 Km dari kota Hue. Rawa-rawa Tam Giang membawa keindahan yang masih liar dan sepi, sehingga membuat semua orang ketika datang ke sini juga mengagumi keindahan yang masih alami dan mempesonakan itu. Dulu, kalau datang ke rawa-rawa Tam Giang tidak mudah, tapi sekarang orang bisa mudah datang ke sini, dapat menginap dan tidur untuk memandangi bintang atau menyambut fajar menyingsing di atas permukaan air. Ketenteraman di sini tidak ada di tempat yang lain. Rawa-rawa yang paling indah adalah saat waktu fajar dan senja. Pada saat itu, rawa-rawa mengenakan sendiri baju warna kuning fajar dan warna merahnya waktu senja. Di atas perahu yang meluncur ringan di tengah-tengah tiupan angin, air dan awan langit, Anda akan seperti berbaur pada pemandangan alam yang puitis untuk merasakan satu ruang alam yang sudah masuk ke dunia sajak, musik dan lukisan. Saudara Nguyen Thanh Cong memberitahukan bahwa pada saat ini, rawa-rawa tampak seperti mengenakan sendiri satu baju yang berwarna-warni.
“Senja yang merah yang ditambah dengan warna biru langit dan permukaan air, akan menciptakan warna yang sangat istimewa. Namun, untuk membuat satu foto yang indah di rawa-rawa di bumi Hue bukanlah ruang yang luas, melainkan adalah warga di kawasan rawa-rawa. Saya merasa sangat terkesan akan caping. Ketika naik perahu di rawa-rawa Tam Giang, saya untuk pertama kalinya melihat caping-caping di atas permukaan air dan saya bertanya mengapa ada begitu banyak caping seperti itu. Pengayuh perahu bilang bahwa warga sedang mencari produk perikanan di bawah permukaan air. Serentetan caping menciptakan barisan-barisan dan bayngan caping yang tampak sangat indah".
Naik perahu di rawa-rawa Tam Giang
(Foto: dulichphohue.com)
Warga di rawa-rawa pada pokoknya hidup dengan usaha menangkap dan membudidayakan perikanan. Di rawa-rawa, beberapa perahu berjalan sepanjang barisan-barisan tonggak dan pagar dari rentangan jaring. Dari kejauhan tampak hutan-hutan pohon cemara laut untuk mencegah gelombang pasir.
Setelah lama naik perahu di rawa-rawa, tidak ada yang interesan dari pada singgah di satu warung terletak di dermaga untuk menikmati makanan-makanan yang khas dan langka yang hanya ada di rawa-rawa ini. Ikan, cumi-cumi, udang, rajungan yang segar dan meloncat-loncat, dagingnya yang enak dan sedap. Justru sumber air payau telah membuat udang dan ikan di rawa-rawa Tam Giang dan Cau Hai punya bau harum yang sangat khas.