(VOVworld) - Para pendengar, orang Vietnam mempunyai tradisi haus belajar, memuliakan guru, menghargai moral. Tradisi yang baik tersebut dilestarikan dan dikembangkan melalui banyak generasi. Saban tahun pada 20 November, Hari Guru Vietnam, generasi-generasi pelajar selalu mengarah ke para gurunya yang tercinta. Dalam program musik Vietnam pekan ini, kami akan menyampaikan lagu-lagu yang bagus kepada para pendengar, khususnya para guru sebagai pengganti kata balas budi kami.
Para guru merupakan orang yang menanam bibit hijau untuk masa depan Tanah Air. Sejak saat mulai belajar membaca, belajar menulis kata-kata pertama, sampai saat dewasa dan mencapai banyak prestasi, kita harus ingat jasa para guru.
Terimakasih atas pelajaran pertama guru
Jalan menuju ke masa depan membangun Tanah Air yang kaya
Saya telah belajar pelajaran pertama
Yaitu lagu tentang cinta Tanah Air yang tidak aku lupakan
Itulah kata-kata dalam lagi “Pelajaran pertama” yang menyatakan utang budi dan perasaan dari semua generasi pelajar terhadap para gurunya. Marilah Anda Sekalian mendengarkan lagu Pelajaran pertama – ciptaan komponis Truong Xuan Man
“Pelajaran pertama”
Ketika rambut guru sudah ubanan , rambutku masih hijau
Ketika rambut guru semuanya sudah putih, kami telah dewasa
Itulah permulaan dalam lagi “Ketika Rambut Guru Putih”, ciptaan komponis Tran Duc. Lagu ini lahir dalam satu kampanye mencipta lagu tentang cabang pendidikan pada tahun 1994. Komponis menceritakan bahwa dalam satu kali pulang ke kampung halaman, dia telah bertemu dengan guru lama dan dia mengesankan rambut yang putih pak guru. Pada saat itu, hati komponis penuh dengan perasaan cinta dan dia sangat menghargai gurunya.
Ketika Rambut Guru Sudah Putih
***************************
Untuk mengakhiri program ini, marilah Anda Sekalian mendengarkan lagi “Berutang budi pada jasa guru”, ciptakan komponis Nguyen Ngoc Thien. Ini adalah lagu yang enak didengarkan dengan irama gembira, menceritakan kenang-kenangan para pelajar setelah beberapa tahun kembali ke sekola untuk bertemu dengan gurunya, tetapi yang tinggal hanya kenangan dengan suara guru.
Berutang budi pada jasa guru