Pemuda melewati 10 negara ASEAN untuk menyosialisasikan Vietnam

(VOVworld) – Perjalanan selama 30 hari melewati 10 negara ASEAN, melakukan kira-kira 100 wawancara pendek kepada warga setempat untuk mendengarkan apa yang mereka katakan, apa yang mereka fikir dan bagaimana mereka mengetahui tentang Vietnam. Kemudian membuat video klip supaya semua orang, khususnya para pemuda bisa bersama-sama melakukan perbahasan agar Vietnam bisa menjadi lebih indah dalam pandangan sahabat internasional. Itu usaha yang dilakukan pemuda yang bernama Bui Quang Binh, 26 tahun yang sekarang adalah seorang dosen bahasa Inggeris di kota Da Nang (Vietnam Tengah). 

Pemuda melewati 10 negara ASEAN untuk menyosialisasikan Vietnam - ảnh 1
Pemuda Bui Quang Binh menyyosialisasikan citra Tanah Air
(Foto: vov.vn)

Punya kegandrungan berwisata, suka menguak tabir dan melakukan hal-hal yang lain dari pada yang lain, namun pertanyaan “Apa fikiran orang asing tentang Vietnam” barulah merupakan tenaga pendorong bagi perjalanan selama sebulan ke 10 negara ASEAN yang dilakukan Bui Quang Binh, dengan nama julukan sebagai “Vietnam backpacker” Sejak awal Mei 2014, perjalanannya dimulai melewati Laos, Kamboja, Thailand sampai ke Singapura, Myanmar, Malaysia, dll. Ibu kota semua negara dipilih Bui Quang Binh sebagai tempat persinggahannya. Binh memberitahukan bahwa ini bukan perjalanan wisata yang biasa, tapi merupakan perjalanan untuk melihat Vietnam melalui lensa-lensa yang lain.

Bui Quang Binh memberitahukan: “Saya ingin mencaritahu tentang apa fikiran rakyat negara-negara ini terhadap Vietnam. Dan saya ingin berbagi informasi ini kepada semua orang Vietnam, melalui itu orang Vietnam bisa lebih mengetahui diri sendiri, menarik pengalaman yang bermanfaat tentang semua segi kehidupan”.

Pemuda melewati 10 negara ASEAN untuk menyosialisasikan Vietnam - ảnh 2
Bui Quang Binh di Malaysia
(Foto: vov.vn)

Tiga hari sebelum berangkat, Binh menyiapkan pertanyaan, beberapa makanan khas dari berbagai daerah di Vietnam. Sebuah kamera kecil menjadi temannya di setiap penggalan jalan. Di setiap tempat persinggahan, Binh mengibarkan Bendera Nasional Vietnam untuk mencatat detik-detik di negara sahabat, bersamaan itu menyanyikan lagu kebangsaan Vietnam untuk menyerap perhatian semua orang di sekitar. Ketika bertemu dengan para pemuda di negara setempat, Binh bertanya apa yang mereka fikir, apa yang mereka ketahui tentang negeri dan manusia Vietnam. Semua jawaban telah dicatat oleh Binh. Yaitu Vietnam tenteram, indah, rakyatnya akrab, ramah dan mayoritas kaki wisatawan tertahan oleh senyuman yang manis. Di setiap tempat persinggahan, Binh bertemu dengan kira-kira dari 5 sampai 6 orang saja, namun penggalan jalan yang pendek itu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh Binh untuk menyosialisasikan citra Tanah Air Vietnam.

Bui Quang Binh mengatakan: “Satu hal yang menarik ialah mereka dapat mengetahui lebih banyak tentang negeri Vietnam kita. Misalnya ketika melihat foto teluk Ha Long, mereka mengatakan tidak menyangka di Vietnam ada pemandangan yang seindah itu. Selain foto, saya juga membawa kue kacang hijau, gula-gula kelapa, arak beras Vietnam, dan sebagainya dan menawarkannya kepada mereka. Mereka merasa sangat terkesan tentang Vietnam. Setelah melihat foto tentang Vietnam, mendengarkan lagu Vietnam, maka mereka ingin datang ke Vietnam dan bicara pasti akan datang ke Vietnam. Hal itu membuat saya merasa senang dan percaya diri akan Tanah Air kita”.

Sebagai seorang dosen bahasa Inggeris, maka tidak sulit bagi Binh untuk menyalurkan dan memanfaatkan informasi dari fikiran rakyat negara-negara setempat, pandangan mereka tentang masalah-masalah sosial, politik, pendidikan Vietnam, dll sepanjang perjalanannya. Khususnya ada satu kenangan yang sudah menjadi memori yang mendalam bagi Binh. Yaitu ketika tiba di Myanmar, tempat persinggahan ke-4 dalam perjalanan ke-sepuluh negara ASEAN, pada saat menunggu pesawat terbang di bandara Malaysia, Binh melihat di televisi Malaysia yang meliput berita tentang penempatan secara tidak sah anjungan minyak Haiyang Shiyou oleh Tiongkok di zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen Vietnam. Binh menceritakan: 
Saat itu, ketika melihat rakyat seluruh negeri melakukan demonstrasi, saya merasa berkobar dalam hati, merasakan secara jelas semangat patriotisme, rasa seperti ingin menangis ketika melihat rakyat seluruh negeri memanifestasikan semangat patriotismenya”.

Pemuda melewati 10 negara ASEAN untuk menyosialisasikan Vietnam - ảnh 3
Bui Quang Binh di Indonesia
(Foto: vov.vn)

Saat itu, di negara ASEAN manapun, Binh juga dapat mendengarkan informasi tentang penempatan secara tidak sah anjungan minyak oleh Tiongkok tersebut. Ombak Laut Timur bergejolak dalam hati pemuda. Walaupun di luar rencana perjalanan, tapi Binh juga mencatat pendapat rakyat negara-negara ASEAN terhadap kasus tersebut, bagaikan satu cara untuk memanifestasikan semangat patriotismenya. Binh menceritakan bahwa semua responden tidak mendukung tindakan Tiongkok, tapi mereka sama-sama menginginkan perdamaian dan menangani ketegangan melalui dialog.

Semua jawaban dan penilaian dari semua orang yang ditemukan oleh Binh dan berbicara dengan dia dalam perjalanan ke 10 negara ASEAN akan diperkenalkan melalui serentetan video klip dengan 10 episode dalam bermacam-macam tema. Sekarang sudah ada 3 episode diluncurkan ke Youtube yaitu “
Apa fikiran ASEAN tentang Vietnam”, “Apa fikiran ASEAN tentang tindakan Tiongkok, solusi bagi Vietnam” dan lagu “Adinda pada hari kemarin versi Vietnam backpacker”.

Binh berharap supaya melalui semua jawaban tentang Vietnam, serta perasaan dan fikiran penduduk semua negara ASEAN tentang Vietnam, seluruh penduduk, khususnya para pemuda Vietnam akan bersama-sama memberikan komentar supaya Vietnam menjadi semakin lebih indah di mata sahabat internasional./. 

Komentar

Yang lain