Vietnam Menuju Penguasaan Teknologi Produksi Berbagai Jenis Vaksin

(VOVWORLD) - Selama lebih dari 20 tahun terakhir, bidang penelitian dan pengembangan vaksin untuk pencegahan dan pengendalian penyakit berbahaya di Vietnam telah mendapat perhatian dan investasi dari Pemerintah, kementerian dan instansi, dan telah mencapai hasil-hasil tertentu. Di antaranya berbagai jenis vaksin seperti Difteri-Tetanus-Batuk Rejan, Tuberkulosis, Hepatitis B, Radang Otak Jepang  telah turut mengurangi persentase penderita dan kematian. Penyakit polio juga telah diberantas pada 2002, wabah kolera dan demam tifoid  juga dikendalikan.
Vietnam Menuju Penguasaan Teknologi Produksi Berbagai Jenis Vaksin - ảnh 1Vaksin COVIVAC diteliti dan dikembangkan oleh Institut Vaksin dan Biologi Medis (IVAC) dari Kementerian Kesehatan Vietnam (Foto: Thanh Van / VNA)

Hingga kini, Vietnam sudah menguasai teknologi dan berhasil memproduksi berbagai jenis vaksin demi Program Vaksinasi yang Diperluas dan beberapa jenis vaksin lainnya, turut memberantas dan mengalahkan wabah yang berbahaya, menjamin keamanan, keselamatan dan kesehatan masyarakat.

Sekarang di seluruh negeri ada 4 lembaga negara yang melakukan penelitian dan memproduksi vaksin, yaitu: Institut Vaksin dan Produk Biologi Medis (IVAC); Pusat Penelitian, Produksi Vaksin dan Produk Biologi Medis (POLYVAC); Perusahaan Perseroan Terbatas Pemegang Saham Tunggal Vaksin dan Produk Biologi Medis Nomor 1 (VAVIOTECH); dan Perusahaan Perseorangan Terbatas Pemegang Saham Tunggal Vaksin Pasteur Da Lat. Khususnya sejak wabah Covid-19 merebak, beberapa badan usaha (milik negara maupun swasta) telah melakukan penelitian dan transfer teknologi produksi vaksin Covid-19 dengan berbagai teknologi yang berbeda.

Vietnam memiliki 2 vaksin yang sedang berada dalam tahap uji klinis, yaitu: vaksin Nanocovax yang diteliti dan dikembangkan oleh Perusahaan Saham Gabungan Bioteknologi Farmasi Nanogen; dan vaksin COVIVAC yang diteliti dan dikembangkan oleh Institut Vaksin dan Biologi Medis (IVAC) dari Kementerian Kesehatan Vietnam. Di antaranya, vaksin COVID-19 "buatan Vietnam" Nanocovax yang diproduksi oleh Perusahaan Nanogen tengah berada dalam tahap ke-3 uji klinis, dengan hampir 14.000 orang yang sudah divaksinasi satu atau dua kali. Ini adalah vaksin yang menggunakan teknologi DNA rekombinan - salah satu teknologi pengembangan vaksin saat ini. Dr. Do Minh Sy, Direktur Pusat Penelitian, Perusahaan Nanogen mengatakan:

“Saat ini di dunia ada empat teknologi produksi vaksin, yaitu: vaksin tidak aktif, vaksin adenovirus, vaksin dengan teknologi mRNA dan vaksin yang menggunakan teknologi DNA rekombinan. Kami memiliki banyak pengalaman dalam mengembangkan produk yang terkait dengan teknologi DNA rekombinan, jadi kami memutuskan mengembangkan vaksin yang menggunakan teknologi ini.”

Menurut Mayor Jenderal, Prof. Dr. Do Quyet, Direktur Institut Ilmu Kedokteran Militer, lembaga peserta penelitian dan pengujian vaksin Nanocovax, hingga saat ini bisa dikatakan bahwa vaksin tersebut telah berhasil menjamin keselamatan dan efektivitasnya berdasarkan imunogenisitas :

“Institut Ilmu Kedokteran Militer dan Institut Pasteur Kota Ho Chi Minh memberi suntikan vaksin kepada 12.000 orang. Sampai sekarang, lebih dari 11.000 orang telah divaksinasi. Hasil-hasil dasar mencapai lebih dari 92%. Dari hasil penelitian dalam ketiga tahap tersebut, penilaian vaksin akan berdasarkan pada tiga faktor yang paling mendasar. Pertama harus aman, sekarang bisa dikatakan aman. Bisa ditegaskan bahwa vaksin tersebut aman dan efektif berdasarkan imunogenisitas, dan perlu dilaporkan kepada Kementerian Kesehatan dan  komite etik untuk  memberikan perizinan.”

Vietnam Menuju Penguasaan Teknologi Produksi Berbagai Jenis Vaksin - ảnh 2Mayor Jenderal, Prof. Dr. Do Quyet (VGP / Dinh Nam)

Bersama dengan vaksin Nanocovax, vaksin Covivac yang dibuat Institut Vaksin dan Biologi Medis (IVAC) juga sudah selesai uji klinis tahap pertama dan mulai ke tahap 2. Dr. Duong Huu Thai, Direktur IVAC mengatakan bahwa vaksin Covivac diproduksi dari teknologi berbasis telur ayam, yang adalah teknologi produksi vaksin klasik. Dalam uji tahap pertama, vaksin tersebut dinilai aman, ditoleransi dengan baik, dan bersifat imunogenik.

Selain itu, alih teknologi vaksin dari negara asing untuk memproduksi vaksin dalam negeri juga digelar oleh beberapa badan usaha, misalnya Vingroup yang menerima alih teknologi produksi vaksin Covid-19 dengan menggunakan teknologi mRNA dari Amerika Serikat; atau Perusahaan Persero Kemajuan Internasional AIC dan Perusahan Perseorangan Terbatas Pemegang Saham Tunggal Vaksin dan Biologi Medis Nomor 1 (VABIOTECH) yang menerima alih teknologi produksi vaksin dari Perusahaan Shionogi (Jepang); dan  teknologi produksi vaksin dari Sputnik-V (Rusia) juga diserahkan kepada VAIBIOTECH dan Perusahaan DS-Bio.

Untuk menetapkan peran penting vaksin, khususnya di tengah pandemi Covid-19 yang kian berkembang kompleks, dan kepemimpinan Pemerintah, Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vietnam telah berkoordinasi dengan berbagai kementerian dan instansi untuk membuat Program Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Titik Berat Nasional “Meneliti dan Memproduksi Vaksin untuk Manusia hingga 2030”. Vietnam berupaya sampai 2025 dapat menguasai teknologi 25 jenis vaksin dan memproduksi minimum 15 jenis vaksin, lebih lanjut sampai 2030 dapat menguasai teknologi 30 jenis vaksin dan memproduksi minimum 20 jenis vaksin.

Komentar

Yang lain