(VOVworld) - Menanam pohon cabai di pekarangan rumah menjadi salah satu diantara langkah-langkah yang diajukan pemerintah pimpinan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono selama ini untuk mencegah kenaikan inflasi. Presiden Indonesia berpendapat bahwa langkah ini akan membatasi harga cabai- satu jenis bahan makanan tradisional yang tidak bisa kurang dalam daftar makanan rakyat Indonesia.
Kaum tani di Sumatera Utara menanam cabai.
( Foto: nld.com.vn)
Pada tahun 2011, karena hujan banyak, negeri Indonesia harus menghadapi bencana banjir selama berbulan-bulan. Oleh karena itu, muncul hama ulat di areal yang luas, sehingga membuat produktivitas cabai mengalami kemerosotan drastis. Sumber suplai cabai tidak memenuhi kebutuhan sehingga harga cabai meningkat kira-kira 5 kali lipat. Jadi, harga cabai di Indonesia lebih mahal terbanding dengan harga daging sapi. Hal ini sedang berpengaruh banyak terhadap rakyat Indonesia, karena mereka terkenal sebagai orang- orang yang suka makan cabai. Hampir semua jenis makanan orang Indonesia menggunakan cabai. Selain gagal panenan cabai, harganya naik, pada tahun lalu cuacanya juga tidak baik-akibat adanya perubahan iklim, maka panenan padi di banyak daerah di Indonesia merosot, maka harga beras juga naik, ada tempat dimana harga beras naik kira-kira 10 persen.
Untuk menghadapi situasi itu, Pemerintah Indonesia telah memutuskan mengimport 1,3 juta ton beras dari Thailand dan Vietnam pada bulan Februari tahun ini setelah menghentikan impor beras selama dua tahun. Akan tetapi, Pemerintah Indonesia memberitahukan justru sedang mengkhawatirkan kenaikan harga cabai. Oleh karena itu, caranya hanya bagaimana supaya rakyat memproduksi cabai untuk makanan sehari-hari, baru bisa membantu menurunkan harga cabai. Seperti halnya dengan banyak warga lain di Indonesia, keluarga saudari Maryuni di Jawa Tengah juga menggunakan banyak cabai untuk makan sehari-hari. Saudari Maryuni memberitahukan:
“ Saya menanam cabai karena keluarga saya ini kan suka pedas jadi punya tanaman cabai untuk kebutuhan sendiri . Jadi buat saya tidak ada pengaruhnya"
Dalam makanan rakyat Indonesia selalu digunakan cabai.
( Foto: yume.vn)
Gerakan menanam cabai di pekarangan rumah telah menyebar luas di seluruh negeri. Di kota Jakarta, warga kota telah memanfaatkan bidang-bidang tanah di antara gedung-gedung bersusun untuk meningkatkan areal penanaman pohon cabai, sebagian untuk memenuhi kebutuhan setiap hari. Untuk menyambut gerakan ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Mari Elka Pangestu dulu menjabat Menteri Perdagangan tapi sekarang adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga menanam banyak pohon cabai di pekarangan rumah dan di pot-pot bunga. Sekarang, Kementerian Pertanian Indonesia juga mulai menyosialisasikan secara luas cara menanam sayur-sayuran dan ubi, khususnya pohon cabai untuk kepentingan makan keluarganya.
Rakyat Indonesia sedang aktif menanam pohon cabai.
( Foto: baocongthuong.com.vn)
Selain itu, pemerintah juga telah mulai mendorong kuat gerakan tersebut dengan cara memberikan secara gratis bibit pohon cabai kepada rakyat di beberapa daerah. Untuk menyambut gerakan tersebut, Doktor Muhamad Syukur, Dosen Fakultas Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor juga memberikan kepada rakyat ilmu pengetahuan pokok tentang menanam cabai guna memberikan bahan-bahan yang segar untuk makan sehari-hari.Doktor Muhamad Syukur mengatakan: “
Masyarakat awam itu bisa menanam cabai karena cabai bisa ditanam di mana saja dan kapan saja. Cabai bisa ditanam di dataran tinggi, dataran rendah dan lereng gunung dan bisa ditanam pada musim hujan dan musim kemarau. Jadi kalau kita hanya punya lahan sempit, tetap bisa mengatur dan memaneni cabai setiap hari".
Harga cabai di pasar Indonesia naik tinggi.
( Foto: nld.com.vn)
Bapak Agung Laksono, Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat Indonesia memberitahukan bahwa pemerintah sedang menaruh perhatian khusus untuk mencegah kenaikan harga cabai dengan cara mencari sumber pemasokan dari luar. Dia juga mengakui bahwa di Indonesia cabai merupakan satu unsur bahan makanan yang berpengaruh terhadap kenaikan inflasi. Tidak hanya berseru kepada rakyat supaya menanam pohon cabai untuk mencegah inflasi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga berseru kepada rakyat supaya mengubah kebiasaan menganggap beras sebagai bahan pangan pokok. Pemerintah telah meresmikan gerakan untuk berseru kepada rakyat "mengubah unsur makan sehari-hari" dengan cara makan tambahan jagung, ubi jalar, singkong untuk mengurangi ketergantungan pada beras. Pada latar belakang harga pangan di seluruh dunia mendekati tarap rekor, lebih dari 100.000 Rupiah (sama dengan 13 USD) per kilogram, maka Pemerintah Indonesia telah menerapkan banyak langkah dengan harapan akan bisa memecahkan sebagian kebutuhan pangan untuk lebih dari 240 juta jiwa./.