Dunia pada 2012 menjadi panas dengan masalah kedaulatan laut dan pulau

(VOVworld) – Satu peristiwa yang menyerap perhatian dari opini umum dunia pada tahun 2012 ialah masalah keamanan di laut. Semua ketegangan yang baru muncul tentang kedaulatan di laut dan yang paling menonjol di kawasan Asia – Pasifik, telah mengguncangkan hubungan diplomatik antar-negara. Kedaulatan laut dan pulau juga merupakan salah satu diantara tema-tema yang “paling panas” di semua forum internasional pada 2012. 

Dunia pada 2012 menjadi panas dengan masalah kedaulatan laut dan pulau - ảnh 1
Masalah kedaulatan laut dan pulau menjadi panas pada 2012
(Foto: nld.com.vn)

Pada Agustus 2012, suasana di Laut Tiongkok Timur secara mendadak menjadi panas ketika Jepang dan Tiongkok berkonfrontasi baik dengan pernyataan maupun tindakan dalam menuntut kedaulatan kepulauan yang disebut pihak Jepang sebagai Sensaku, sedangkan pihak Tiongkok menyebutkannya sebagai Diaoyu. Ketegangan meledak ketika Jepang menangkap satu kelompok aktivis sosial Hong Kong (Tiongkok) yang masuk ke kepulauan ini. Kasus ini belum sempat mereda, tapi hanya beberapa hari kemudian, satu rombongan yang terdiri dari 150 orang dari Partai sayap kanan Jepang secara beramai-ramai datang ke kepulauan tersebut untuk menancapkan bendera nasional Jepang dan menyanyikan lagu nasional.

Dunia pada 2012 menjadi panas dengan masalah kedaulatan laut dan pulau - ảnh 2
Rombongan orang Jepang datang di kepulauan ini
(Foto: dantri.com.vn)

Tapi klimaksnya perselisihan mulai muncul ketika Tokyo memutuskan melakukan nasionalisasi terhadap tiga pulau dalam kepulauan yang sedang dipersengketakan itu. Sejak saat itu sampai sekarang, dua pihak terus-menerus bertengkar mulut dan kapal Tiongkok juga tidak henti-hentinya memasuki wilayah laut di sekitar kepulauan ini, tanpa memperdulikan peringatan dari pasukan patroli laut Jepang.

Tidak hanya di laut, Tokyo juga menuduh bahwa pesawat terbang Beijing juga memasuki wilayah udara di atas kepulauan yang sedang dipersengketakan dan sebagai balasannya, Jepang juga mengerahkan pesawat tempur tipe F-15 untuk mencegah pesawat terbang Tiongkok tersebut. Serentetan gerak-gerik ini telah mendorong hubungan diplomatik antara dua negara ke taraf yang paling buruk selama beberapa tahun ini. Dua pihak bahkan telah memutuskan membatalkan serentetan peristiwa peringatan 40 tahun normalisasi hubungan diplomatik dan banyak pertemuan bilateral tingkat tinggi yang lain.

Dunia pada 2012 menjadi panas dengan masalah kedaulatan laut dan pulau - ảnh 3
Peta Kepulauan Diaoyu/Senkaku yang dipersengketakan antara Jepang dan Tiongkok
(Foto: vietnamnet.vn)

Juga pada saat itu, hubungan antara Jepang dan Republik Korea memasuki “daerah yang bercuaca buruk”. Presiden Republik Korea Lee Myung-bak mengepalai satu kelompok pejabat datang di pulau Dokdo yang dikelola Republik Korea, dimana Jepang juga mengajukan Klaim dengan menyebutkannya sebagai Takeshima. Tindakan tersebut telah menimbulkan reaksi keras dari pihak Jepang. Tanpa memperdulikan hal tersebut, hanya dalam waktu tiga hari sesudah itu, satu kelompok aktivis Republik Korea terus menyelenggarakan satu lomba berenang estafet dari dari satu pelabuhan di bagian Timur ke kepulauan Dokdo/Takeshima.

Republik Korea juga secara terus terang mengumumkan rencana latihan perang gabungan antara Angkatan Laut – Angkatan Darat – Angkatan Udara dan polisi laut dengan partisipasi dari banyak kapal pereang dan pesawat tempur militer Republik Korea untuk memanifestasikan tekad membela kepulauan Dokdo terhadap serangan oleh kapal-kapal asing. Dua pihak bahkan ingin membawa masalah sengketa ini ke Mahkamah Keadilan Internasional. Pernah ada saat opini umum menduga akan terjadi bentrokan militer antara dua negara adi kuasa di daerah Asia Timur Laut ini.

Dunia pada 2012 menjadi panas dengan masalah kedaulatan laut dan pulau - ảnh 4
Posisi kepulauan Dokdo/Takeshima yang dipersengketakan Jepang dan Republik Korea
(Foto: gdtd.vn)

Bersamaan dengan daerah Laut Tiongkok Timur tersebut, Laut Timur yang berada di posisi berbatasan dengan beberapa negara di kawasan Asia Tenggara, yang dianggap sebagai “Jantung pelayaran” di kawasan ini, pada tahun lalu juga terus “bergejolak” oleh berbagai klaim kedaulatan dari pihak-pihak yang bersangkutan. Daya tarik Laut Timur ialah perdagangan, energi serta makna strategis global merupakan sumbu ledak bagi semua bentrokan pada tahun lalu. Tidak sedikit lokakarya dan forum kecil dan besar telah diadakan pada 2012 untuk membahas masalah keamanan di Laut Timur, tidak hanya pada skala kawasan saja, tapi masalah ini juga menjadi “panas” di meja perbahasan dari berbagai forum global seperti Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Forum kerjasama ekonomi Asia – Eropa, Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur, dll. Suasana di wilayah laut ini sangat menegangkan, bahkan ada saat opini umum merasa cemas karena hanya satu gerak-gerik provokatif yang kecil pun bisa menyulut sumbu ledak peperangan.

Walaupun pada tahun lalu, bentrokan militer besar belum terjadi, tapi bahaya akan satu perlombaan militer telah tampak secara jelas. Anggaran keuangan militer semua negara telah naik drastis dan bersamaan itu ialah demonstrasi kekuatan secara besar-besaran. Kompetisi demi skala pengaruh dan posisi supremasi di laut melalui berbagai latihan perang Angkatan Laut, latihan dengan peluruh benar-benar di laut dengan skala yang kolosal, demonstrasi kapal perang, kapal selam, kapal induk, dan sebagainya muncul dengan frekuensi yang kerap.

Dunia pada 2012 menjadi panas dengan masalah kedaulatan laut dan pulau - ảnh 5
Banyak negara telah mengirim kapalnya ke daerah laut yang dipersengketakan
(Foto: vietgiaitri.com)

Bisa dilihat, keamanan di laut merupakan masalah yang menonjol di kawasan Asia Pasifik pada tahun lalu. Tidak sulit untuk menyedari bahwa semua klaim kedaulatan yang bertumpang-tindih dari semua negara di kawasan muncul pada saat yang “sensitif”. Pada latar belakang sumber daya alam di dalam negeri semakin hari semakin berkurang, banyak negara tentunya sedang harus menuju ke samudera, yang menduduki sampai 70% areal bola bumi ini, guna memuaskan kehausan akan energi yang sedang lebih membesar dari pada yang sudah-sudah.

Akan tetapi, diatas segala hal tersebut, kecenderungan kerjasama di bidang ekonomi dan perdagangan tetap merupakan “warna yang berdominan” dalam panorama hubungan diplomatik di kawasan Asia – Pasifik. Semua ketegangan yang bersangkutan dengan sengketa laut sekarang hanya merupakan langkah mundur sementara dalam hubungan antar-negara, pada saat keharusan kerjasama seraya bersaing selalu tetap merupakan kompetisi yang penuh kerumitan dan setiap negara mempunyai alasan-alasan sendiri untuk membela kepentingannya./.

Komentar

Yang lain