Eropa menghadapi bahaya akan satu musim winter yang dingin membeku

(VOVworld) – Perundingan gas bakar trilateral antara Rusia, Ukraina dan Uni Eropa di Brussels, Belgia baru-baru ini telah tidak mencapai satu permufakatan manapun. Hanya ada satu hal yang dicapai ialah menetapkan pertemuan berikutnya pada 29 Oktober ini. Hasil tersebut tidak di luar dugaan karena problematik-problematik antara para pihak masih ada sehingga perundingan ini sulit bisa mencapai permufakatan terakhir. 


Eropa menghadapi bahaya akan satu musim winter yang dingin membeku - ảnh 1
Sistim pipa penyaluran gas bakar dari Rusia ke Eropa lewat Ukraina
(Foto: thongtinchungkhoan.vn)

Dalam pertemuan antara anggota Energi Uni Eropa, Guenther Oettingger dengan Menteri Energi Rusia, Alexander Novak dan timpalannya dari Ukraina, Yuri Prodan, mereka telah berbahas tentang masalah harga, masalah pembayaran utang gas bakar Ukraina kepada Rusia dan jumlah gas bakar yang bisa dipasok Rusia kepada Ukraina pada musim Dingin ini. Harga dan volume gas bakar sudah disepakati, namun kunci masalahnya ialah pihak Ukraina tidak membayar jumlah utang gas bakar yang sudah dibeli kepada Rusia. Kiev ingin menggunakan jumlah uang pembayaran transit gas bakar dulu dari Rusia untuk membayar utang, tapi Moskwa tidak setuju dan meminta kepada Uni Eropa supaya menjamin kemampuan bayar utang Ukraina karena Rusia mencemaskan Pemerintah Ukraina tidak punya cukup potensi keuangan untuk membayar utang-utang ini.

Pada pihaknya, Uni Eropa belum bisa memutuskan sumber bantuan kepada Kiev, karena pada saat ini juga, Uni Eropa juga sedang harus menghadapi seribu satu kesulitan dalam hal keuangan. Kemacetan perundingan trilateral telah menimbulkan kecemasan bahwa skenario “musim Winter yang dingin membeku”, yang pernah terjadi pada 2006 dan 2009 ketika Rusia memotong sumber pemasokan gas bakar kepada Uni Eropa, bisa terjadi kembali.


Kartu As untuk menciptakan tekanan yang digunakan Rusia ialah gas bakar

Perdebatan yang bersangkutan dengan masalah gas bakar antara Rusia dan Ukraina sekali lagi menimbulkan bahaya akan sumber suplai kepada Eropa ketika musim dingin sedang mendekat. Rusia sekarang adalah pemasok energi paling besar untuk Uni Eropa melalui wilayah Ukraina dengan jumlah suplai menduduki lebih dari 30% kebutuhan minyak tambang dan gas bakar Uni Eropa. Apabila Rusia menghentikan sementara ekspor gas bakar ke kawasan ini, maka menurut prakiraan, serentetan negara-negara Uni Eropa seperti Masedonia, Finlandia, Estonia, Serbia, Bosnia dan Herzegovina akan menderita pengaruh paling berat karena kebergantungan negara-negara tersebut mencapai 60% jumlah gas bakar impor. Oleh karena itu, perundingan yang gagal membuat Uni Eropa gelisah dan khawatir.

Walaupun berinisiatif menerima taraf harga pasar sebesar 385 dolar Amerika Serikat per 1.000 meter kubik, tapi hal yang sulit pada saat ini ialah Ukraina tidak punya cukup sumber keuangan untuk memenuhi tuntutan pembayaran utang kepada Rusia. Pada saat itu, Rusia dengan kartu Asnya yang dipegang kuat di tangan tidak akan mudah berkompromi. Pada latar belakang sedang harus terkena sanksi dari negara-negara Barat, Moskwa sepenuhnya mengerti keunggulannya dalam permainan energi ini, memperkokoh posisinya dalam konfrontasi ekonomi dengan Barat. Walaupun menyatakan tidak ingin menimbulkan krisis pada musim dingin ini, tapi Moskwa juga secara terus terang memperingatkan bahwa jika memergoki Ukraina mencuri gas bakar dalam pipa-pipa penyaluran dari Rusia lewat Ukraina ke negara-negara Uni Eropa, maka Rusia akan segera memutus sumber pipa penyaluran ini.

Dengan menggunakan kartu As energi, Moskwa bertujuan mengeluarkan peringatan secara implisit akan “musim Winter yang dingin membeku” seperti yang pernah dihadapi Uni Eropa pada masa lalu. Dua kasus sengketa gas bakar antara Rusia dan Ukraina pada 2006 dan 2009 telah berpengaruh serius terhadap sumber suplai gas bakar ke Eropa. Memberikan bantuan keuangan kepada Ukraina atau dengan menghadapi sendiri musim Winter yang dingin membeku? Uni Eropa pasti akan harus mengeluarkan jawabannya pada 29 Oktober ini.


Apakah skenario krisis gas bakar terjadi kembali?

Kenyataan menunjukkan bahwa Uni Eropa sulit mendapat pilihan lain selain harus memberikan bantuan keuangan kepada Ukraina supaya negara ini dan Rusia bisa mencapai satu permufakatan resmi, guna menjamin sumber distribusi gas bakar yang stabil bagi mereka sendiri. Kanselir Jerman, Angela Merkel telah terpaksa mengimbau kepada sekutu-sekutu Barat supaya jangan acuh-tak acuh. Akan tetapi, untuk bisa menggerakkan pinjaman tambahan sebesar 2 miliar Euro (sama dengan kira-kira 2,55 miliar dolar Amerika Serikat) seperti taraf yang direkomendasikan Pemerintah Kiev, merupakan masalah yang harus dipertimbangkan secara teliti oleh Uni Eropa, karena blok ini juga sedang terhuyung-huyung akibat kesulitan-kesulitan keuangan internal. Meminjam Bank Rekonstruksi dan Pembangunan Eropa atau Komisi Eropa, serta menggerakkan satu perusahaan Uni Eropa menggantikan Ukraina untuk menjadi perantara yang membeli gas bakar Rusia kemudian menjualnya di Eropa, semua opsi ini tetap belum bisa diputuskan oleh Uni Eropa. Tambahan lagi, apakah negara-negara anggota blok ini bisa mencapai kebulatan pendapat untuk setuju memberikan uang bantuan kepada Ukraina merupakan hal yang amat sulit.

Dengan “senjata” gas bakar yang ampuh, Moskwa sedang memojokkan Uni Eropa pada “posisi yang sulit” ketika harus berdiri di tengah-tengah dua pilihan: membantu Ukraina atau kekurangan sumber suplai gas bakar. Sebenarnya pada latar belakang hubungan Rusia dan Uni Eropa tetap sedang “dingin”, usaha mencari jawaban bagi soal gas bakar tetap merupakan target yang jauh. Perang gas bakar sekarang bukan hanya merupakan masalah antara Kiev dan Moskwa saja, tapi juga merupakan konfrontasi antara Rusia dan Uni Eropa. Menurut para analis, tidak mengekspor minyak kasar dan gas bakar ke Eropa bisa merugikan anggaran keuangan Rusia, tapi sebaliknya, harga yang harus dibayar para konsumen Eropa juga akan sangat besar./. 

Komentar

Yang lain