(VOVworld) - Eurozone menyerap lagi perhatian opini umum. Kebuntuan politik sebagai akibat pemilu di Italia yang lalu telah membuat kecemasan tentang berlanjutnya “krisis utang” akan terus terjadi tidak hanya bagi Italia saja, melainkan juga melanda luas banyak negara di kawasan. Berbeda dengan harapan banyak orang tentang pemilu (pada Februari 2013) akan menjadi kesempatan bagi Italia untuk bisa memecahkan masalah-masalah ekonomi di dalam negeri sekarang ini, sedangkan bagi Eropa adalah menunggu stabilitas politik di negara ini untuk menstabilkan dan memulihkan perekonomian benua dalam menghadapi “badai utang publik”, tetapi segala yang berlangusng telah membalikkan semua harapan yang baru muncul.
Pemilu ini diselenggarakan lebih awal terbanding dengan rencana yang ditetapkan setelah Partai Rakyat Liberal (PDL) tengah-kanan pimpinan Mantan Perdana Menteri Silvio Berlusconi pada akhir 2012 menarik kembali dukungannya terhadap Pemerintahan Tehmokrat pimpinan Perdana Menteri Mario Monti, sehingga memaksa dia mengundur diri pada awal Januari 2013. Pemilu itu tidak hanya penting bagi Iralia saja, melainkan juga bagi seluruh Eropa, karena ia akan memutuskan nasib politik “memperketat ikat pinggang” dan proses reformasi ekonomi yang diawali oleh Perdana Menteri Monti dan mendapat banyak dukungan dari para pemimpin di dunia, misalnya Presiden Amerika Serikat, Barack Obama dan Kanselir Jerman, Angela Merkel.
Melihat kembali pada masa lebih dari satu tahun lalu, waktu dimana Perdana Menteri Monti dilantik pada November 2011, Italia sedang harus menghadapi satu krisis yang benar-benar ketika prosentasi utang publik terhadap GDP dari negara ini naik lebih dari 120 persen, angka yang tingginya kedua setelah Yunani, negara pertama yang menyulut sumbu ledak bagi “badai” utang publik di Eropa. Setelah dilantik, Monti telah memenuhi keinginan kaum pendukungnya di kalangan finansial Eropa ketika menerapkan kebijakan- kebijakan perbelanjaan yang ketat dan menaikkan pajak untuk menurunkan prosentasi utang publik negara ini yang sedang pada tarap tinggi. Semua kebijakan ini telah membantu membawa prosentasi defisit anggaran keuangan Eropa terhadap GDP dari Italia dari 3,9 persen pada 2011 kembali ke tarap yang diperbolehkan Uni Eropa yalah dibawah 3 persen pada 2012. Selama 15 bulan di bawah pimpinan pemerintahan Monti, suku bunga obligasi berjangka 10 tahun dari Italia telah turun lebih dari 200 poin basis. Basis. Akan tetapi, semua kebijakan yang ketat yang dijalankan pada periode Perdana Menteri Monti telah menjerumuskan perekonomian Italia terperangkap pada gelombang resesi yang paling panjang selama 20 tahun. Pada 2012, Italia mencapai laju pertumbuhan minus 2,2 persen.
Pemerintah Italia memprediksikan bahwa perekonomian negara ini akan terus merosot 2% pada tahun 2013 ini dan akan hanya naik kembali pada tahun 2014 mendatang dengan laju 1,1%. Karena ekonomi mengalami kemerosotan, prosentase pengangguran dan kemiskinan telah meningkat drastis. Pada Desember 2012, prosentase pengangguran negara ini telah naik sampai tarap rekor kira-kira 11,2%. Hal ini membuat banyak orang di Italia membelakangi kebijakan-kebijakan yang keras dari pemerintah pimpinan Perdana Menteri Monti. Buktinya ialah menurut hasil sementara yang diumumkan oleh Kementerian Dalam Negeri Italia pada akhir Februari 2013, tidak ada Partai yang berhasil mengontrol dua lembaga Parlemen. Hasil ini merupakan jawaban dari para pemilih Italia terhadap “resep obat pahit” yang telah dibuat oleh Monti. Rakyat Italia beranggapan bahwa kalau Pemerintah negara ini mengesahkan rencana yang keras dan kalau memperhitungkan rencana mengurangi pengeluaran yang telah diesahkan oleh pendahulunya Berlusconi, maka mereka harus “menggendong” beban kira-kira Euro 300 miliar dalam waktu dari 2010-2014. Oleh karena itu, 90% jumlah pemilih telah menampik Monti terus menjadi Perdana Menteri. Dengan demikian, dalam waktu mendatang, Parlemen Italia mungkin akan merupakan satu “Parlemen tergantung”, tidak bisa beraktivitas secara efektif. Kalangan analis beranggapan bahwa dalam satu Parlemen yang terpecah-belah seperti itu, maka semua kebijakan juga akan merupakan hasil dari pengaturan dan permufakatan belakangan yang berlarut-larut. Hal ini berarti bahwa kepercayaan investor pasti akan terpengaruh dan masa depan politik Italia tetap tidak jelas, sehingga membuat negara in terperangkap ke dalam satu tahap instablitas baru.
Instabilitas politik di Italia turut membuat tahap pinjaman naik di negara-negara Eurozone yang lain seperti Spanyol, Portugal dan Yunani sampai lebih dekat dengan tarap permintaan bantuan, khususnya terhadap Spanyol ketika negara ini baru menerima paket bantuan di bidang perbankan. Dengan hasil ini, opini umum beranggapan bahwa hal itu telah memanifestasikan tentangan kuat dari para pemilih Italia pada khususnya dan rakyat Eropa pada umumnya terhadap kebijakan “memperketat ikat pinggang” yang sedang diterapkan oleh Pemerintah dari banyak negara anggota Eurozona.
Situasi resesi ekonomi yang berkepanjangan bisa akan terus eksis di Italia.
(Foto: baotintuc.vn )
Banyak orang mencemaskan bahwa lengsernya Perdana Menteri Monti akan membuat Italia, perekonomian yang besar-nya nomor 3 di antara 17 negara Eurozona, seklaigus merupakan salah satu diantara para pendiri Eurozone terlepas dari orbit reformasi sekarang dan memperserius lagi” penyakit utang publik” yang sedang menghantui benua tua ini. Disamping itu, ia juga akan berpengaruh kuat terhadap tercapainya kebulatan pendapat dalam Uni Eropa, kalau kurang Perdana Menteri Monti - orang yang telah mengatasi tentangan yang diajukan Jerman pada Pertemuan Puncak pada Juni 2012 untuk membantu Uni Eropa mencapai kebulatan pendapat dalam bantuan keuangan untuk negara - negara yang sedang menjumpai kesulitan.
Sekarang, menurut Undang-Undang Dasar Italia, Parlemen angkatan baru akan membuka persidangan pertama dalam waktu 20 hari setelah pemilu dan segera setelah itu, Presiden Italia memulai pertemuan, perbahasan dengan partai- partai politik, persekutuan tentang pembentukan Pemerintah baru. Akan tetapi, kalangan pengamat beranggapan bahwa walaupun pemerintah koalisi mana dibentuk, maka situasi resesi ekonomi yang berkepanjangan bisa akan terus eksis di negara ni, karena pemerintah baru akan tidak cukup kuat untuk mengejar semua reformasi yang mengirikan untuk memperkuat daya bersaing untuk perekonomian Italia./.