(VOVworld) - Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Tan Dung tiba di Republik Kazakhstan pada Jumat (29 Mei) untuk menghadiri upacara penandatanganan resmi Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) antara Vietnam dan Persekutuan Ekonomi Asia-Eropa. Vietnam adalah negara pertama yang menandatangani FTA dengan persekutuan ini dan ini akan merupakan kerangka hukum yang liberal dan stabil untuk mengembangkan hubungan ekonomi antara Vietnam dan negara-negara anggota Persekutuan ini.
Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Tan Dung tiba di Republik Kazakhstan
pada Jumat (29 Mei) untuk menghadiri upacara penandatanganan resmi
Perjanjian FTA
(Foto: Kantor Berita Vietnam)
Persekutuan Ekonomi Asia-Eropa (EAEC) terdiri dari 5 negara yaitu Rusia, Kazakhstan, Belarus, Armenia dan Kyrgyzstan. Dengan jumlah penduduk kira-kira 170 juta jiva dan GDP kira-kira 4 triliun dolar Amerika Serikat, EAEC merupakan satu pasar yang potensial bagi badan-badan usaha Vietnam.
Menyeimbangkan kepentingan.
Pada Mei 2014, di Astana, ibukota Kazakhstan, Presiden tiga negara Rusia, Belarus dan Kazakhstan telah menandatangani Perjanjian pembentukan Uni Ekonomi Asia-Eropa (EEU) yang berlaku dari 1 Januari 2015. Dari hari itu, Uni ini pindah menjadi Persekutuan Ekonomi Asia-Eropa (yang terdiri dari Rusia, Belarus, Kazakhstan, Armenia dan Kyrgystan). Setelah 2 tahun lebih, perundingan FTA antara Vietnam dan EAEC dengan resmi berakhir. Kepada Wartawan Radio Suara Vietnam di Federasi Rusia, Dang Hoang Hai, Kepala Biro urusan Pasar Eropa dari Kementerian Industri dan Perdagangan, Kepala Perunding FTA tingkat teknis Vietnam mengatakan bahwa Perjanjian ini punya satu cirri-ciri yang sangat khusus karena negara-negara di mana Vietnam mengadakan perundingan FTA dalam EAEC semuanya adalah negara-negara yang mempunyai hubungan persahabatan tradisional yang baik dengan Vietnam. Dia memberitahukan: “Berkat adanya persahabatan, maka pengertian satu sama lain sangat tinggi dan juga demi persahabatan, maka dua pihak menghargai kepentingan masing-masing pihak dan semuanya menuju ke satu tujuan ialah harus menyeimbangkan kepentingan antara dua pihak dalam proses perundingan. Sampai sekarang, ketika proses perundingan telah berakhir, maka kami melihat bahwa tujuan itu telah tercapai. Penandatanganan FTA menjamin telah memperhitungkan kepentingan masing-masing negara dalam persekutuan seperti halnya juga Vietnam serta juga menjamin penyeimbangan kepentingan dari kedua pihak”.
Mekanisme kebebasan tarif yang liberal.
Penandatanganan FTA antara Vietnam dan EAEC akan menciptakan kerangka hukum yang liberal dan stabil untuk mengembangkan hubungan ekonomi antara Vietnam dengan negara-negara anggota persekutuan ini, dari situ memperkuat hubungan bilateral dan berbahas tentang langkah-langkah untuk menggelarkan Perjanjian secara kongkrit dengan setiap negara.
Menurut penilaian banyak pakar, Perjanjian ini dianggap cukup terbuka dalam masalah kebebasan tarif, kongkritnya pertukaran barang-barang antara negara -negara anggota EAEC dengan Vietnam. Di samping mengurangi atau bebas tarif impor terhadap hampir semua jenis barang-barang yang berada dalam daftar barang dagangan dari peserta perjanjian, semua pihak tetap bisa mempertahankan proteksi tarif terhadap beberapa jenis barang yang paling sensitif. Bagi Vietnam, Perjanjian ini telah mencapai tujuan mendasar yang telah ditetapkan oleh Vietnam. Yaitu berbagai jenis barang yang berada dalam perhatian prioritas tinggi telah mencapai kemudahan-kemudahan. Dang Hoang Hai, Kepala perunding FTA tingkat teknis Vietnam memberitahukan: “Misalnya barang perikanan, Vietnam telah berhasil mencapai hampir 100 persen volume barang-barang yang segera diekspor oleh Vietnam ke luar negeri yang dikenai tarif dengan angka 0. Barang tekstil dan produk tekstil Vietnam juga mencapai kira-kira 80 persen yang segera mendapat penghapusan tarif, sesudah itu menurut peta jalan dan asal-usulnya menurut proses. Jenis barang alas kaki juga begitu. Dengan pengurangan tarif sampai ke angka 0, maka barang alas kaki Vietnam akan sangat beruntung di pasar-pasar ini”.
Bagi negara-negara dalam persekutuan ini, berbagai jenis barang yang mendapat prioritas tinggi dari pihak sahabat, seperti misalnya baja, barang industri dan beberapa jenis barang pertanian, Vietnam juga bersedia akan dengan segera membuka pintu, menghapuskan tarif dengan segera. Beberapa jenis barang hasil pertanian lain akan dilaksanakan menurut peta jadwal. Oleh karena itu, Perjanjian ini memanifestasikan secara baik kepentingan-kepenitngan dari kedua pihak dan memperhatikan secara tepat jenis-jenis barang yang menjadi minat bersama.
Kesempatan mendorong kerjasama perdagangan
Diperkirakan, Perjanjian FTA dengan EAEC setelah ditandatangani, sampai tahun 2020, volume perdagangan antara negara-negara anggota-nya dengan Vietnam mungkin akan meningkat beberapa kali lipat terbanding dengan tarap sekarang ini. Rusia dan negara-negara lain dalam Uni bisa diperluas secara berarti untuk membantu Vietnam dalam proses pelaksanaan rencana perkembangan ekonomi. Khusus-nya di bidang energi, pembangunan infrastruktur, transportasi - perhubungan dan eksploitasi sumber - sumber daya alam. Hal yang penting yalah perekonomian Vietnam dan EAEC tidak saling bersaing, melainkan akan saling melengkapi.
Sebagai negara pertama yang menandatangani FTA dengan EAEC, meskipun Vietnam mempunyai hubungan yang sudah sangat lama, tapi perdagangan antara Vietnam dan Uni ini sekarang masih belum seberapa. Menurut angka statistik, setiap tahun hanya mencapai lebih dari 3 miliar dolar Amerika Serikat saja. Perjanjian FTA akan menjadi satu pacuan yang komprehensif untuk mendorong kerjasama ekonomi dan perdagangan antara Vietnam dan EAEC. Negara - negara sahabat juga menilai bahwa Vietnam memainkan satu peranan yang sangat aktif dalam ASEAN dan Vietnam akan menjadi satu pintu gerbang bagi EAEC masuk ASEAN dan kawasan Asia.
Kunjungan Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Tan Dung di Kazakhstan untuk menghadiri upacara penandatanganan resmi Perjanjian Perdagangan Bebas antara Vietnam dengan EAEC merupakan peristiwa penting dalam proses melakukan integrasi dari Vietnam. Kunjungan ini juga bermaksud untuk membahas kerangka - kerangka kerjasama baru, menyerap badan-badan usaha yang melakukan bisnis dan investasi di Vietnam, bersamaan itu berbahas tentang langkah-langkah untuk mendorong kerjasama bilateral antara Vietnam dengan negara-negara ini secara lebih berhasil- guna dan berkesinambungan./.