Harapan akan satu dunia yang damai

(VOVworld) – Dunia baru saja melewati tahun 2016. Ada bagian-bagian yang gelap telah tertutup, ada tempat-tempat yang sudah berhenti suara senapan dan ada juga bagian-bagian yang cerah telah terbuka. Dalam pesan menyambut tahun baru dan menandai hari pertama memegang jabatan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres menyatakan tahun 2017 akan menjadi tahun prioritas primer untuk perdamaian. Umat manusia sedang mengharapkan satu tahun 2017 yang ada lagi banyak warna-warni yang cerah lagi. 


 Harapan akan satu dunia yang damai - ảnh 1
Sekjen PBB, Antonio Guterres
(Foto: CNN-baogiaothongvantai.vn)

Bisa dikatakan bahwa tahun 2016 adalah satu tahun yang sulit dan tidak lancar. Serentetan negara harus menghadapi tantangan-tantangan seperti Brexit, pilpres yang menimbulkan perpecahan di Amerika Serikat atau perdebatan-perdebatan di Eropa tentang masalah kaum migran dan pengungsi. Bersama dengan itu ialah ketidak-setaraan yang berlangsung secara semakin mendalam akibat proses globalisasi dan kemajuan teknologi sehingga menimbulkan kehilangan lapangan kerja dan psikologi kecewa, khususnya di kalangan pemuda. Oleh karena itu, lebih dari pada yang sudah-sudah, semua negara harus bersatu untuk mengatasi semua tantangan. Pesan yang disampaikan para pemimpin di dunia pada hari awal tahun baru dan beberapa perubahan dalam kehidupan politik internasional telah memberikan harapan-harapan baru pada tahun 2017.


Solidaritas dan perdamaian: Pesan tahun baru

Dalam pesan menyambut tahun baru dan menandai hari pertama memegang jabatan Sekjen PBB, Antonio Guterres menyatakan akan bertekad mengutamakan perdamaian. Dia menyatakan bahwa tahun 2016 telah menyaksikan perbedaan besar dalam memecahkan bentrokan dan komunitas internasional sedang kurang “kemampuan” untuk mencegah semua bentrokan itu. Oleh karena itu, harus mengembangkan “diplomatik demi perdamaian”. Sekjen PBB baru menekankan bahwa tahun 2017 akan merupakan satu tahun di mana semua warga, pemerintah dan para pemimpin berusaha sekuat tenaga untuk mengatasi perbedaan.

Dalam pesan tahun baru yang penuh makna, Presiden Tiongkok, Xi Jinping berharap agar komunitas dunia cepat mengatasi semua kesulitan yang sudah terjadi. Dia juga menyatakan bahwa komunitas internasional supaya menaati  konsep “komunitas punya nasib bersama”, mengimbau kepada semua orang di seluruh dunia supaya berpadu tenaga membangun satu lingkungan yang damai dan makmur. Dalam pada itu, Kanselir Jerman, Angela Merkel dengan sedih menyebut kambali serangan teror di Berlin pada 19/12/2016 dan serangan-serangan lain terhadap Jerman yang dilakukan oleh para migran. Akan tetapi, dia menegaskan tidak menganggap itu sebagai dendam, tapi mungkin melalui itu bisa melihat nilai-nilai kemanusiaan dan keterbukaan  dari Jerman bisa mengalahkan semua orang yang menjalankan kedendaman. Dia juga berkomitmen bahwa Pemerintah Jerman, pada tahun 2017 akan melaksanakan semua perubahan yang perlu tentang hukum dan kebijakan untuk menyingkirkan semua lubang keamanan setelah serangan dengan truk di Berlin.

Penasehat Negara merangkap Menteri Luar Negeri Myanmar, Aung San Suu Kyi menegaskan akan menciptakan satu perdamaian yang berjangka-panjang di seluruh negeri pada tahun 2017. Pemerintah Myanmar akan membawa Tanah Air kembali ke jalan perdamaian dengan upaya keras dari warga dan bantuan dari sahabat-sahabat internasional. Pimpinan Republik Korea juga berkomitmen memperluas kerjasama dengan Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok dan Rusia untuk menegakkan perdamaian di kawasan.


Tahun 2017 memberikan banyak harapan

Di mata para pengamat yang optimis, dunia pada tahun 2017 akan menyaksikan kecenderungan kerjasama yang lebih banyak lagi antara negara-negara, demi perkembangan dan perdamaian bersama di kawasan dan di dunia. Di antaranya, hubungan antara negara-negara besar dianggap penting, karena hal itu menetapkan ketertiban dalam hubungan internasional. Sebanyak 175 negara anggota PBB bersama-sama menandatangani Permufakatan Paris tentang Perubahaan Iklim. Amerika Serikat, Tiongkok, Uni Eropa dan banyak negara lain setelah itutelah meratifikasi permufakatan ini, membuka harapan-harapan bagi tahun 2017 dan tahun-tahun kemudian dalam melestarikan lingkungan hidup dan bola bumi. Tahun 2017 juga adalah tahun kunci bagi Sekjen PBB baru, Antonio Guterres. Dengan pengalaman sebagai pemimpin badan pertolongan pengungsi selama bertahun-tahun dan kapabilitas diplomatik yang penuh pengalaman, dalam posisi baru, komunitas internasional meletakkan harapan bahwa Antonio Guterres akan  menjadi mediator kerujukan terhadap semua masalah yang panas di dunia, memecahkan secara tuntas masalah pengungsi, migran dan berangsur-angsur mengakhiri tempat-tempat panas di seluruh dunia. Tanpa memperdulikan tindakan yang menegangkan selama ini, hubungan  diplomatik pada waktu akhir tahun 2016 telah ada gerak-gerik yang memperlihatkan hubungan Rusia-Amerika Serikat di bawah pimpinan Presiden Donald Trump akan menjadi hangat dan berkurang kerasnya. Begitu pula ialah hubungan antara Tiongkok dan Filipin sedang saling mendekat tanpa memperdulikan sengketa antara dua negara di Laut Timur dan lain-lain.

Semua indikasi ini beserta semua komitmen kuat dari para pemimpin papan atas di dunia telah sebagian mendatangkan kepercayaan baru pada tahun 2017. Dunia bersama-sama mengharapkan hal-hal baik yang akan datang pada tahun 2017, suara senapan, bom dan peluru akan berangsur-angsur berkurang di tempat-tempat bentrokan panas di dunia, darah dan tetesan-tetesan air mata dari para warga yang tak berdosa akan tidak jatuh lagi.  


Komentar

Yang lain