Indikasi-indikasi yang positif di semenanjung Korea

(VOVWORLD) - Terus-menerus pada waktu belakangan ini, indikasi-indikasi yang positif terus dikeluarkan di semenanjung Korea, menụnukkan bahwa hubungan antara dua bagian negeri Korea sedang berangsur-angsur ada indikasi yang hangat. Pernyataan-pernyataan dan perilaku diplomatik dari para pejabat dua bagian negeri Korea memberikan harapan akan menjadi prasyarat bagi proses memecahkan krisis di semenanjung Korea.
Indikasi-indikasi yang positif di semenanjung Korea - ảnh 1Ilustrasi   (Foto: Yonhap) 

Suasana yang menegangkan di semenanjung Korea berlangsung sepanjang tahun 2017, bahkan ada saat-saat di mana komunitas internasional telah berpikir tentang satu skenario yang paling buruk yaitu perang. Oleh karena itu, indikasi yang positif manapun di semenanjung Korea mendapat perhatian sangat besar.

 

Terus-menerus ada berita baik

Dalam pernyataannya awal tahun baru 2018, pemimpin Republik Demokrasi Rakyat Korea (RDRK) Kim Jong-un mendadak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang lunak di luar dugaan kepada saudara di bagian Selatan bahwa akan mengirim satu rombongan atlet untuk ikut serta dalam Olimpiade Pyeong Chang di Republik Korea pada Februari 2018, bersamaan itu akan melakukan satu perundingan langsung dengan pihak Republik Korea tentang masalah ini. Hanya dua hari setelah itu, pemimpin Kim Jong-un memerintahkan “menghidupkan kembali” hubungan hotline dengan Republik Korea yang pernah “dibekukan” selama hampir 2 tahun ini. Ini merupakan pembalikan sepenuhnya yang dijalankan oleh RDRK setelah setahun mengalami ketegangan dan permusuhan maksimal dengan Amerika Serikat (AS), Republik Korea dan Jepang. Rekomendasi yang dikeluarkan oleh pemimpin RDRK, Kim Jong-un telah cepat mendapat dukungan dari Presiden Republik Korea, Moon Jae-in. Ketika memberikan tanggapan terhadap gerak-gerik yang positif dari Pyong Yang ini, Washington dan Seoul juga menyatakan tidak melakukan latihan perang gabungan selama waktu berlangsungnya Olympiade Musim Dingin.

Melalui tiga putaran perundingan antar-Korea di desa gencatan senjata Panmunjom, RDRK telah sepakat mengirim satu rombongan kesenian yang beranggotakan 140 orang untuk ikut serta dalam pagelaran di Olimpiade Pyeong Chang 2018, mengirim satu rombongan pos depan ke Republik Korea untuk memeriksa tempat-tempat pagelaran kesenian di Olimpiade Musim Dingin Pyeong Chang, sepakat membentuk satu tim hoki putri bersama untuk ikut serta dalam Olimpiade ini dan melakukan defile bersama dengan satu bendera semenanjung Korea bersatu. Dua pihak juga berbahas tentang penyelenggaraan satu “peristiwa kebudayaan bersama” di Gunung Kumgang dan menggunakan zona peristirahatan ski Masikryong, taman bunga musim dingin di RDRK.

Hasil-hasil ini dianggap sebagai terobosan yang belum pernah ada dalam sejarah temu pergaulan olahraga antara RDRK dan Republik Korea, bersamaan itu merupakan pertanda baru yang memperlihatkan “mencairnya kebekuan” dalam hubungan antara dua bagian negeri Korea setelah pemimpin RDRK, Kim Jong-un membuka kemungkinan melakukan dialog dengan Republik Korea. Hal ini juga memberikan harapan bahwa Pyong Yang bisa lebih terbuka bagi dialog untuk memecahkan masalah-masalah nuklir di semenanjung Korea.

 

Dari peluang sampai tindakan memerlukan iktikat baik dari semua pihak

Dalam menghadapi gerak-gerik yang positif ini, komunitas internasional menyambut dan mengimbau kepada semua pihak supaya menguasai indikasi-indikasi yang positif di semenanjung Korea, membantu membawa situasi kembali ke arah yang tepat yaitu mengusahakan arah pemecahan  damai melalui dialog.

Akan tetapi, menurut penilaian dari para pengamat, kalau menganggapnya sebagai permulaan yang potensial bagi proses mencairnya kebekuan, maka ia hanyalah merupakan awalan yang kecil. Kecenderungan yang positif ini harus direalisasikan dengan permufakatan-permufakatan yang kongkrit dan memerlukan iktikat baik serta kepercayaan yang sebenarnya dari semua pihak.

Dalam menghadapi indikasi-indikasi “mengajukan cabang pohon zaitun” dari Pyong Yang, AS nampaknya tidak begitu hangat. Duta Besar AS di Perserikatan Bangsa-Bangsa, Nikki Haley, baru-baru ini menyatakan bahwa AS tidak menganggap rekomendasi RDRK tentang dialog dengan Republik Korea adalah serius kalau Pyong Yang tidak melakukan langkah-langkah yang mengarah ke perlucutan senjata nuklir. AS menyatakan bahwa RDRK sudah sejak lama senantiasa menggunakan krisis-krisis nuklir untuk mencapai konsesi tentang ekonomi dari luar dan mungkin ini juga merupakan langkah yang berada dalam perhitungan itu. Dalam kenyataannya, politik pemerintah pimpinan Presiden Donald Trump terhadap masalah nuklir RDRK selama lebih dari setahun ini belum benar-benar jelas.

Jelaslah bahwa perjalanan denuklirisasi semenanjung Korea masih menjumpai banyak kesulitan. Akan tetapi dalam menghadapi indikasi-indikasi mencairnya kebekuan dalam hubungan antara dua bagian negeri Korea, opini umum masih berharap akan satu perundingan yang serius yang dilakukan oleh semua pihak pada waktu mendatang, memenuhi hasrat warga di semenanjung Korea yang dapat berkoeksistensi secara damai.  

Komentar

Yang lain