(VOVworld) - Pada tahun 2012, meskipun menjumpai banyak kesulitan dan tantangan, tetapi kerjasama ASEAN tetap mencapai banyak prestasi yang positif. Disamping terus bertekat dan memberikan prioritas setinggi-tingginya kepada usaha menggelarkan pembangunan komunitas, ASEAN juga memanifestasikan pendirian-nya dalam memecahkan masalah-masalah intra kawasan dan semua tantangan dari luar. Dengan ditemukannya suara bersama menjadi kunci untuk mendekodenasi mengatasi semua pagar rintangan yang mendatangkan satu ASEAN yang lebih bersolidaritas dan satu dalam menghadapi semua tantangan pada waktu mendatang.
Pembangunan komunitas ASEAN pada 2015.
(Foto: zaree-muhamad.blogspot.com)
Bisa dilihat, jalan perkembangan ASEAN selama 45 tahun ini tidak hanya ada bunga mawar saja, melainkan sudah pernah mengalami banyak onak dan duri serta tantangan. Tahun 2012 juga menjadi tahun yang menguji persatuan ASEAN dengan banyak “prahara”. Untuk pertama kalinya dalam sejarah 45 tahun terbentuk dan perkembangannya, pada Konferensi Menteri Luar Negeri ASEAN pada Juli 2012, ASEAN telah tidak berhasil mengesahkan Pernyataan Bersama karena adanya perbedaan pendapat dari semua fihak tentang masalah Laut Timur. Akan tetapi, dengan tradisi persatuan ASEAN, dengan perilaku yang pantas, akhirnya ASEAN juga telah mencapai kebulatan pendapat tentang satu Prinsip Bersama. Antara 10 negara yang mempunyai sejarah, kebudayaan, tarap perkembangan, sistem sosial-politik dan kepentingan yang berbeda-beda, maka kalau ada saatnya tidak bisa mencapai kesepakatan dalam semua pekerjaan juga merupakan hal yang mudah dimengerti. Tetapi yang lebih penting dan ini juga merupakan kekhususan yang tidak mudah dikelirukan dari organisasi ini yalah meskipun bisa ada perbedaan pada permulaannya, akan tetapi akhirnya semua fihak telah menempatkan kepentingan bersama ASEAN di atas segala-galanya. Semangat persatuan tetap menang, betapapun rumit dan sensitifnya masalah.
Konferensi Menteri Luar Negeri ASEAN pada Juli 2012
(Foto: nguyenhoabinh.net)
Nguyen Tien Minh, Kepala Direktorat ASEAN, Kementerian Luar Negeri Vietnam mengatakan: “Semua negara setelah kegagalan di Konferensi Menteri Luar Negeri ASEAN 45 (AMM-45) tidak berhasil mengesahkan Pernyataan Bersama tapi menyedari bahwa hal ini akan menimbulkan kerugian amat besar terhadap ASEAN kalau tidak bisa mengatasi-nya, maka ASEAN akan terperangkap pada krisis. Oleh karena itu, ketika Indonesia mengajukan gagasan mengesahkan Pernyataan 6 butir, semua negara ASEAN telah segera cepat menyepakati-nya. Negara-negara ASEAN telah mengambil tindakan kongkrit untuk memperkokoh persatuan-nya”.
Kehadiran Menlu ASEAN di Konferensi Menlu ASEAN 2012 .
(Foto:
ASEAN telah menuju ke satu pendirian bersama, yaitu masalah mempertahankan perdamaian, kestabilan dan keamanan di Laut Timur mempunyai arti penting untuk semua negara di kawasan. Semua anggota-nya sepakat menggelarkan dan melaksanakan sepenuhnya Deklarasi tentang perilaku dari semua fihak di Laut Timur (DOC) dan menuju ke penandatanganan Kode Etik tentang perilaku dari semua fihak di Laut Timur (COC), mendukung penanganan semua sengketa di atas dasar hukum internasional.
Dengan tema: “ASEAN: Satu komunitas, satu nasib”, kerjasama ASEAN tahun 2012 juga memanifestasikan semangat musyawarah dan mufakat yang tinggi dalam mempertahankan titik berat dan pengarahan prioritas-nya. Pada peta jalan menuju ke pembentukan Komunitas pada 2015, pada tahun 2012,bersama dengan Pernyataan resmi membentuk Lembaga Perdamaian dan Kerujukan ASEAN, ASEAN juga telah mengesahkan Pernyataan tentang Hak Asasi Manusia (HAM). Ini merupakan kemajuan penting yang dicapai ASEAN dalam proses membangun komunitas politik- keamanan, sesuai dengan pedoman dan prinsip aktivitas ASEAN yalah “tunggal dalam keanekaragaman”. Nguyen Tien Minh, Kepala Direktorat ASEAN, Kementerian Luar Negeri Vietnam mengatakan: “Ini juga merupakan kemajuan yang sangat penting dalam ASEAN, karena dalam ASEAN, semua negara mempunyai sistem politik dan institusi yang berbeda-beda, oleh karena itu cara pendekatan dari setiap negara tentang masalah HAM juga berbeda-beda. Tetapi setelah satu tahun melakukan perbahasan, negara-negara ASEAN telah mencapai kesepakatan, selain menaati patokan- patokan Barat tentang HAM, juga harus memperhatikan masalah-masalah di kawasan yang beranekaragam. Oleh karena itu, hal yang penting dalam Pernyataan tentang HAM yalah telah menetapkan dengan jelas semua patokan, tetapi di atas segala-galanya yalah harus menghargai patokan dan perundang-undangan dari setiap negara. Ini justru merupakan kemenangan dalam proses prbahasan dan perundingan antara semua negara ASEAN untuk menuju ke kesepakatan”.
Konferensi antara ASEAN dengan Mitra Dialog India.
(Foto: hungyen.gov.vn)
Pada tahun 2012, seiring dengan penggelaran secara efektif proses integrasi dan konektivitas ASEAN, ASEAN juga aktif memperluas kerjasama dengan para mitra dialog dari luar kawasan. ASEAN bersama dengan Amerika Serikat dan India meningkatkan hubungan menjadi hubungan kemitraan strategis. Semua mitra dialog juga merekomendasikan banyak gagasan kerjasama kongkrit dengan ASEAN. Jepang berkomitmen akan memberikan bantuan modal ODA sebanyak Yen 500 miliar kepada negara- negara sungai Mekong untuk mengembangkan infrastruktur selama 3 tahun mendatang. Tiongkok mengusulkan membentuk Komite konektivitas ASEAN-Tiongkok, membantu semua proyek konektivitas ASEAN melalui kredit senilai USD 10 miliar, menyumbangkan USD 5 juta lagi kepada Dana kerjasama bersama ASEAN-Tiongkok. Republik Korea memberikan bantuan kira-kira USD 10 juta tentang integrasi menurut rencana Gagasan konektivitas ASEAN, Uni Eropa memberikan bantuan kira-kira Euro 15 juta untuk periode 2012-2016…Mengapa satu asosiasi yang belum berkembang dan kuat papan atas di dunia mendapat perhatian dari banyak negara adi kuasa? Jawaban- nya barang kali karena berkat ada-nya persatuan dan semangat keterbukaan terhadap semua negara. Kiat sukses dari ASEAN yalah kebulatan pendapat, kesatuan dalam keanekaragaman, secara tekun mempertahankan identitas, sepenuh hati menuju ke perdamaian, kestabilan dan kerjasama untuk berkembang.
Pada tahun 2013, untuk terus mempertahankan semua prinsip fundamental ini, ASEAN pastilah akan bisa mempertahankan daya hidup dan posisi-nya yang khas. Yang mendesak, ASEAN akan melaksanakan banyak target besar. Yaitu tujuan membentuk Komunitas ASEAN pada 2015, terus memainkan peranan sentral di Asia Timur, mengusahakan perdamaian, kerjasama dan perkembangan di dunia./.