(VOVworld) - Hampir sebulan setelah Uni Eropa mengeluarkan sinyal yang ingin mendorong kerjasama dengan Kuba, pada tanggal 6 Maret ini, Menteri Luar Negeri (Menlu) Kuba, Bruno Rodriguez menyatakan sepakat mengawali perundingan-perundingan untuk menormalisasi hubungan antara dua pihak setelah 10 tahun terputus. Hal ini berarti bahwa rintangan terakhir terhadap usaha mengawali lagi hubungan antara dua pihak telah dihapuskan dan menciptakan fundasi bagi kemajuan-kemajuan yang lebih besar dalam hubungan Uni Eropa dan Kuba dalam masa depan.
Wakil senior tentang kebijakan keamanan dan hubungan luar negeri Uni Eropa, Ibu Catherine Ashton memimpin konferensi Menlu Uni Eropa pada Senin (10 Februari).
(Foto: vietnamplus.vn)
Pemerintah Kuba menerima usulan mengawali perundingan-perundingan yang dikeluarkan oleh wakil senior tentang kebijakan keamanan dan hubungan luar negeri Uni Eropa, Ibu Catherine Ashton pada Senin (10 Februari). Menurut itu, dua pihak akan mengadakan dialog untuk menuju ke penandatanganan satu perjanjian tentang normalisasi hubungan bilateral yang bernama: “Perjanjian Kerjasama dan Dialog Politik” untuk membuka jalan bagi hubungan ekonomi dan perdagangan yang lebih ekstensif dan intensif. Keputusan tersebut merupakan perubahan yang paling signifikan secara diplomatik sejak Uni Eropa menghapuskan sanksi terhadap Kuba pada tahun 2008.
Membuka jalan bagi normalisasi hubungan bilateral.
Duta Besar Uni Eropa di Kuba, Herman Portocarero menganggap usaha Uni Eropa mengawali perundingan dengan Kuba sebagai satu kemajuan yang bersifat menentukan dan juga mengatakan bahwa saling pengertian yang lebih tinggi akan menguntungkan kedua pihak. Dia menekankan: Uni Eropa memperhatikan akan keharusan ada kehadiran dalam proses perubahan ekonomi di Kuba dan bagi Perjanjian Kerjasama dan Dialog Politik, Uni Eropa mengusahakan satu hubungan yang lebih dinamis dengan negara pulau ini.
Bukan hanya sekarang saja, Uni Eropa ingin menghangatkan lagi hubungan dengan Kuba. Pada kenyataan-nya, hubungan antara Uni Eropa dan Kuba mulai diadakan kembali sejak tahun 2008 setelah Kuba membebaskan orang-orang anti Pemerintah. Terhitung dari saat itu (tahun 2008), Uni Eropa telah memberikan bantuan perkembangan sebanyak Euro 80 juta (sama dengan USD 110 juta) kepada Kuba. Pada bulan November 2012, Uni Eropa telah sepakat mengawali proses perundingan tentang satu permufakatan bilateral dengan Kuba. Dan pada awal bulan Februari 2014 ini, para pejabat Uni Eropa menyatakan: Persekutuan ini telah bersedia memperbaiki hubungan dengan Kuba untuk memperluas kerangka-kerangka kerjasama antara dua pihak.
Profesor Joaquin Roy, Direktor Pusat Uni Eropa di Miami (Amerika Serikat) mengatakan bahwa meskipun masih ada prinsip “pendirian bersama” (yaitu membentuk serentetan prinsip membatasi hubungan dengan Kuba) dari tahun 1996, tapi pada kenyataanya, banyak negara anggota Uni Eropa tetap mempertahankan kebijakan kerjasama yang pramatis. Artinya ialah tetap melakukan kerjasama tentang perdagangan, investasi dan perkembangan dengan Kuba. Hal ini dibuktikan sejak tahun 2008, kira-kira 15 negara Eropa telah menandatangani permufakatan bilateral dengan negara di kawasan Karibia ini.
Kepentingan ekonomi merupakan tenaga pendorong untuk memperhebat kerjasama.
Menurut kalangan peninjau, semua perhitungan kepentingan telah membuat Uni Eropa menyesuaikan kebijakan dengan Kuba pada latar belakang negara ini semakin berinisiatif membuka pintu dan mencapai hasil-hasil tertentu dalam proses melakukan reformasi sosial-ekonomi. Bukti terkini ialah Kuba telah menghadiri Pekan Raya Pariwisata Internasional (BIT-2014) di Milan (Italia) untuk menyosialisasikan potensi pariwisata kepada pasar Eropa pada latar belakang semakin ada banyak wisatawan Eropa yang datang beristirahatan di Kuba. Satu arah maju baru yang sedang dilaksanakan oleh Pemerintah Kuba adalah persiapan untuk membuka Zona Perkembangan Istimewa di pelabuhan Mariel guna menyerap sumber modal asing, memproduksi barang demi kepentingan eskpor, mendorong perkembangan ekonomi Tanah Air. Para ekonom menilai bahwa zona Mariel ini akan menjadi salah satu diantara poros-poros perdagangan besar di kawasan Amerika Latin dan kawasan Karibia. Bersamaan itu, Undang-Undang tentang Investasi Asing baru yang lebih terbuka direncanakan akan diesahkan pada akhir triwulan pertama 2014 ini. Semua langkah ekonomi baru ini diprediksikan akan memberikan peluang-peluang bisnis kepada negara pulau ini dan mendorong perkembangan ekonomi. Menlu Belanda, Frans Timmermans pernah mengakui bahwa Kuba telah mengalami perubahan-perubahan penting dan ini adalah saat bagi Uni Eropa untuk memperbaiki hubungan dengan negara ini. Duta Besar Uni Eropa di Kuba, Herman Portocarero juga memberikan apresiasi terhadap peranan Kuba dalam masalah integrasi di kawasan Amerika Latin yang dilakukan melalui Komunitas negara-negara kawasan Karibia dan Amerika Latin (CELAC).
Sementara itu, tentang pertukaran perdagangan,menurut statistik, Eropa merupakan mitra yang besarnya no.2 bagi Kuba setelah Venezuela. Barang-barang ekspor benua tua ini ke Kuba mencapai Euro 2 miliar dengan kira-kira 20% jumlah barang impor Kuba berasal dari Uni Eropa. Dalam situasi krisis utang publik, situasi pengangguran melanda luas di Uni Eropa, pencarian pasar pemasaran barang-barang adalah hal yang sangat perlu terhadap Uni Eropa.
Kesepakatan Kuba dalam mengawali perundingan-perundingan untuk menormalisasi hubungan dengan Uni Eropa akan membantu persekutuan ini tidak lebih lambat terbanding dengan negara-negara adi kuasa di bidang ekonomi untuk bisa menggunakan peluang kerjasama dan perkembangan ekonomi dan perdagangan di negara yang potensial ini. Sebaliknya, Kuba juga bisa mendapatkan keuntungan dari soal memperbaiki hubungan dengan Uni Eropa untuk meningkatkan posisi internasional./.