(VOVWORLD) - Hari ini, 7 Januari 2019 genap 40 tahun tentara dan rakyat Viet Nam merebut kemenangan dalam perang membela daerah perbatasan Barat Daya dari Tanah Air dan kemenangan atas rezim genosida yang dilakukan bersama rakyat Kamboja (7/1/1979-7/1/2019)-satu tonggak merah cemerlang dalam sejarah hubungan persahabatan, solidaritas tradisional, persekutuan militan antara dua bangsa Viet Nam-Kamboja. Ini merupakan kemenangan yang menegaskan hak bela diri yang adil dari tentara dan rakyat Viet Nam di sepanjang garis perbatasan Barat Daya Viet Nam, bersamaan itu turut membantu rakyat Kamboja menggulingkan rezim genosida, memasuki era perdamaian, kerukunan nasional dan perkembangan.
Angkatan Bersenjata Revolusioner Kamboja bersama dengan para prajurit sukarela Viet Nam maju membebaskan Ibukota Phnom Penh, pada tanggal 7 Januari 1979. (Foto dokumenter: Kantor Berita Viet Nam). |
Pada 40 tahun lalu, melaksanakan hak bela diri yang adil dari bangsa, tentara dan rakyat Viet Nam di sepanjang garis perbatasan Barat Daya Viet Nam telah bangkit berjuang, membela keutuhan kemerdekaan, kedaulatan perbatasan nasional, bersama-sama dengan kekuatan-kekuatan progresif Kamboja mengganyang rezim genosida, membawa negara Kamboja memasuki halaman sejarah baru.
Membela Tanah Air dan tanggung jawab internasional.
Pada bulan April 1975, setelah Kamboja merebut kemerdekaan, gerombolan Pol Pot-Ieng Sary telah mengubah Kamboja dari satu “oasis damai” menjadi satu kamp kerja paksa raksasa yang penuh dengan lobang-lobang kuburan manusia dan dengan politik genosida terhadap bangsanya. Itu belum selesai, Pol Pot-Ieng Sary juga melakukan tindakan-tindakan agresi, membunuh warga Viet nam di provinsiprovinsi sepanjang garis perbatasan Barat Daya Viet Nam.
Dalam menghadapi tindakan provokatif dan perluasan perang yang dilakukan kaum agresor, Partai Komunis dan Negara Viet Nam telah mengekang diri dan konsisten melaksanakan kebijakan damai dan bersahabat. Tetapi semakin mengekang diri, maka gerombolan Pol Pot-Ieng Sary semakin merajalela, memaksa tentara dan rakyat Viet nam harus melakukan bela diri secara adil. Untuk memenuhi seruan rakyat Kamboja dan seruan Front Persatuan Nasional Penyelamatan Tanah Air Kamboja, Viet Nam telah membantu kekuatan-kekuatan patriotik Kamboja menggulingkan rezim genosida dari gerombolan Pol Pot-Ieng Sary. Tindakan Viet Nam ini bertolak dari kebutuhan melakukan bela diri yang adil dan tanggung jawab internasional dan hati nurani dari satu bangsa yang pernah menderita banyak penidasan dan agresi
Dalam perjuangan yang sangat sulit dan sengit itu, persatuan internasional yang setia dan jernih antara dua bangsa selalu muncul. Mayor Jenderal Trieu Xuan Hoa, Pahlawan Angkatan Bersenjata Rakyat, mantan Panglima KODAM VII memberitahukan: “Pada saat itu, rakyat Viet Nam sedang kelaparan, tetapi Viet Nam tetap menghimpun sahabat-sahabat Kamboja, memberikan barak prajurit, pangan dan bahan makanan, menciptakan syarat kepada rakyat Kamboja untuk hidup. Bersama-sama dengan kawan-kawan revolusioner Kamboja menggerakkan, merekrut kekuatan, memberikan latihan, membangun kekuatan revolusioner Kamboja. Dari situ, kami hidup dan bekerja bersama dengan para pejabat Kamboja, oleh karena itu, merasakan perasaan rakyat dan kawan Kamboja terhadap Viet Nam seperti saudara sekandung sejak itu sampai sekarang”.
Tonggak merah bersejarah dalam hubungan Viet Nam-Kamboja.
Pada tanggal 31 Desember 1978, seluruh kedaulatan wilayah Viet Nam yang diduduki oleh kaum agresor telah direbut kembali. Sesudah itu, menurut permintaan revolusi Kamboja, Viet Nam telah mengirim prajurit sukarela untuk membantu angkatan bersenjata revolusioner Kamboja. Sampai tanggal 7 Januari 1979, Ibukota Phnom Penh telah dibebaskan, menandai satu perisitwa sejarah yang mahapenting, dari situ rakyat Kamboja sepenuhnya lepas dari rezim genosida.
Ketika berbicara di depan upacara peringatan HUT ke-40 Kemenangan dalam perang membela daerah perbatasan Barat Daya Viet Nam dan kemenangan atas rezim genosida yang dilakukan bersama dengan rakyat Kamboja yang berlangsung pada Jumat (4 Januari) di Kota Ha Noi, Perdana Menteri Viet Nam, Nguyen Xuan Phuc menegaskan: “ Bagi Viet Nam, kemenangan dalam perang membela daerah perbatasan Barat Daya Viet Nam sekali lagi menegaskan tekat dan kekuatan tanpa mengenal lelah dari rakyat Viet Nam, bersamaan itu memanifestasikan semangat internasional yang luhur, hubungan tetangga sesaudara tradisional, terkait, setia dan lama, bantuan jernih dan penuh dengan persahabatan dari Partai Komunis, Negara, tentara dan rakyat Viet Nam terhadap rakyat Kamboja”.
Dalam perjuangan yang adil ini, banyak putra-putri Viet Nam telah gugur atau meninggalkan sebagian jiwa raga-nya di medan-medan perang. Pengobanan itu selalu dikenang dan dihormati oleh generasi-generasi orang Viet Nam dan Kamboja. Ketika mengungkapkan bantuan yang penuh dengan persahabatan yang tak berpamrih dan jernih dari tentara dan rakyat Viet Nam, Ketua Parlemen Kamboja, Heng Somrin memberitahukan: “Bantuan dengan jiwa raga dari prajurit sukarela Viet Nam merupakan bantuan humanis dan paling tepat”. Sedangkan Perdana Menteri Kamboja, Samdech Hun Sen pernah menegaskan: “Tentara dan rakyat Kamboja, kalau tidak ada Viet Nam, tidak bisa dibebaskan secepat itu”. Bapak Tep Ngorn, Wakil Ketua Senat Kamboja, Wakil Ketua Dewan Nasional Front Persatuan dan Perkembangan Tanah Air Kerajaan Kamboja menekan: “Atas nama Parlemen, Senat, Pemerintah, Front dan rakyat Kamboja, saya sekali lagi menyatakan terima kasih yang tulus dan sedalam-dalamnya, bersamaan itu selalu ingat jasa besar yang diberikan oleh Partai, Negara, Front, tentara dan rakyat Viet Nam sesaudara yang telah memberikan pengorbanan yang besar untuk membebaskan dan menyelamatkan Tanah Air dan rakyat Kamboja lepas dari musibah genosida yang kejam, memberikan sumbangan pada proses mengusahakan perdamaian negara Kamboja kami. Pada kenyataannya, dukungan dan bantuan Viet Nam yang besar, tepat waktu dan efektif telah turut membawa negara Kamboja berkembang dari satu negara yang tenggelam dalam perang, derita dan kerusakan menjadi satu negara yang menikmati perdamaian yang utuh dan perkembangan di semua bidang dan penyatuan Tanah Air”.
Kemenangan tanggal 7 Januari 1979 merupakan hasil dari semangat internasionalisme yang jernih dari Partai dan Negara Viet Nam, dari persekutuan militan yang bertolak dari semangat patriotisme yang adil. Kemenangan itu akan untuk selama-lamanya menjadi simbol yang jernih dari solidaritas internasional yang setia dan jernih antara dua bangsa Viet Nam dan Kamboja