Krisis nuklir Iran sedang naik pasang dan pasti tidak bisa menemukan solusi efektif pada masa depan. Alasan yang berasal dari dua belah yalah kekuasaan pimpinan Presiden Iran M. Ahmadinejad dan negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat yang terus-menerus berada dalam situasi konfrontasi yang berbahaya di banyak aspek, baik dari diplomatik sampai politik-ekonomi, bahkan militer.Ketegangan antara Iran dengan Barat belum ada titik henti.
(Selat Hormuz -jalan laut penting terhadap pengangkutan minyak
Foto: tintuc.timnhanh.com)
Dalam satu perkembangan terbaru, pada tanggal 26 Desember ini, Menteri Pertahanan Iran, Brigadir Jendral Ahmad Vahidi menegaskan bahwa negara Republik Islam ini sangat berkemampuan untuk memproduksi pesawat terbang tanpa pilot untuk menghadapi perang potensial manapun. Pembesar ini juga memberitahukan bahwa "
Teheran bisa mengembangkan dan mempertahankan prestasi-prestasi yang dimiliki bahkan dalam semua syarat yang paling sulit dan perintah sanksi yang menyeluruh”.
Sebelumnya pada tanggal 25 Desember, Panglima Angkatan Laut Iran, Laksamana Habibollah Sayyari menyatakan bahwa Angkatan Laut negara ini sedang menggalang kapal penjelajah modern kedua yang bernama Jamaran-dua. Semua gerak-gerik peringatan ini berlangsung pada saat pemerintah Teheran telah mulai menjalankan latihan angkatan laut yang bernama “Valayat-e-90” yang memakan waktu 10 hari di Selat Hormuz (dari tanggal 24 Desember), sehingga meningkatkan kecemasan mengenai kemungkinan Iran akan menutup pintu jalan pengangkutan minyak tambang yang paling strategis di dunia ini dalam situasi terjadi bentrokan militer antara Teheran dengan Barat…
(Kenaikan ketegangan antara Iran dengan Barat . Foto: nld.com.vn)
Pada masa belakangan ini, Israel dan sekutu dekatnya yalah Amerika Serikat telah memperkuat perang mulut dengan Iran. Tel Aviv dan Washington menuduh Teheran sedang menjalankan tujuan memikili senjata nuklir, tetapi pada kenyataan-nya masih belum mengajukan satu dokumen kongkrit manapun untuk membuktikan semua tuduhan-nya. Baik Amerika Serikat maupun Israel semuanya menyatakan akan tidak mengecualikan kemungkinan melakukan serangan militer kalau semua langkah perundingan diplomatik mengenai program nuklir Iran mengalami kegagalan. Sementara itu, fihak Iran mengutuk baik Washington maupun Tel Aviv yang semuanya memiliki senjata-senjata pemusnah massal, diantaranya ada hulu kepala nuklir. Dan untuk memberikan balasan terhadap tekanan internasional yang sedang meningkat, Teheran telah memperingatkan akan menyasar pada Israel dan semua kepentingan global kalau Tel Aviv melakukan serangan. Iran juga menyatakan bahwa kalau diserang oleh Amerika Serikat atau Israel, maka negara ini akan menyerang 32 pangkalan militer Amerika Serikat di Timur Tengah dan menutup selat Hormuz.
Opini umum beranggapan bahwa dengan semua yang sedang berlangsung, Teheran tidak hanya omong kosong. Kalau selat ini ditutup, maka akan terjadi instabilitas yang amat besar terhadap dunia. Karena kalau ditinjau secara geostrategis, Hormuz merupakan salah satu diantara jalan-jalan laut yang paling penting di dunia untuk eksport berbagai komoditas minyak dari negara-negara Teluk. Ini merupakan tempat lewat 40 persen volume minyak kasar di seluruh dunia, menduduki hampir sepertiga dari total jumlah transaksi minyak tambang melalui jalan laut. Kalau Hormuz ditutup, maka harga minyak dunia tidak hanya mengalami keguncangan-keguncangan, melainkan semua akibat sesudahnya akan teramat serius.
(Harga minyak dunia mengalami keguncangan.Foto:laodong.com.vn)
Ketegangan antara Iran dan Barat mulai bereskalasi pada medio bulan Desember ini, Teheran menyatakan telah menembak jatuh satu pesawat pengintai tanpa pilot jenis RQ-170 dari Amerika Serikat di bagian Timur negara ini. Ini merupakan kerugian berat yang diderita oleh tentara Amerika. Semua pembesar Pentagon juga khawatir bahwa akan ada pesawat-pesawat terbang seperti jenis RQ-170 diproduksi, tetapi bukan di wilayah Amerika Serikat. Kontradiksi ini semakin serius ketika Teheran menyatakan telah mengajukan surat usulan kepada Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki Moon, Organisasi Kerjasama Islam (OIC) dan Gerakan Nonblok (NAM) tentang penggelaran yang dilakukan pesawat terbang Amerika Serikat terhadap wilayah udara-nya.
Dalam satu perkembangan lain, pada tanggal 25 Desember lalu, Iran juga menolak semua tuduhan Amerika Serikat yang mengatakan bahwa negara ini sedang melindungi satu anggota jaringan teroris Al Qaeda yang bernama Yasin Al Suri- tokoh yang diumumkan mengenai hadiah sebanyak 10 juta USD kepada barang siapa yang memberikan informasi tentang Yassin Al Suri. Ketegangan berlangsung dan melanda luas ketika pada waktu ini juga, semua negara Barat terus-menerus menciptakan tekanan di banyak aspek terhadap negara Republik Islam ini. Baru-baru ini, Kementerian Keuangan Amerika Serikat telah memperluas perintah sanksi terhadap Iran ketika menambahkan 10 perusahaan transportasi di Malta yang melakukan usaha dengan perusahan transportasi laut Iran.
Pada saat itu di Roma (Italia), semua diplomat Amerika Serikat, Uni Eropa dan sekutu-sekutu-nya telah berbahas tentang perintah sanksi tambahan terhadap Iran, mungkin termasuk perintah embargo minyak tambang dari Uni Eropa. Semua pengamat beranggapan bahwa tidak mudah untuk menerobos krisis ini. Nuklir hanya merupakan satu dalih saja. Yang lebih jauh lagi yalah dari posisi strategi Iran, negara-negara Barat menginginkan posisi geography terbaik dimana negara Islam ini sedang memiliki-nya di kawasan Timur Tengah, khususnya jalan pengangkutan laut lewat selat Hormuz. Hal itulah yang telah dan sedang meningkatkan eskalasi yang belum ada titik henti. /.
Anh Huyen