(VOVwolrd) - Setelah berlangusng selama dua hari, Konferensi tingkat (KTT) Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Senin 21 Mei telah berakhir di Chicago, Amerika Serikat (AS). Konferensi tersebut telah mengajukan banyak pernyataan penting bersama yang penting, misalnya proses penyerahan di Afghanistan, penggelaran sistem pertananan anti rudal antar Eropa, peningkatan kemampuan militer NATO. Akan tetapi, opini umum menilai bahwa dengan semua komitmen ini, persekutuan militer paling besar di dunia bingung dalam memelihara dan melaksanakan impian global-nya.
Panorana KTT NATO di Chicago.
( Foto:laodong.com.vn)
Seperti prakiraan semula, Afghanistan justru menjadi tema paling penting bagi para Kepala negara dari 28 negara anggota NATO yang menghadiri KTT Chicago. Mudah dimengerti karena perang di Afghanistan memakan waktu selama lebih dari satu dekade, maka ingin atau tidak, akhirnya AS dan NATO juga harus mempertimbangkan penarikan pasukannya. Lebih-lebih lagi, Afghanistan sudah sejak lama telah bukanlah tempat untuk mendemonstrasikan kekuatan dan sebenarnya ini benar-benar merupakan rawa-rawa yang penuh dengan imajinasi terhadap AS dan NATO. Oleh karena itu, ketika mengumumkan rencana penarikan pasukannya dari Afghnistan, Kepala NATO, Sekretaris Jenderal Anders Fogh Rasmussen telah menyatakan bahwa “
Datang bersama dan keluar bersama”. Di KTT ini, para pemimpin NATO telah berkomitmen akan mendukung proses menarik pasukan NATO dari Afghanistan sesuai dengan rencananya pada akhir tahun 2014 dan setelah tahun 2014 tetap terus memberikan bantuan banyak bidang kepada pemerintah dan rakyat negeri ini. Untuk melaksanakan peta jalan itu, NATO akan melatih kekuatan-kekuatan tentara dan polisi Afghanistan untuk cukup kemampuan memikul tanggung jawab menjamin keamanan setelah NATO menarik pasukannya dari negeri ini.
Kepala negara dari 28 negara anggota NATO yang menghadiri KTT Chicago.
( Foto: tin247.com)
Bersamaan itu, NATO menginginkan agar penarikan pasukan ini harus menyampaikan pesan bahwa Missi NATO di Afghanistan selama lebih dari satu dekade ini adalah satu kemenangan, meskipun harus menderita banyak kerugian. KTT tersebut juga telah berkomitmen akan memberikan satu miliar USD untuk membantu pasukan keamanan Afghanistan, setelah NATO menarik pasukannya dari medan perang Asia Selatan ini pada tahun 2014. Komitmen keuangan ini tidak cukup seperti yang diserukan Presiden AS Barack Obama sebelumnya yaitu menyerukan kepada para berseru kepada para sekutu NATO supaya menyumbang 1,3 miliar USD kepada Afghanistan. Itu belum bicara bahwa angka ini jauh lebih sedikit terbanding dengan 4,1 miliar USD dari pemerintah AS untuk mempertahankan kegiatan tentara dan polisi Afghanistan dari tahun 2015 sampai 2017. Akan tetapi, menurut para analis, komitmen keuangan ini juga merupakan satu kemenangan, karena pada latar belakang ini, hal itu sama sekali bukanlah impian yang mudah dilaksanakan ketika semua negara anggota NATO harus menghadapi kesulitan - kesulitan dan bangkitnya pasukan Taliban di Afghanistan dan terutama siapa yang akan mengeluarkan uang kepada Afghanistan pasca tahun 2014.
Opini umum menilai bahwa dengan semua komitmen di KTT Chicago, persekutuan militer paling besar di dunia bingung dalam memelihara dan melaksanakan impian global-nya.
(Foto: tin247.com)
Pembagian prosentasi tanggung jawab memberikan sumbangan menjadi sulit ketika badai utang yang berkepanjangan dua tahun ini masih merajalela di banyak negara anggota NATO. Meskipun semua anggota NATO berkomitmen akan terus memberikan sumbangan di banyak bidang kepada Pemerintah, akan tetapi ketika mengungkapkan angka kongkrit, maka semua hal tampak bukan begitu. Pada kenyataanya, selain AS, semua negara anggota NATO lain tampaknya sedang melakukan segala yang bisa dilakukan untuk mengurangi sumbangannya. Sampai sekarang, hanya ada Luksamburg yang satu-satunya memberikan sumbangan yang kongkritnya, meskipun angka ini tidak seberapa. Sedangkan, Jerman hanya mengajukan satu pernyataan yang tidak jelas, menurutnya Berlin akan memberikan bantuan yang lumayan. Bahkan Inggris lebih hati- hati ketika berkomitmen memberikan 110 juta USD per tahun. Angka ini telah mengejutkan banyak orang karena jumlah uang ini terlalu kecil ketika Inggeris adalah negara yang punya jumlah serdadu yang besarnya nomor tiga di Afghanistan. Menurut para analis politik, komitmen-komitmen ini barang kali bersangkutan dengan dipertahankannya hubungan lebih baik dengan Amerika dari demi Afghanistan. Ibu Heather Conley, Direktor Program Penelitian Eropa di Pusat Penelitian Strategi dan Hubungan Internasional di Washington menilai bahwa KTT selama dua hari ini adalah sesuatu seperti demonstrasi dan ingin menciptakan kepada kami satu kesan tentang komitmen-komitmen dari semua negara dalam koalissi NATO setelah tahun 2014.
Serdadu NATO di Afghanistan.
( Foto: vov.vn)
Satu masalah penting yang lain ialah pada Konferensi ini, para pemimpin NATO telah sepakat mengawali periode permulaan sistim pertahanan anti rudal antar-Eropa tanpa mempedulikan tentangan pihak Rusia. Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan para sekutu-nya menyatakan mungkin akan mengirimkan satu kapal perang Amerika Serikat dengan membawa pesawat terbang penjelajah ke Laut Tengah dan membentuk satu sistim radar peringatan awal di Turky yang dikomandoi NATO dari satu pangkalan di Jerman. Sistim perisai rudal NATO yang dikepalai oleh Amerika Serikat dan dijadwalkan akan digelarkan di Eropa dibagi menjadi 4 periode dan akan dioperasikan secara menyeluruh pada tahun 2018. Pernyataan ini diajukan tanpa mempedulikan tentangan keras dari Rusia tentang sistim perisai rudal ini, bersamaan itu menganggapnya sebagai satu ancaman keamanan. Tampaknya untuk meredakan reaksi dari pihak Rusia, dalam pidatonya di depan jumpa pers, Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen memberitahukan: Koalisi ini telah mengundang Rusia bersama melakukan kerjasama tentang sistim pertahanan anti rudal dan undangan ini tetap punya nilai. Sekretaris Jenderal Rasmussen menegaskan: NATO akan terus mengadakan dialog dengan Rusia, bersamaan itu berharap supaya Rusia akan melihat bahwa kerjasama ini memberikan kepentingan kepada kedua pihak.
Namun, KTT NATO telah mencapai beberapa hasil, tetapi barang kali tetap belum cukup. Opini umum menyatakan kesangsian akan proses penggelaran rencana NATO ketika koalisi militer ini sedang menghadapi serentetan kesulitan tidak hanya tentang ekonomi, melainkan juga tentang politik hubungan luar negeri dari semua negara ini./.