(VOVWORLD) - Konfrontasi tarif antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa sedang ada bahaya meledak kembali bersangkutan dengan tunjangan antara dua perusahaan produksi pesawat terbang Airbus dan Boeing. Perdebatan-perdebatan semakin lebih sengit setelah Organisasi Perdagangan Sedunia (WTO) menyetujui AS mengenakan tarif sebesar 7,5 miliar USD terhadap barang ekspor Uni Eropa. Hubungan dagang trans-Atlantik sedang menghadapi kemungkinan mengalami keretakan serius dan ada bahaya menjadi perang dagang yang memakan banyak biaya dan tidak ada pihak yang diuntungkan.
I;lustrasi (Foto: AFP/VNA) |
Perang dagang ini berlangsung pada latar belakang AS sedang berada dalam perang dagang yang sengit tmelawan Tiongkok dan terbukanya front yang kedua ini akan menimbulkan lagi instabilitas terhadap perekonomian dunia yang sudah menderita pengaruh negatif yang berarti. Itu belum bicara tentang dampaknya Brexit, kerangka perundingan dan perdagangan multilateral, khususnya dari WTO yang sedang mengalami kerusakan di mana saja.
“Bayangan hitam” dari pertandingan tarif sedang ada
Pada awal bulan ini, WTO telah mengeluarkan keputusan bahwa negara-negara Eropa telah memberikan tunjangan yang tidak sah terhadap Perusahaan Airbus setelah lebih dari satu dekade AS mengajukan gugatan terhadap Eropa yang telah memberikan tunjangan secara tidak sah terhadap perusahaan produksi pesawat terbang Airbus. Akan tetapi, ini bukanlah satu kemenangan yang sepenuhnya memihak Perusahaan Boeing. Kasus gugatan yang dilakukan oleh AS terhadap Uni Eropa hanyalah sebagian dalam sengketa bilateral, karena Uni Eropa juga menuduh AS memberikan tunjangan secara tidak sah kepada Perusahaan Boeing. Selama ini, Perusahaan Boeing juga mengalami krisis besar dalam sejarahnya selama 103 tahun ini setelah dua kecelakaan yang mengerikan terhadap pesawat terbang 737 Max. Banyak pelanggan dari Perusahan Boeing telah berpindah membeli pesawat terbang Airbus dan sekarang sedang harus menghadapi kemungkinan peningkatan biaya karena tarif. Dalam keadaan di mana WTO mengeluarkan keputusan tentang masalah ini pada tahun 2020, Uni Eropa bisa akan mengenakan tarif terhadap barang dagangan AS sebagai balasan terhadap tunjangan-tunjangan dari Washington.
Oleh karena itu, keputusan terkini dari WTO, selain memberikan keuntungan kepada Perusahaan Boeing juga bisa mendatangkan akibat-akibat yang sulit diduga lebih dulu. Ini merupakan balasan yang menimbulkan nilai kerugian terbesar yang pernah diesahkan oleh WTO, meningkatkan lagi kecemasan-kecemasan terhadap perekonomian global yang sedang mengalami karut-marut yang ditimbulkan oleh perang-perang dagang dan lebih merumitkan lagi hubungan antara AS dan Uni Eropa.
Karena segera setelah keputusan ini, pemerintah pimpinan Presiden AS, Donald Trump menyatakan akan mengenakan tarif sebesar 7,5 miliar USD terhadap barang ekspor Uni Eropa setiap tahun. Menurut informasi dari Kantor Perwakilan Perdagangan AS, langkah-langkah mengenakan tarif akan mulai menjadi efektif pada tanggal 18 Oktober ini, yang pada pokoknya menyasar pada 4 negara soko yang membantu Perusahaan Airbus, yaitu Perancis, Inggris, Jerman dan Spanyol. Dengan demikian, barang-barang hasil pertanian dan peralatan yang meliputi whisky, baju wol, barang dari wol dari Inggris, kopi dan mesin dari Jerman, minuman anggur, zaitun dari Perancis dan Spanyol akan dikenai tarif sebesar 25%. Sementara itu, Uni Eropa juga segera menyatakan akan melakukan langkah-langkah balasan yang setimpal. Brussels juga mempersiapkan daftar barang ekspor AS senilai kira-kira 20 miliar USD untuk dikenaitarif.
Tidak ada pihak yang diuntungkan
Bisa dilihat bahwa eskalasi ketegangan dagang kali ini antara Uni Eropa dan AS merupakan hasil yang sudah diprediksi sebelumnya, berasal dari kebijakan “AS yang pertama-tama” yang dilakukan oleh Presiden Donald Trump ketika dia dilantik. Beberapa ekonom menilai bahwa sangat sulit untuk menetapkan siapa yang menjadi pemenang dalam perang ini, tapi, pastilah bahwa sengketa antara dua tepian Samudera Atlantik bisa menimbulkan kerugian yang lebih berat terhadap hubungan dagang antara dua pihak. Terhadap AS, konfrontasi dagang AS-Uni Eropa bisa melemahkan perusahaan-perusahaan multinasional AS, mempersempit skala pasar dan membuat mereka harus menjual harta benda di luar negeri dan diikuti dengan persaingan internasional yang meningkat tinggi. Di segi sebaliknya, tarif yang dikenakan oleh AS terhadap produk-produk Uni Eropa akan mempengaruhi barang ekspor Uni Eropa sebanyak dari 500 juta sampai 1 miliar Euro setiap tahun. Lebih-lebih lagi, perbahasan tentang satu permufakatan dagang bebas baru antara AS dan Uni Eropa bisa mengalami kerusakan serius.
Tidak hanya begitu saja, secara lebih luas, ekonomi global akan menderita pengaruh berat. Laporan yang diumumkan oleh WTO pada pekan lalu juga memprediksi pertumbuhan dagang global akan turun menjadi hanya tinggal separo terbanding dengan prediksi pada bulan April. Gerak-gerik menyulut sumbu perang dagang secara terus-menerus antara blok-blok ekonomi besar akan terus mengekang perkembangan perekonomian dunia. Organisasi Kerjasama dan Perkembangan Ekonomi (OECD) juga memperingatkan bahwa eskalagi bentrokan dagang sedang meningkatkan tekanan terhadap kepercayaan dan aktivitas investasi dari badan usaha, menciptakan instabilitas tentang kebijakan, meningkatkan risiko di pasar keuangan dan menimbulkan bahaya terhadap prospek pertumbuhan ekonomi dunia.
Kecemasan tentang bahaya kemerosotan ekonomi semakin ada setelah lebih dari setahun eskalasi ketegangan dagang AS-Tiongkok belum sempat mereda, maka sekarang ini, satu perang dagang yang memakan banyak biaya lain antara AS dan Uni Eropa merupakan peringatan yang menyedihkan terhadap ekonomi global.