(VOVworld) – Pada akhir pekan lalu, Presiden Afghanistan, Hamid Karzai sekali lagi menyatakan bahwa pasukan keamanan nasional di negara Asia Selatan ini bisa menjamin keamanan nasional tanpa memerlukan bantuan kekuatan internasional. Pernyataan ini memadamkan harapan kalangan pejabat Amerika Serikat tentang perihal Presiden Afghanistan yang akan habis masa baktinya secara dini menandatangani Traktat Keamanan Bilateral dengan Amerika Serikat. Kalangan pengamat beranggapan bahwa penundaan Presiden Afghanistan dalam menunda menandatagani BSA telah meletakkan Afghanistan di depan banyak tantangan pada waktu mendatang.
Dalam pidato terakhir yang dibacakan di depan Parlemen pada 15 Maret ini, Presiden Afghanistan, Hamid Karzai menunjukkan bahwa para serdadu Amerika Serikat bisa meninggalkan negeri ini pada akhir tahun 2014, karena Tentara Afghanistan pimpinannya sekarang telah menjaga 93% wilayah, siap menerima tanggung jawab menjamin keamanan sepenuhnya. Dia menegaskan kembali pendirian bahwa dia akan tidak menandatangani BSA dengan Amerika Serikat, menurutnya akan membolehkan sejumlah serdadu Amerika Serikat tinggal di Afghanistan setelah penarikan pasukan terakhir, kecuali perdamaian dengan segera ditegakkan. Pemimpin ini menegaskan bahwa pasukan keamanan Afghanistan telah menjadi cukup kuat untuk membela Tanah Air, tanpa memerlukan bantuan dari pasukan internasional.
Sebelumnya, Kabul dan Washington telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk melakukan perundingan tentang BSA dengan target mengizinkan mempertahankan kira-kira 10.000 - 12.000 serdadu AS di Afghanistan setelah tahun 2014. Pada Traktat tersebut, Pentagon juga menginginkan agar setelah tahun 2014, serdadu Amerika Serikat tetap mempertahankan hak kontrol dan menggunakan mutlak pangkalan udara Bagram di kota Kabul Utara dan berhak menggunakan 8 pangkalan militer lain-nya di seluruh wilayah Afghanistan.
Menjamin kepentingan nasional.
Presiden Hamid Karzai memberitahukan bahwa dia menolak menandantangani BSA dengan Amerika Serikat karena BSA menyisihkan beberapa hak prioritas istimewa untuk serdadu-serdadu Amerika Serikat seperti hak kekebalan sepenuhnya terhadap undang-undang setempat, bisa bebas melakukan serangan terhadap sasaran-sasaran terorisme dan bebas memeriksa semua masjid dan rumah penduduk. Selain itu, menurut kalangan pengamat, Presiden Hamid Karzai tidak menandatangani naskah tersebut karena dia terlalu kecewa dalam hubungan dengan Amerika Serikat dalam dua masa bakti memegang kekuasaan. Presiden Hamid Karzai terus-menerus mengecam Amerika Serikat dan NATO ketika mengatakan bahwa justru semua tindakan militer Amerika Serikat dan NATO yang telah mengakibatkan instabilitas di Afghanistan dan tidak dapat menjamin keamanan negara ini. Sebagai pangkalan bagi Amerika Serikat dan sekutu-nya melakukan tindakan-tindakan anti terorisme di seluruh kawasan Asia Tengah dan Asia Selatan, maka Afghanistan, dalam waktu lalu, telah menjadi sasaran bagi pasukan Taliban dan Al Qaeda untuk melakukan serangan balasan. Negara ini telah menuntut kepada Amerika Serikat supaya membela rakyat dalam menghadapi serangan yang dilakukan Taliban, tapi telah ditolak.
Berhadapan dengan tekanan yang tidak kecil tentang keamanan dan ekonomi
Setelah 12 tahun mengalami peperangan, meski Presiden Hamid Karzai menegaskan: Tentaranya sekarang telah membela 93% wilayah, tapi hal ini tidak berarti bahwa kemampuan keamanan negara ini menjadi baik. Opini umum menyatakan kesangsian terhadap kemampuan menjamin keamanan sendiri dari Afghanistan, meskipun Amerika Serikat telah menggunakan waktu bertahun-tahun untuk mendidik pasukan keamanan negara ini. Oleh karena itu barang kali dari akhir tahun 2013 lalu, Presiden Hamid Karzai melakukan kunjungan di India dengan harapan menerima paket bantuan militer dari kekuasaan New Delhi. Presiden Hamid Karzai setuju menandatangani Perjanjian Kerjasama dan Hubungan Persahabatan berjangka panjang dengan Iran di banyak bidang seperti politik, keamanan, ekonomi, stabilitas regional.
Selain kepentingan politik, keputusan Presiden Hamid Karzai tentang penolakan untuk menandatangani BSA juga berpengaruh tidak kecil terhadap bantuan hibah Amerika Serikat kepada Afghanistan legislator Haji Mirdad Khan Nijrabi pernah memberitahukan bahwa Amerika Serikat telah menawarkan bantuan sebanyak USD 4,1 miliar kepada Afghanistan untuk membangun pasukan keamanan dan bantuan lain sebanyak USD 4 miliar untuk basis-basis sipil.
Oleh karena itu, ketika Afghanistan menolak menandatangani BSA, hal ini berarti ada bahaya akan kehilangan pos-pos bantuan. Hal ini menimbulkan kesulitan besar pada patar belakang ketika Afghanistan mendapat ramalan-ramalan yang tidak begitu optimis tentang situasi ekonomi. Lebih-lebih lagi, menunda penandatanganan BSA berpengaruh terhadap sentimen para investor ketika mereka merasa khawatir atas situasi keamanan di Afghanistan yang bisa terpengaruh kalau tidak ada bantuan pasukan internasional.
Tidak menandatangani BSA dengan Amerika Sedrikat sama artinya dengan Presiden Hamid Karzai menyerahkan tanggung jawab kepada penerus pasca pemilu Presiden pada 5 April mendatang. Kalangan pengamat internasional juga beranggapan bahwa AS tidak sederhana hanya ingin mempertahankan pasukan-nya di Afghanistan saja, melainkan yang lebih jauh yalah menjamin kehadiran militer dan pengaruhnya di kawasan strategis Asia Selatan yang penting ini./.
HONG VAN.