(VOVworld) - Berbeda dengan semua prakiraan permulaan dari kalangan pengamat, setelah dua hari perundingan (25-26 Februari ini), di Republik Kazakhstan, Iran dan kelompok P5+1 (yang meliputi 5 negara anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB plus Jerman) telah mencapai perkembangan- perkembangan yang aktif tentang program nuklir Iran. Hasil ini memunculkan harapan untuk menerobos kebuntuan yang sudah memakan waktu puluhan tahun ini tentang masalah antara semua fihak.
Segera setelah mengakhiri perundingan, wakil dari Iran dan kelompok P5+1 semuanya menegaskan bahwa semua perbahasan telah berlangsung positif. Hal ini termanifestasikan melalui kesepakatan kedua fihak dalam mengadakan perundingan tingkat staff ahli dari 17- 18 Maret di Turki dan perundingan selanjutnya antara P5+1 dan Iran pada 17 dan 18 Maret di Kazakhstan. Selain itu, kelompok P5+1 juga mengalah ketika mengajukan rekomendasi untuk melonggarkan embargo terhadap emas dan logam mulia sebagai pengganti rekomendasi- rekomendasi sebelumnya yalah hanya membatalkan embargo terhadap suku cadang pesawat terbang sipil untuk sebagai penganti Iran menghentikan satu bagian program nuklirnya. Kongkritnya yalah 5 negara anggota tetap Dewan Keramanan PBB plus Jerman akan melonggarkan semua sanksi terhadap semua transaksi emas dan logam mulia dari Iran, bersamaan itu membatalkan semua pembatasan yang pernah dikenakan terhadap semua transaksi perbankan dari Republik Islam ini. Sebagai pengganti, Iran harus akan menghentikan pengayaan uranium pada tarap 20 persen dan harus menutup pabrik Fordow- tempat yang diduga oleh Barat sedang memproduksi uranium, bersamaan itu memindahkan sepenuhnya gudang uranium ke luar kalau ia tidak digunakan demi tujuan- tujuan kesehatan.
Ketika melihat pada masalah ini, kepala delegasi perunding nuklir Iran, Saeed Jalili menyatakan bahwa semua negara adi kuasa Barat sedang semakin lebih praksis dalam cara mendekati masalah nuklir Teheran dan memberitahukan bahwa masalah ini bisa dibahas dalam semua perundingan selanjutnya dengan pandangan membina kepercayaan. Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Ali Akhbar Salehi menyatakan rasa optimis akan semua perundingan pada waktu mendatang dengan kelompok P5+1 setelah pertemuan bersejarah di Kazakhstan itu. Menlu Iran menyatakan bahwa hasil ini demi kepentingan kedua fihak dan semuanya sedang berada pada saat- saat titik balik. Sementara itu, Komisaris Tinggi Uni Eropa urusan kebijakan keamanan dan hubungan luar negeri, ibu Catherine Ashton menyatakan harapan akan mendapat reaksi positif dari Iran yang bersangkutan dengan rekomendasi dari P5+1. Menurut dia, rekomendasi ini telah dibahas secara teliti, dengan mandat dari Dewan Keamanan PBB, untuk membangun kepercayaan dan membantu mendorong semua dialog. Semua negara Barat juga mengakui bahwa pelonggaran perintah sanksi tentang bisni emas dan logam mulia hanya menjadi satu langkah yang cukup rendah hati
Akan tetapi, emas bisa digunakan sebagai satu instrumen transaksi perdagangan, maka bisa membantu Iran lepas dari semua kesulitan, akibat sanksi keuangan dari Amerika Serikat dan Uni Eropa. Rusia dan Tiongkok, semuanya menilai bahwa perundingan kali ini adalah terus- terang, bermanfaat dan konstruktif. Menlu Amerika Serikat, John Kerry yang sedang melakukan kunjungan kerja di Eropa juga menilai bahwa dua hari perundingan nuklir antara Iran dan negara-negara adi kuasa benar-benar bermanfaat dan satu komitmen serius dari Iran bisa mendatangkan satu permufakatan yang komprehensif dan berjangka panjang. Selain itu, Menlu John Kerry juga mengulangi bahwa Washington bersedia melakukan perundingan-perundingan bilateral dengan Teheran.
Meskipun dua fihak menyatakan keoptimisan tentang hasil perundingan, tetapi untuk bisa mencapai permufakatan kongkrit, tampaknya masih menjumpai banyak kesulitan, menuntut kepada semua fihak supaya mau mengalah lebih lanjut lagi. Satu prasyarat dari Barat sebagai pengganti penghapusan perintah sanksi yalah Iran menutup instalasi nuklir di bawah tanah Fordow. Akan tetapi, Kepala delegasi perunding nuklir Iran, Sekretaris Dewan Keamanan Tertinggi Iran, Saeed Jalili masih tetap memveto hak dari Teheran untuk mengembangkan program nuklir demi tujuan dami dan beranggapan bahwa pabrik Fordow sedang berada di bawah pengawasan dari badan nuklir PBB, oleh karena itu, tidak ada alasan untuk menutup pabrik ini. Tentang menghentikan pengayaan uranium pada tingkat 20 persen, Sekretaris Dewan Keamanan Tertinggi Iran memberitahukan bahwa masalah ini bisa dibahas dalam semua perundingan selanjutnya.
Perundingan tentang masalah nuklir dari Iran di Kazakhstan meskipun tidak mengalami terobosan manapun, tetapi jelaslah bahwa telah mengalami kemajuan, membantu semua fihak bisa berharap pada hal-hal yang positif dalam putaran perundingan selanjutnya.Indikasi ini memulai kemungkinan menerobos kebuntuan yang sudah memakan waktu selama bertahun-tahun bersangkutan dengan program nuklir yang menimbulkan selisih Republik Islam ini./.