Negara-Negara Laksanakan Berbagai Langkah Gigih Demi Pemulihan Ekonomi

(VOVWORLD) - Dalam menghadapi dampak buruk dari penularan masif selama pandemi Covid-19 dan gejolak geopolitik internasional, terutama terkait dengan krisis Rusia-Ukraina, Pemerintah berbagai negara tengah giat melakukan langkah-langkah tanggap yang gigih bertujuan utama memperkokoh dan mempertahankan pemulihan ekonomi yang baru saja berkobar kembali pada akhir tahun lalu dan awal tahun ini. 

Laporan-laporan tematik terbaru menunjukkan bahwa rantai pasokan barang global telah terpengaruh secara serius karena 2 alasan utama. Yang pertama adalah penyebaran pandemi Covid-19 di banyak negara, di antaranya yang paling mengkhawatirkan ialah perkembangan wabah yang kompleks di Tiongkok, tempat penghasil ¼ produksi global. Yang ke-2 ialah terganggunya rute-rute transportasi barang laut dan udara karena pertempuran di Ukraina serta peningkatan kebutuhan bahan bakar di seluruh dunia. Sebagai akibatnya, serentetan indeks ekonomi yang mengkhawatirkan tercatat. Misalnya, dalam sebuah penilaian pada 15 Maret, Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan bahwa perekonomian global telah menderita “pukulan keras”, merugikan pertumbuhan dan membuat harga meningkat. Kenyataan ini membuat banyak negara harus melaksanakan langkah-langkah drastis dalam menyikapi.

Negara-Negara Laksanakan Berbagai Langkah Gigih Demi Pemulihan Ekonomi - ảnh 1
Ketua FED, Jerome Powell mengumumkan keputusan untuk menaikkan suku bunga dasar untuk menghadapi inflasi tinggi rekor dalam konferensi pers online di Arlington,  pada16 Maret 2022. Foto: XinHua/VNA

Tanggapan Berbagai Negara

Salah satu kebijakan yang paling patut diperhatikan dalam mendukung perekonomian yang baru-baru ini dilakukan negara-negara adalah keputusan menaikkan suku bunga dasar (suku bunga referensi) di Amerika Serikat (AS), negara dengan perekonomian terbesar dunia. Oleh karena itu, pada 16 Maret Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Sistem Cadangan Federal AS (FED) mengumumkan suku bunga referensi menambah 25 poin dasar menjadi 0,25-0,5%. Ini untuk pertama kalinya FED memutuskan untuk menaikkan suku bunga setelah lebih dari 3 tahun. Tindakan ini bertujuan menghentikan kenaikan inflasi tanpa memperlambat pertumbuhan ekonomi. Keputusan itu dikeluarkan setelah harga di AS terus meningkat belakangan ini yang mendorong inflasi jauh melampaui target jangka panjang FED sebesar 2%. Misalnya, dalam 2 tahun terakhir indeks harga konsumen (CPI) AS telah meningkat sebesar 7,9%.

Di seberang Atlantik, Bank Sentral Eropa (ECB) pada akhir pekan lalu juga mengumumkan akan menghentikan program pembelian obligasi besar lebih awal dari yang diharapkan dan siap untuk kenaikan suku bunga pada akhir tahun ini. Pada pertengahan minggu ini Uni Eropa (UE) akan melakukan langkah penting lainnya, yaitu menyetujui subsidi harga bahan bakar bagi rumah tangga dan mendukung badan-badan usaha yang terkena dampak harga energi yang tinggi. Total anggaran untuk upaya ini diperkirakan mencapai ratusan miliar USD.

Pelaksanaan langkah-langkah yang gigih dan kuat untuk menghadapi tantangan-tantangan saat ini guna menjaga pemulihan ekonomi juga menjadi salah satu isi agenda utama dalam Konferensi Deputi Menteri Keuangan dan Deputi Gubernur Bank Sentral Bank Perekonomian-Perekonomian Forum Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) 2022 akan berlangsung secara virtual, 16-17 Maret. Dalam lingkup Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN), Menteri Industri dan Perdagangan Singapura, Gan Kim Yong mengatakan bahwa negara-negara anggota ASEAN telah sepakat untuk mencari cara untuk memperkuat rantai pasokan di kawasan sehingga mendorong pemulihan ekonomi. Pada Konferensi Menteri Ekonomi ASEAN ke-28 yang dipimpin oleh Kamboja secara virtual, Menteri Gan Kim Yong mengusulkan tiga bidang utama yang dapat difokuskan dan dipromosikan bersama oleh negara-negara ASEAN untuk memulihkan ekonomi, di antaranya menekankan pentingnya mempertahankan solidaritas dan “integrasi ekonomi regional terbuka dan berdasarkan pada prinsip-prinsip” dalam konteks negara-negara anggota harus menyesuaikan untuk menghadapi instabilitas ekonomi seperti tekanan inflasi dan gangguan ekonomi akibat “komplikasi geopolitik” dan pandemi.  

Negara-Negara Laksanakan Berbagai Langkah Gigih Demi Pemulihan Ekonomi - ảnh 2Para peserta dalam Konferensi Deputi Menteri Keuangan dan Wakil Gubernur Bank Sentral Perekonomian-Perekonomian Forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) 2022. Ảnh: mof.gov.vn

Promosi Pembangunan yang Berkelanjutan

Melalui langkah-langkah tanggap yang drastis dari entitas ekonomi dapat dilihat bahwa setiap negara sangat memahami pentingnya menjaga dan mendorong pemulihan ekonomi setelah sekian lama tindakan ekonomi dibatasi atau dihentikan sementara demi pencegahan dan pengendalian pandemi. Pada dasarnya, langkah-langkah tanggap dibangun dan dilaksanakan berdasarkan pada kekuatan ekonomi internal, penilaian subjektif masing-masing negara, serta berdasarkan pada situasi nyata. Itu adalah langkah-langkah yang diperhitungkan dengan cermat, ilmiah, dan mendesak. Namun bagaimana pun, sebagian besar langkah itu masih bersifat sementara.

Menurut para pakar dan penyusun kebijakan keuangan-ekonomi internasional, konteks yang kompleks dengan adanya serangkaian faktor yang dapat mengancam pertumbuhan ekonomi menunjukkan bahwa membangun dan mendorong pembangunan yang berkelanjutan menjadi semakin mendesak. Krisada Chinavicharana, Deputi Menteri Keuangan Thailand yang juga Ketua Konferensi Deputi Menteri Keuangan dan Deputi Gubernur Bank Sentral Perekonomian-Perekonomian Forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) 2022 menekankan bahwa dalam konteks pandemi Covid-19 dan konteks geopolitik yang kompleks saat ini, terminologi keberlanjutan menjadi bagian yang tak bisa ditawar lagi dalam proses pemulihan ekonomi, karena memainkan peranan penting dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi masyarakat.

Komentar

Yang lain