(VOVworld) - Dengan kemenangan yang dicapai capres Partai Sosialis, Francois Hollande dalam pemilihan Presiden Perancis pada akhir pekan lalu, opini umum di dalam dan luar negeri mengatakan bahwa hasil ini tidak hanya punya pengaruh terhadap perkembangan perekonomian besar nomor dua di Eropa selama lima tahun mendatang, melainkan juga punya pengaruh tidak kecil terhadap zona euro.
Pemilihan Umum Presiden Perancis . Hollande mempertahankan keunggulan.
( Foto: viet.rfi.fr)
Francois Hollande adalah capres Partai Sosialis pertama yang terpilih menjadi Presiden Perancis dalam waktu 17 tahun ini. Dalam pidato pertama yang dibacakan di depan masyarakat di kota Tulle, Perancis Tengah, Francois Hollande membuat komitmen akan berupaya membawa negara Perancis lepas dari krisis, sementara itu tetap mempertahankan pendekatan yang setara terhadap kesehatan dan pendidikan. Francois Hollande telah mengajukan dua komitmen utama dalam masa baktinya yalah memberikan prioritas-prioritas kepada keadilan, keseimbangan dan prioritas kepada kaum pemuda. Akan tetapi, pelaksanaan semua pernyataan ini tidak mudah ketika semua orang tahu bahwa negara Perancis sedang jatuh ke dalam krisis yang serius. Prosentasi pengangguran di Perancis pada tahun 2012 ini diprakirakan melampaui 10 persen. Pada tahun lalu, Perancis mengalami defisit perdagangan yang mencapai tarap rekor sebanyak lebih dari 70 miliar Euro dan utang publik melampaii 1,7 triliun Euro, sama dengan 5,2 persen GDP. Oleh karena itu, pekerjaan pertama yang harus dilakukan oleh anggota Partai Sosialis, Francois Hollande yalah membangun satu pemerintah persatuan dengan para anggota yang cukup kemampuan untuk membawa Perancis mengatasi periode yang sulit sekarang ini.
Presiden baru dari Perancis Francois Hollande .
( Foto: .vov.vn)
Di bidang hubungan luar negeri, opini umum internasional beranggapan bahwa Francois Hollande terpilih menjadi Presiden Perancis adalah peristiwa titik balik yang dialami Eropa. Hal ini mudah dimengerti ketika Perancis adalah perekonomian yang besar-nya nomor dua di benua tua ini, lebih-lebih lagi Francois Hollande pernah menyatakan akan menentang kebijakan memperketat ikat pinggang Uni Eropa.
Menurut ahli tentang Eropa yang bekerja di Dewan tentang hubungan luar negeri di Washington DC, Charles Kupchan, Presiden baru Perancis telah berseru diadakannya perundingan lagi tentang permufakatan ekonomi yang dibentuk Uni Eropa untuk menstabilkan mata uang Euro, lebih memperhatikan usaha merangsang ekonomi sebagai pengganti langkah-langkah yang keras. Hal ini membantu dia mendapatkan dukungan dari Perancis dan negara-negara Eropa yang lain seperti Yunani, Spanyol, Portugal dan Italia, tetapi bisa terbentur dengan kegusaran dari Jerman. Pemilik baru Istana Elysee juga berkecenderungan mengedarkan obligasi Eropa untuk menangani utang negara-negara dalam blok ini, satu solusi yang selalu ditentang keras oleh Jerman. Oleh karena itu, ada banyak kemungkinan Perancis dan Jerman dengan peranan sebagai lokomotif-nya Uni Eropa akan harus mengadakan perundingan lagi tentang Perjanjian Anggaran Keuangan Eropa, hal yang tidak diinginkan oleh Kanselir Jerman Angela Merkel.
Perancis dan Jerman dengan peranan sebagai lokomotif-nya Uni Eropa .
( Foto: xaluan.com)
Sekarang belum jelas apakah Perancis dan Jerman mengadakan perundingan atau tidak, tetapi jelaslah pandangan Francois Hollande telah berpengaruh terhadap pasar efek Eropa, yang lebih luas ialah seluruh dunia. Pasar keuangan Amerika Serikat dan seluruh dunia turun pasca pemilihan presiden di Perancis. Di Amerika Serikat, pasar efek mengalami transaksi dalam amplitude yang sempit, hampir-hampir tidak ada perubahan terbanding dengan transaksi terakhir pada Jumat pekan lalu. Indeks pokok di pasar efek Amerika, S&P 500 dan NASDAQ semuanya turun point-nya. Di pasar efek Paris dan Frankfurt, nilai mata uang Euro telah turun (sama dengan 1,3 USD) tarap paling rendah selama tiga bulan ini. Semua pasar efek Asia yang penting juga anjlok sebelum menutup pintu pada Senin 7 Mei. Indeks Nikkei Jepang turun 2,8 persen, indeks Hang Seng Hongkong turun 2,6 persen.
Indeks Nikkei Jepang turun.
( Foto: ilustrasi)
Di bidang hubungan luar negeri juga, terpilihnya Francois Hollande menjadi Presiden Perancis punya pengaruh yang tidak kecil terhadap rencana menarik pasukan-nya dari Afghanistan. Francois Hollande pernah menyatakan pandangan ingin menarik segera pasukan-nya dari Afghanistan pada tahun ini, lebih awal dua tahun terbanding dengan rencana yang diajukan NATO. Oleh karena itu, segera setelah capres Francois Hollande mencapai kemenangan dalam perlombaan masuk Istana Elysse, NATO segera berseru kepada Perancis supaya menghargai komitmen tentang jumlah serdadunya yang bertugas di Afghanistan. Juru Bicara NATO, Oana Lungescu menekankan bahwa segala perubahan dalam rencana penarikan pasukan sebaiknya dibahas dan diterima oleh negara-negara sekutu NATO.
Pada pekan mendatang, Francois Hollande akan dilantik, resmi menjadi Tuan Rumah baru di Istana Elysse. Ini merupakan masa bakti yang tidak mudah dan tentunya opini umum akan mengikuti semua keputusan yang diajukan Presiden baru dari Perancis dalam memulai peta jalan baru bagi negara Perancis dan Uni Eropa./.