Peranan DOC dalam memecahkan ketegangan-ketegangan di Laut Timur

(VOVworld) - Pertemuan ke-12 para pejabat tinggi ASEAN-Tiongkok tentang pelaksanaan Deklarasi mengenai cara berperilaku dari semua pihak di Laut Timur (DOC) akan berlangsung hari Kamis (9/6) di kota Ha Long, provinsi Quang Ninh,Vietnam utara. Ini merupakan mekanisme  permanen antara ASEAN dan Tiongkok untuk melaksanakan DOC dan menuju ke penyusunan  Kode Etik tentang cara berperilaku dari semua pihak di Laut Timur (COC). Pada latar belakang COC belul lahir, DOC tetap diangggap sebagai dasar hukum penting yang bersifat paling mengikat antara ASEAN dan Tiongkok untuk memecahkan tantangan-tantangan keamanan di Laut Timur. 


Peranan DOC dalam memecahkan ketegangan-ketegangan di Laut Timur - ảnh 1
Para pejabat diplomatik senior ASEAN-Tiongkok di depan Koferensi  di Singapura
(Foto: AFP/Kantor Berita Vietnam)


DOC ditandatangani  di depan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN pada tanggal 4 Oktober 2002 di Phnom Penh, ibukota Kamboja. Menurut isi DOC, semua pihak peserta sepakat menaatinya menurut patokan-patokan internasional tentang cara berperilaku, seperti memecahkan semua sengketa secara damai, tidak menggunakan atau mengancam menggunakan kekerasan, menghormati kebebasan maritim, melaksanakan prinsip mengekang diri supaya tidak merumitkan atau menaikkan  sengketa, mengadakan dialog dan konsultasi,  berupaya keras menyusun COC.


DOC: Upaya keras bersama ASEAN dan Tiongkok
.

Bisa ditegaskan bahwa penandatanganan DOC pada tahun 2002 antara ASEAN dan Tiongkok  merupakan hasil yang diusahakan oleh ASEAN dengan Tiongkok. Karena ini merupakan dokumen bersama pertama antara ASEAN dan Tiongkok yang langsung bersangkutan dengan masalah Laut Timur. Penandatanganan dokumen ini dianggap sebagai kemajuan penting tentang dialog antara Tiongkok dan ASEAN  yang bersangkutan dengan masalah di laut.

Pemimpin senior ASEAN dan Tiongkok  selalu memberikan apresiasi terhadap makna DOC dan  berkali-kali menegaskan tekad melaksananakan DOC secara lengkap dan menuju ke COC. Pernyataan bersama yang diesahkan oleh para pemimpin senior dan Perdana Menteri dari negara-negara ASEAN dan Tiongkok  tentang kemitraan strategis ASEAN-Tiongkok di pulau Bali, Indonesia pada tanggal 8 Oktober 2013 telah menegaskan pelaksanaan DOC sebagai satu langkah dalam kerjasama keamanan antara ASEAN dan  Tiongkok. Di depan Konferensi Tingkat Tinggi ke-13 ASEAN-Tiongkok  yang diadakan di kota Hanoi, Vietnam  pada bulan Oktober 2010, para pemimpin senior ASEAN dan Tiongkok sekali lagi komitmen menggelarkan DOC secara lengkap dan efektif dan menuju ke pengesahan COC. Bukan hanya begitu saja, untuk menggelarkan  DOC secara lengkap dan efektif, dari tahun 2011, ASEAN dan Tiongkok telah mengesahkan prinsip bimbingan mengggelarkan DOC. Menurut itu, dua pihak menekankan pelaksanaan DOC tidak hanya menggelarkan proyek-proyek, tapi juga melaksanakan secara lengkap ketentuan-ketentuan secara teratur, yaitu menghormati kebebasan  maritim  dan penerbangan di Laut Timur menurut ketentuan-ketentuan dari hukum internasional, diantaranya ada  Konvensi Perserikatan Bangsa tentang Hukum Laut-tahun 1982 (UNCLOS-1982), memecahkan sengketa kedaulatan dan wilayah dengan langkah-langkah damai, tidak mengancam menggunakan kekerasan melalui perundingan dan permusyawaratan yang bersahabat  antara semua pihak  peserta sengketa langsung  sesuai dengan hukum internasional,  berkomitmen  mengekang diri, tidak merumitkan dan menaikkan sengketa, sehingga berpengaruh terhadap perdamaian dan stabilitas.


Memerlukan lagi komitmen-komitmen diplomatik dan politik
.

Meskipun ASEAN dan Tiongkok berbagi prinsip-prinsip bersama seperti yang telah disebut dalam DOC,  tetapi tetap ada  kesenjangn besar  antara komitmen-komitmen dan situasi nyata  di Laut Timur. Sekretaris Jenderal ASEAN, Le Luong Minh menganggap bahwa pelaksanaan dan penggelaran DOC tetap tidak mengalami kemajuan dan ASEAN memerlukan partisipasi  dan kerjasama yang lebih substantif dari pihak Tiongkok. Agar DOC bisa  dilaksanakan secara efektif dan lengkap,  memerlukan komitmen-komitmen diplomatik  dan politik antara dua pihak. Di samping itu,  semua negara ASEAN  perlu  berupaya keras dan  bersatu lebih banyak lagi untuk  bersama-sama dengan Tiongkok  mengusahakan solusi.  Di depan Dialog Shangri La - 2016 yang baru saja diadakan di Singapura, Deputi Menteri Pertahanan Vietnam, Letnan Jenderal Nguyen Chi Vinh memberitahukan: “Peranan ASEAN itu sendiri sudah sangat penting selaku satu Komunitas. Tapiapakah suara ASEAN memberikan pengaruh untuk mendatangkan kepentingan di kawasan  atau tidak, hal itu bergantung pertama pada  persatuan dan kesatuan. Ini mudah dikatakan, tapi sulit dilaksanakant. Jika tidak ada persatuan  dan kesatuan, maka  tidak akan ada suara bersama. Kalau tidak ada suara bersama, maka peranan Komunitas  tidak mempunyai makna”.

Pada latar belakang  ASEAN  sudah membentuk komunitas bersama, lebih dari pada yang sudah-sudah, ASEAN semakin perlu meningkatkan semangat persatuan, kesatuan dan keterkaitan  untuk menjamin  terus  mendapatkan kredibilitas dan sesuai dengan peranan sentral  kawasan ini pada latar belakang  geo-politik  di kawasan mengalami perubahan-perubahan tentang ruang  cyber, di darat, di laut dan di udara.  Kolonel  Vu Tien Trong, Kepala  Institut Kerjasama Internasional dari Kementerian Pertahanan  Vietnam mengatakan: “Sekarang  ASEAN sudah mempunyai visi, aksi dan pendirian yang relatif  sama. Meski  masih ada masalah-masalah kepentingan nasional yang berbeda, tapi itu bukanlah merupakan tantangan terhadap ASEAN atau persatuan ASEAN. Saya beranggapan bahwa  kecenderungan kerjasama ASEAN dengan para mitra, diantaranya ada Amerika Serikat dan Tiongkok menuju ke satu COC  adalah keinginan dari  semua pihak yang langsung bersangkutan yaitu ASEAN dan Tiongkok dan  semua negara yang bersangkutan”.



Peranan DOC dalam memecahkan ketegangan-ketegangan di Laut Timur - ảnh 2
Pulau Phu Lam di kepulauan Hoang Sa (Paracels) wilayah yang dilihat dari atas
(Foto: BBC)

Dalam menghadapi  tantangan-tantangan, khususnya  perkembangan di Laut Timur sekarang,  ASEAN perlu cepat mengakhiri perundingan dan menandatangani COC dengan Tiongkok. Dan selama menunggunya, DOC tetap merupakan instrumen untuk terus memecahkan  sengketa-sengketa secara damai. Semua pihak perlu menghormati  pelaksanaan dan penggelaran DOCsecara lengkap  untuk  menjaga satu lingkungan perdamaian dan stabilitas bersama untuk  berkembang.


Komentar

Yang lain