(VOVWORLD) - Penganut Buddhis Viet Nam baru saja merayakan Hari Raya Weisak 2018-kalender Buddha 2562 dengan aktivitas-aktivitas keagamaan yang khidmat dan gembira. Kehadiran warga, para biksu-biksuni dan penganut Buddhis pada aktivitas-aktivitas tersebut telah menunjukkan satu panorama yang menyeluruh dan mendalam tentang kebebasan berkepercayaan di Vietnam.
Pada Hari Weisak tahun 2018-kalender Buddha 2562, di banyak pagoda di seluruh Viet Nam dipasang lampu-lampu dan bunga-bunga dan diadakan aktivitas-aktivitas kepercayaan yang bergelora.
Protokol melepaskan balon di pagoda Quan Su, Kota Ha Noi. (Foto: VOV) |
Bukti bagi perkembangan agama Buddha Vietnam di semua segi.
Jutaan penganut Buddhis di dalam dan luar negeri dengan gembira melakukan upacara membakar hio, membaca salawat, acara memandikan patung Sang Buddha, melepaskan balon untuk memohon perdamaian, berpartisipasi pada pekerjaan amal sosial. Seorang Penganut Buddhis Tran Ngoc Hang, 73 tahun yang menghadiri Perayaan Hari Raya Weisak di Pagoda Quan Su, Kota Ha Noi memberitahukan: “Pada tahun ini, memang benar-benar gembira karena Kongres Nasional Agama Buddha Viet Nam ke-8 baru-baru ini telah diadakan secara sukses. Seluruh negeri Viet Nam sedang mendapat kemujuran besar. Segala-galanya mengalami kemajuan. Khususnya para pemimpin Partai Komunis dan Negara memanifestasikan hati Buddhis, oleh karena itu situasi Tanah Air juga memanifestasikan kemujuran besar bangsa Viet Nam”.
Bagi para biksu-biksuni dan penganut Buddhis, suksesnya Kongres Nasional Agama Buddha Viet Nam ke-8 telah menunjukkan citra baik tentang perkembangan dan kesejahteraan agama Buddha Viet Nam. Organisasi Sangha Buddha Viet Nam untuk pertama kalinya dengan bangga mencakupke enam puluh tiga provinsi dan kota di seluruh Viet Nam, memperluas aktivitas di daerah perbatasan, pulau atau benua Afrika yang jauh, mengembangkan sistim sekolahan untuk memberikan pendidikan kepada para biksu-biksuni, menerbitkan buku suci dengan oplah besar yang semakin meningkat dan membangun baru ratusan tempat ibadah besar dan kecil. Oleh karena itu, Hari Raya Weisak 2018-kalander Buddha 2562 diadakan dengan penuh kegembiraan lebih dari pada yang sudah-sudah.
Manifestasi kongkrit dari kebebasan berkepercayaan dan beragama.
Hari khidmat agama Buddha tidak hanya disebar-luaskan di kalangan komunitas orang yang teridiri dari 10 juta penganut Buddhis Viet Nam, melainkan juga menjadi satu aktivitas kebudayaan dalam kehidupan bangsa. Juga seperti halnya dengan tahun-tahun lalu, Musim Weisak pada tahun ini ditandai secara khidmat dan bergelora di tempat-tempat ibadah Buddha, melainkan juga dilakukan dengan aktivitas-aktivitas memberikan sapaan antara pemerintahan daerah berbagai tingkat dan Sangha Buddha. Aktivitas ini selain memanifestasikan perhatian dari Partai Komunis dan Negara Viet Nam terhadap para penganut Buddha, sekaligus juga memanifestasikan secara maksimal semangat harmonis dan keterkaitan antara “agama Buddha” dan “kehidupan”, antara Sangha Buddha dan Tanah Air. Thich Minh Khich, penganut Buddhis asal Provinsi Quang Ninh memberitahukan: “Pada pekan merayakan Hari raya Weisak, semua badan, instansi, ormas dan pemerintahan Provinsi Quang Ninh sangat menciptakan syarat bagi rombongan-rombongan penganut Buddhis menyambut hari lahirnya Sang Buddha dan juga menciptakan syarat kepada para penganut Buddhis untuk bisa melakukan temu pergaulan antara berbagai cabang agama Buddha dan pagoda-paogda untuk bersama-sama menyambut hari lahirnya Sang Buddha dan mengenal lagi tentang ajaran-ajaran agama dari Sang Buddha”.
Aktivitas-aktivitas berkepercayaan dari para biksu-biksuni dan penganut Buddhis yang terjamin menunjukkan secara jelas akan kebijakan menghormati kebebasan berkepercayaan dan beragama dari Negara Viet Nam. Pendeta Thich Duc Thien, Wakil Ketua merangkap Sekretaris Jenderal Sangha Buddha Vietnam memberitahukan: “Hari Raya Weisak dalam sejarah yang berusia 2000 tahun lebih di Viet Nam tetap seperti itu. Viet Nam selama ini tetaplah ada kebebasan beragama.Semua aktivitas menunjukkan kebebasan beragama. Di Viet Nam, tidak ada apa yang disebut tidak ada kebebasan beragama,oleh karena itu, tidak ada yang menunjukkan hal ini. Kami sudah sangat bebas melakukan aktivitas berkepercayaan dan beragama”.
Kalau tidak ada kebijakan memperhatikan agama, tidak menciptakan syarat kepada aktivitas berkepercayaan dan beragama, maka agama Buddha pada khususnya dan agama-agama lain di Vietnam pada umumnya tidak bisa mengalami perkembangan seperti sekarang. Undang-Undang mengenai Kepercayaan dan Agama Viet Nam yang baru saja menjadi efektif membuka titik balik besar bagi agama Buddha Viet Nam pada khususnya dan agama-agama lain di Viet Nam pada umumnya untuk semakin berkembang. Terhitung sampai sekarang, di Viet Nam ada 13 agama, 36 organisasi agama dan satu kebiaraan dengan 24 juta penganut, 83 000 pemuka agama, 250 000 petugas agama, 46 000 basis pendidikan untuk pemuka agama dan 25 000 tempat ibadah yang mantap dan megah.
Beberapa sketsa tentang Hari Raya Weisak 2018-kalender Buddha 2562 menunjukkan panorama yang hidup-hidup tentang perkembangan agama Buddha Viet Nam dan juga menunjukkan bahwa kebebasan berkepercayaan dan beragama di Viet Nam merupakan satu kenyataan jelas-jemelas yang diakui oleh komunitas internasional dan tidak bisa diputar-balikkan.