(VOVworld) - Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama pada Selasa (22 April) memulai kunjungan di 4 negara Asia yaitu Jepang, Republik Korea, Malaysia dan Filipina. Kunjungan yang dilakukan Pemimpin Gedung Putih ini yang berlangsung dari 22-28 April ini menegaskan lagi haluan menyeimbangkan strategi AS di Asia-Pasifik, mengeluarkan komitmen-komitmen AS tentang kerjasama politik dan ekonomi terhadap para sekutunya di kawasan. Kunjungan ini dinilai oleh para kalangan analis sebagai tantangan-tantangan yang dihadapi oleh Presiden Barack Obama.
Presiden AS, Barack Obama melakukan kunjungan
di Jepang, Republik Korea, Malaysia dan Filipina
dari Selasa (22 April )
(Foto: dangcongsan.vn)
Menurut kalangan analis, kunjungan yang dilakukan oleh Pemimpin Gedung Putih di Asia kali ini berlangsung pada latar belakang ketegangan Tiongkok-Jepang terus mengalami eskalasi, hubungan antara dua sekutu dari Washington yaitu Jepang dan Republik Korea juga mengalami problematik karena sengketa tentang kedaulatan laut dan pulau pada saat semenanjung Korea semakin menjadi panas dengan perihal Pyong Yang terus-menerus melakukan uji coba rudal untuk memberikan balasan terhadap semua latihan perang bersama AS-Republik Korea. Selain itu, krisis di Ukraina dan perundingan damai antara Israel-Palestina, perang saudara di Suriah dll.. juga membuat AS merasa bingung dalam melaksanakan kebijakan mengarah ke Asia.
Menegaskan haluan menyeimbangkan strategi di Asia-Pasifik.
Menjelang kunjungan ini, Direktur senior bidang Asia dari Dewan Keamanan Nasional AS, Evan Medeiros menegaskan: AS selalu memberikan komitmen menyeluruh terhadap kawasan Asia-Pasifik. Ini bukanlah masalah politik, tapi membela kepentingan ekonomi dan keamanan AS di kawasan ini. Manifestasi kongkrit terhadap pandangan ini ialah satu jadwal yang padat dari kunjungan Pemimpin Gedung Putih ke 4 negara di Asia, khususnya 2 sekutu strategis yaitu Jepang dan Republik Korea.
Jepang merupakan persinggahan pertama dan tempat yang paling lama dikunjungi oleh Presiden Barack Obama. Menurut rencana, Presiden Barack Obama akan menghadiri jamuan besar yang dipimpin oleh Kaisar Jepang, Akihito dan mengunjungi Candi Meiji di ibukota Tokyo. Presiden Barack Obama juga mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe untuk berbahas tentang langkah-langkah memperkuat hubungan persekutuan, kemitraan keamanan dan hubungan perdagangan, diantaranya diadakan perundingan tentang Perjanjian Kemitraan Trans Pasifik (TPP). Pada jumpa pers menjelang kunjungan ini, pada Senin (21 April), Wakil Penasehat Keamanan Nasional AS, Ben Rhodes menegaskan: AS menganggap hubungan persekutuan dengan Jepang sebagai batu ujian dalam strategi Asia dari Washington dan berkomitmen akan memodernisasi hubungan ini.
Di Republik Korea, Presiden AS, Barack Obama berbahas dengan timpalannya dari Republik Korea, Pak Geun-hye tentang penguatan hubungan persekutuan dan perkembangan-perkembangan terknini tentang situasi semenanjung Korea. Presiden AS berencana akan mengunjungi pasukan AS yang sedang berkedudukan di Republik Korea. Semua sengketa wilayah di Asia, diantaranya ada wilayah Laut Huatung dan Laut Timur, bantuan AS kepada Republik Korea dalam tenggelamnya feri SEWOL juga menjadi titik berat dalam pertemuan antara Presiden Barack Obama dan Presiden Park Geun-hye.
Dalam kunjungan Presiden Barack Obama di Malaysia, dua pihak akan berfokus pada masalah-masalah misalnya perundingan tentang TPP, kerjasama keamanan, pertahanan, keamanan maritim dan sengketa di Laut Timur.
Dalam persinggalan terakhir di Filipina, Presiden AS akan menegaskan lagi komitmen-nya terhadap keamanan Manila. Menurut hemat Direktur senior urusan bidang Asia dari Dewan Keamanan Nasional AS, Evan Medeiros, Presiden Barack Obma akan menekankan Kode Etik tentang cara berperilaku dari semua pihak di Laut Timur (COC) antara ASEAN dan Tiongkok sebagai mekanisme yang sangat penting dalam menangani senketa di Laut Timur dan AS beranggapan bahwa perlu mendorong kuat proses menyusun Kode Etik ini untuk menciptakan satu kerangka aktif dan bersifat konstruktif untuk mengelola semua sengketa wilayah.
Tantangan sedang menunggu.
Pertama-tama harus ditegaskan bahwa dalam kunjungan di Asia kali ini, AS harus mendorong kuat peranan sebagai mediator kerujukan dalam hubungan Republik Korea-Jepang yang selama ini menjadi buruk karena sengketa-sengketa kedaulatan wilayah dan kunjungan yang dilakukan oleh para pejabat Jepang di Candi Yasukuni-tempat memuja 14 kriminalitas perang Jepang. Ketegangan antara dua sekutu penting ini dianggap sebagai perhatian besar terhadap Washington dalam politik poros AS ke Asia. Oleh karena itu, kerjasama antara dua sekutu AS di kawasan untuk membina hubungan yang lebih baik akan menguntungkan semua pihak.
Di bidang ekonomi, meyakinkan semua negara, diantaranya ada Jepang dan Malaysia, cepat mendorong penyempurnaan perundingan tentang TPP juga menjadi isi besar dalam agenda ini. Namun, perundingan tentang TPP tingkat Menteri antara Jepang dan AS yang berlangsung pada pertengahan bulan April ini telah gagal, sehingga membuat tanggung jawab Presiden Barack Obama dalam kunjungan ini menjadi lebih berat. Sampai sekarang, semua perundingan damai antara Jepang dan AS tentang TPP meskipun telah mencapai kemajuan tertentu, tapi pengenaan tarif terhadap dua kelompok jenis barang yaitu daging sabi dan daging babi serta beberapa produk susu dengan proteksi Jepang belum seperti yang diharapkan oleh AS.
Selain itu, ada satu faktor lagi yang berpengaruh terhadap kunjungan Presiden Barack Obama ialah reaksi keras Republik Demokrasi Rakyat (RDR) Korea. Dalam pernyataan-nya pada Senin (21 April), Kementerian Luar Negeri RDR Korea menekankan: Kunjungan Presiden Barack Obama sedang merintangi perundingan damai 6 pihak tentang masalah denuklirisasi semenanjung Korea dan mengawali satu perlombaan senjata di Asia-Pasifik. RDR Korea tidak lupa memperingatkan bahwa negara ini akan “berupaya memperkuat dua kali lipat langkah-langkah deterensinya untuk membela diri”, bersamaan itu memberikan saranan bahwa AS sebaiknya meninjau kembali semua gerak-gerik yang mungkin menimbulkan ketegangan dengan RDR Korea sebelum terlampau terlambat.
Kunjungan Presiden Barack Obama di Asia kali ini merupakan bukti yang menunjukkan bahwa AS tetap sangat memperhatikan kawasan ini, namun untuk merealisasikan tunjuan kunjungan sebagai tantangan tidak kecil yang dihadapi oleh Pemimpin Gedung Putih./.