(VOVworld)- Calon presiden (capres) Park Geun-hye - anggota Partai Dunia Baru yang berkuasa telah mengalahkan Moon Jae-in – anggota Partai Demokrasi Kesatuan (DUP) oposisi dalam pemilihan Presiden pada Rabu (19 Desember) untuk menjadi Presiden wanita pertama di Republik Korea. Masa bakti Presdien ke-18 Republik Korea (mulai dari Februari 2013) dinilai akan menjumpai banyak tantangan ketika harus menghadapi perekonomian yang sedang mengalami kemerosotan di Repubik Korea maupun masalah-masalah ketegangan di semenanjung Korea.
Ibu Park Geun-hye melambai-lambaikan tangan kepada para pendukung-nya pada satu kotak pemungutan suara di kota Seoul pada Rabu (19 Desember).
(Foto:dantri.com.vn)
Ibu Park Geun-hye terpilih menjadi Presiden pada latar belakangan laju pertumbuhan ekonomi di Republik Korea pada tahun 2012 turun sampai tarap paling rendah dalam masa tiga tahun ini. Aktivitas-aktivitas investasi asing, terutama sejak Eurozone berkurang secara drastis. Bank Sentral Republik Korea (BOK) baru-baru ini juga menurunkan tarap laju pertumbuhan di negara ini menjadi hanya tinggal 2,4% terbanding dengan prakiraan 3% yang diajukan sebelumnya. Lebih-lebih lagi ekonomi negara ini terus berkecenderungan mencapai pertumbuhan rendah kira-kira 2% pada tahun 2013 karena pasar properti mengalami kemerosotan dan yang lebih penting ialah prosentase pengangguran meningkat di kalangan muda. Kenyataan sekarang menunjukkan selisih pendapatan dan kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin di Republik Korea semakin besar. Kalau dibandingkan dengan tahun 2006, jumlah kepala keluarga di tarap pra sejahtera telah naik kira-kira 10%.
Di bidang hubungan luar negeri, semua sengketa kedaulatan dengan Jepang dan masalah nuklir Republik Demokrasi Rakyat (RDR) Korea tetap sedang ada, khususnya ketika Pyong Yang meluncurkan satelit pemantau bola bumi. Banyak analis menilai bahwa hubungan antara dua bagian negeri Korea telah mengalami kemerosotan cepat dalam zaman pimpinan Presiden Lee Myung-bak .
Ibu Park Geun-hye berbahagia menerima bunga menyambut kemenangan ketika terpilih menjadi Presiden wanita yang pertama di Republik Korea.
(Foto:dantri.com.vn)
Untuk sedikit memecahkan kekhawatiran para pemilih, para pendukung-nya, Ibu Park Geun-hye berkomitmen akan mememahkan secara layak masalah-masalah sosial yang muncul sekarang seperti situsi pendidikan yang lewah berat, perumahan untuk pasangan suami-istri muda, bahaya kehilangan lapangan kerja di kelompok pekerja yang berusia 40 tahun ke atas dan orang tua yang terlantar. Pemerintah baru juga berencana akan membangun pangkalan angkatan laut di pulau Jeju, memperbaiki kemampuan pasukan polisi laut, khususnya ialah memperluas jaring pengaman sosial. Selain itu, untuk merealisasikan pola ekonomi baru, pemerintah pimpinan Ibu Park Geun-hye direncanakan akan membentuk Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Kreasi untuk membantu usaha reformasi dan menciptakan lagi lapangan kerja.
Tentang struktur unsur kabinet baru, Ibu Park Geun-hye juga berkomitmen akan menghormati hak memilih para anggota-nya dari Perdana Menteri. Selain itu, Presiden wanita yang pertama Republik Korea tersebut juga memberitahukan akan meninjau kemungkinan mengamandir Undang-Undang Dasar menurut arah memperpendek waktu kekuasaan Presiden dari 5 tahun seperti sekarang menjadi hanya tinggal 4 tahun.
Dalam hubungan dengan RDR Korea, Ibu Park Geun-hye menyatakan sikap yang lebih lihai dari pada pendahulunya ketika menyatakan bahwa Pemerintah baru akan mempertahankan politik buka pintu untuk memperbaiki hubungan, memulihkan kembali aktivitas kemanusiaan, mereorganisasi aktivitas reuni keluarga yang terpisah dan memperkuat pertukaran dagang antar Korea, diantaranya ada rencana memperluas zona industri bersama Kaesong. Ibu Park Geu-hye juga menekankan akan memisahkan masalah kemanusiaan dari politik, bersamaan itu semua investasi besar di Pyong Yang juga harus turut mengarah ke target denuklirisasi semenanjung Korea.
Presiden wanita pertama dari Republik Korea di tengah-tengah susana kegembiraan dari para pendukungnya
(Foto:dantri.com.vn)
Banyak analis menilai bahwa dengan kedudukan baru, Presiden wanita Republik Korea, meskipun menghadapi banyak kesulitan, tetapi juga mempunyai banyak keuntungan. Usaha politik Ibu Park Geun-hye telah diawali secara sangat dini, pada usia 22 tahun, ketika ayahnya, Park Chung-hee menjadi Presiden. Lebih-lebih lagi, sebelum terpilih menjadi Presiden, Ibu Park Geun-hye pernah menjadi legislator Parlemen 5 masa bakti terus menerus dan pernah memegang jabatan sebagai Ketua Komite Darurat dari Partai Dunia Baru. Hal ini akan bermanfaat tidak sedikit dalam tata laksana-nya dalam masa bakti presiden mendatang.
Dengan pernyataan-nya ialah akan memberikan sumbangan sekuat tenaga untuk memperbaiki kehidupan rakyat dan berupaya menyatukan bangsa, Ibu Park Geun-hye diharapkan akan menegakkan prestise kuat seperti ayah-nya dan memecahkan secara efektif semua masalah keamanan dan ekonomi sekarang di Republik Korea./.