Ukraina setelah pergolakan politik: tantangan- tantangan yang ada

(VOVworld) – Pada Selasa (25 Februari), negara  di Eropa Tengah Ukraina memulai pendominasian calon Presiden setelah mengalami serentetan perkembangan politik pada akhir pekan lalu. Ini merupakan awalnya untuk pemilu Presiden yang akan berlangsung pada akhir bulan Mei mendatang - pemilu yang dianggap sebagai satu perkembangan penting yang membantu Ukraina cepat menstabilkan situasi, mengurangi ketegangan di dalam negeri, saling mendekati Eropa. Akan tetapi, dengan perekonomian yang mengalami stagnasi, ciri-ciri masyarakat terpencar-pencar, opini umum mencemaskan bahwa tidak mudah bagi Ukraina untuk mencapai tujuan tersebut. 

Ukraina setelah pergolakan politik: tantangan- tantangan yang ada - ảnh 1
Menteri Dalam Negeri Ukraina Ukraine Arsen Avakov
mengadakan ceramah dengan para demonstran pada 22 Februari
(Foto:vtvnews) 

Presiden sementara Ukraina Alexandre Turchinov akhir-akhir ini berkomitmen bahwa tugas primer Pemerintah baru yalah menghentikan bentrokan, memulihkan ketertiban di dalam negeri, menjamin perdamaian dan ketenteraman, tidak mengizinkan terjadi-nya kontradiksi internal dan semua balas dendam perseorangan. Selain itu, menurut dia, memperbaiki perekonomian dan memulihkan proses integrasi Eropa juga menjadi salah satu diantara tugas-tugas kunci.

Bahaya instabilitas sosial yang ada

  Segera setelah pergolakan politik terjadi, ribuan warga Ukraina telah melakukan pawai di kota pelabuhan Sevastopol pada latar belakang meningkat-nya kecemasan bahwa negara yang pernah termasuk Uni Soviet mungkin menjadii berantakan. Bahkan, para demonstran juga memekikkan slogan:  Kaum fasis telah merebut kekuasaan di Kiev. Karena mencemaskan bahwa Sevastopol mungkin menjadi titik panas dari gerakan separatis yang mendukung Moskwa, serentetan negara, misalnya Amerika Serikat, Jerman, Perancis dan Polandia telah berseru kepada Ukraina supaya mempertahankan keutuhan wilayah Tanah Air.

Kalangan analis  mencemaskan bahwa instabilitas di Ukraina belum berhenti di sini ketika masyarakat Ukraina sudah sejak lama terdeferensiasi secara jelas menjadi  dua kecenderungan, yakni yang pro Rusia dan yang pro Barat.Selama waktu 20 tahun ini, orang mudah melihat bahwa konfrontasi antara  kawasan sebelah Timur  yang pro Rusia dan kawasan sebelah Barat yang pro Barat adalah tidak bisa didamaikan.

Oleh karena itu, meskipun pemilu Presiden dilangsungkan, tidak ada kekuatan yang berkuasa di Ukraina  bisa menerima dukungan mutlak dari masyarakat. Hal ini sama artinya dengan situasi orang kawasan manapun yang memegang kekuasaan, maka Ukraina juga hanya mencapai kestabilan dalam jangka waktu tertentu saja dan sama dengan periode yang tidak jelas tentang garis politik hubungan luar negeri.

Selain itu, perihal Ukraina pernah mengalami Revolusi Oranye yang jelas mengandung selar “demokrasi” tipe Barat dulu telah mendatangkan perkembangan-perkembangan tidak seperti perspektif yang pernah diinginkan penduduk. Hasilnya  hanya merupakan instabilitas politik dengan satu gelanggang politik yang terpecah-belah, ekonomi-nya hancur lebur, hubungan tetangga mengalami  keretakan…

 Ekonomi mengalami kesulitan yang bertumpuk- tumpuk

  Yang mendesak ini, Kiev harus menghadapi bahaya gagal bayar yang  sudah mendekat. Utang publik Ukraina pada tahun 2013  telah meningkat 13% terbanding dengan  tahun 2012 pada tarap USD 73,1 miliar, menduduki lebih dari 30% GDP. Menurut rencana, sampai akhir triwulan II tahun ini, Kiev harus membayar utang senilai USD 3 miliar  kepada Dana Moneter Internasional (IMF). Pada latar belakang defisit anggaran keuangan juga melampaui angka 8%, perihal Ukraina bisa membayar utang tepat waktunya tanpa bantuan dari luar adalah suatu utopi. Sementara itu, penggulingan yang dilakukan kaum demonstran terhadap Presiden Yanukovych membuat bantuan Rusia senilai USD 15 miliar kepada Ukraina  telah  buyar seperti asap.

Kalangan pemimpin Ukraina, pada Senin (24 Februari)  mengumumkan bahwa negara ini memerlukan bantuan darurat dari luar sebanyak USD 35 miliar dan meminta kepada para donor Barat supaya mengadakan satu konferensi internasional dalam masa dua pekan mendatang untuk mengesahkan satu rencana memecahkan masalah keuangan untuk  Kiev.

Kesulitan-kesulitan yang bertumpuk-tumpuk pada latar belakangan tersebut,  Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev pada Senin (24 Februari) menekankan bahwa semua aktivitas memperpanjang waktu permufakatan tentang gas bakar Rusia-Ukraina akan harus dirundingkan antar-perusahaan Ukraina dan Pemerintah negara ini. Namun Rusia  tidak melakukan temu kerja dengan para perseorangan atau tokoh kongkrit karena ini merupakan masalah hubungan antara dua negara. Jelaslah,  pernyataan kepala kabinet Rusia tersebut ialah tidak menguntungkan Ukraina karena sebelumnya PM Dmitry Medvedev menegaskan: Rusia menyangsikan keabsahan seluruh mesin kekuasaan di Ukraina dan pengakuan beberapa negara terhadap Pemerintah Ukraina sekarang merupakan kesalahan.

Menteri Ekonomi Rusia, Alexei Ulyukayev memperingatkan kepada Ukraina bahwa  Moskwa  akan meningkatkan tarif impor terhadap barang-barang negara ini  jika Kiev menandatangani permufakatan dengan mitra Uni Eropa. Rusia sekarang merupakan pasar  mahapenting bagi barang-barang  Ukraina.

Ukraina juga  sedang mencemaskan bahwa Rusia akan meningkatkan harga gas bakar  terbanding dengan  tarap USD 268,5 per 1000 meter kubik yang telah ditandatangani antara Rusia dengan Pemerintah pimpinan mantan Presiden Viktor Yanukovych. Tarap ini telah  berkurang 1/3  terbanding dengan tarap USD 400  yang harus dibayar oleh Kiev pada  tahun 2009. Sementara itu, harapan tentang penandatanganan permufakaan kerjasama dengan Uni Eropa juga harus ditunggu setelah selesai menyelenggarakan pemilihan Presiden  pada tanggal 25 Mei mendatang.

Pada latar belakang tersebut, banyak negara Barat telah menyatakan akan memberikan bantuan kepada Ukraina. Namun, dalam menghadapi situasi keuangan yang sangat buruk  di negara Eropa Timur ini, Ukraina lebih memerlukan  tindakan bantuan  segera  dari pada janji-janji. Jelaslah,  Ukraina sedang menghadapi kesulitan menyeluruh  di bidang politik, ekonomi  dan sosial. Untuk menangani tantangan-tantangan ini, adalah hal  yang tidak mudah bagi semua kekuatan manapun yang memegang kekuasaan di Ukraina./. 


Komentar

Yang lain