(VOVworld) - Program perkembangan sosial-ekonomi di kecamatan-kecamatan yang menjumpai kesulitan berat, daerah pemukiman rakyat etnis minoritas dan daerah pegunungan (atau disebut dengan Progam 135) untuk tahap ke-3 yang baru saja diesahkan oleh Perdana Menteri Vietnam telah membantu rakyat melepaskan diri dari kemiskinan, memecahkan masalah-masalah penting ketika menggelarkan kebijakan tentang pengurangan kemiskinan di kecamatan, desa dan dukuh. Itulah tujuan Program dalam tahap ini.
Hasil yang paling berarti ialah setelah 16 tahun pelaksanaan Program 135, Vietnam telah dimasukkan ke dalam daftar negara-negara yang paling berhasil di dunia tentang pengurangan kemiskinan dan perkembangan ekonomi. Selama masa lebih dari 2 dekade ini, Program 135 telah turut mengubah wajah daerah pegunungan, daerah pemukiman rakyat etnis minoritas yang menjumpai kesulitan berat, kehidupan rakyat selangkah demi selangkah menjadi baik, prosentase kelaparan dan kemiskinan turun cepat, mencapai rata-rata 3,6% per tahun. Meskipun Pemerintah dan rakyat sudah berjalan seperjalanan, tapi kesenjangan dalam perkembangan antara daerah pemukiman rakyat etnis minoritas, daerah pegunungan dengan daerah-daerah lain di seluruh negeri tetap masih cukup jauh selisih-nya. Survei yang dilakukan Komite urusan Etnis dari Pemerintah baru-baru ini menunjukkan: masih ada 149 kecamatan diantara total 9000 kecematan yang belum punya jalan mobil ke ibukota kecamatan, 67,2% jumlah desa dan dukuh jalan-jalan-nya belum dibeton, 202 kecamatan belum punya listrik, 8100 desa dan dukuh belum bisa menggunakan listrik, 32,2% jumlah kepala keluarga belum mendapatkan suplai air bersih. Sementara itu, masih tetap ada lebih dari 218 000 kader tingkat kecamatan, desa dan dukuh yang memerlukan pendidikan dan peningkatan pengetahuan, 120 000 kepala keluarga miskin di semua desa dan dukuh di dekat garis perbatasan belum bisa berswasembada bahan pangan. Oleh karena itu, tuntutan yang dihadapi untuk tahap ke-3 dari Program 135 ialah harus membantu rakyat mengurangi kemiskinan secara berkesinambungan. Bapak Hoang Van Doan, Wakil Kepala Dinas Pertanian dan Pengembangan Pedesaan provinsi Lang Son memberitahukan: “Bagian bantuan kepada produksi untuk tahap ke-3 dari Program ini mempunyai makna yang amat penting dalam membantu rakyat etnis minoritas menggeliat lepas dari kemiskinan, karena sekarang, semua kepala keluarga miskin tidak mampu membeli bibit baru, menerapkan kemajuan sains guna meningkatkan pendapatan, oleh karena itu bantuan Negara adalah hal yang amat diperlukan dalam memberi subsidi harga dan biaya terhadap pohon dan ternak”.
Keluarga etnis minoritas yang menjumpai kesulitan berat di kecamatan Ngoc Phung, kabupaten Thuong Xuan, provinsi Thanh Hoa meminjam uang dengan suku bunga 0% untuk membeli kerbau
(Foto:baotintuc.vn)
Menurut bapak Dinh Cong Nen, Ketua Komite Rakyat kecamatan Chieng Sai, kabupaten Bac Yen, provinsi Son La, salah satu diantara masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh hampir semua daerah pegunungan – tempat pemukiman banyak orang etnis minoritas yaitu infrastruktur jalan-jalan yang lemah. Ini juga merupakan sebab yang membuat prosentase keluarga yang miskin kembali menjadi tinggi, karena mereka tidak bisa langsung melakukan produksi dan berkonektivitas dengan pasar agribisnis. Dinh Cong Nen memberitahukan: “Soal bepergian di hampir semua jalan-jalan pedesaan di daerah ini sangat sulit. Oleh karena itu, harus ada jalan bagi rakyat untuk bisa bepergian dan mengangkut barang hasil pertanian. Sekarang, kami sedang berfokus melakukan investasi pembangunan jalan-jalan untuk membantu rakyat memasarkan barang hasil pertanian mereka”.
Doktor Dang Kim Son, Kepala Institut Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pedesaan dari Kementerian Pertanian dan Pengembangan Pedesaan Vietnam memberitahukan: Tahap ke-3 dari Progam 135 untuk dengan prioritas melakukan investasi pada infrastruktur dan perkembangan produksi akan menciptakan terobosan –terobosan dalam mengembangkan sumber daya investasi, turut mengentas dari kelaparan dan kemiskinan bagi rakyat di daerah yang menjumpai kesulitan berat, kecamatan perbatasan, desa dan dukuh yang menjumpai kesulitan berat.
Tarap investasi saban tahun untuk setiap kecamatan yang mendesak ini tetap VND 1 miliar, setelah itu dari 2015, dengan bersandar pada situasi sosial-ekonomi nyata, akan dinaikkan menjadi kira-kira VND 2,5 miliar untuk satu kecamatan miskin. Untuk bisa mencapai tarap investasi ini, masalahnya yalah perlu menganekaragamkan semua sumber daya investasi. Pada waktu itu, peranan investasi Negara hanya merupakan" kalalisator" untuk menyerap sumber investasi seluruh masyarakat pada bidang pertanian, petani dan pedesaan di kecamatan-kecamatan pegunungan, daerah pedalaman dan daerah pelosok saja. Doktor Dang Kim Son memberitahukan: "
Untuk bisa menyerap investasi pada daerah pedesaan, maka harus meneliti semua basis infrastruktur yang diinginkan badan-badan usaha untuk diinvestasi. Ketika sudah bisa menetapkan daftar yang mendapat prioritas, maka harus bertekat melakukan investasi padanya. Negara bisa menginvestasikan satu bagian, swasta menginvestasikan tiga atau empat bagian, sedangkan kaum tani bisa berpartisipasi dengan cara memberikan sumbangan berupa tanah".
Menteri, Kepala Komite urusan Etnis, Giang Seo Phu memberitahukan bahwa pada tahap ketiga Program 135 akan menemui banyak soal baru untuk menggelarkan Program ini secara lebih efektif lagi. Salah satu diantara soal-soal baru itu yalah batas waktu pelaksanaan semua kebijakan dalam program ini lebih panjang, kira-kira 5-10 tahun, agar semua daerah cukup waktu untuk menggelarkan, menerapkan, melihat kembali dan mengevaluasi proses pelaksanaannya. Menteri Giang Seo Phu menegaskan: "
Semua soal baru dalam program ini yalah mewarisi isi dari tahap ke-2 yang targetnya sudah diajukan, tetapi bekum selesai, maka harus terus ditangani. Satu isi baru yang lain yalah mendidik sumber daya manusia. Kalau ingin mencapai kualitas baik, menggelarkan kebijakan secara baik untuk menterjemahkannya ke dalam praktek kehidupan, semuanya bergantung pada barisan pejabat manajemen dan tatalaksana".
Target Vietnam menurunkan jumlah kepala keluarga miskin menjadi tinggal 5% pada 2015 menjadi tantangan besar, menuntut adanya perubahan fundamental tentang mekanisme, kebijakan dan sumber daya investasi. Bersamaan dengan hasil-hasil yang sudah tercapai, semua upaya baru dalam pelaksanaan tahap ke-3 dari Program 135 akan terus turut mengembangkan sosial-ekonomi di kecamatan-kecamatan yang menjumpai kesulitan berat, daerah pemukiman rakyat etnis minoritas, memberikan sumbangan praksis pada usaha mengentas dari kelaparan dan kemiskinan di Vietnam./.