Vietnam menyampaikan pesan yang jelas tentang perdamaian pada dialog Shangri-La 2016

(VOVworld) – Dialog Shangri-La ke-15 baru saja berakhir di Singapura setelah berlangsung selama tiga hari secara bergelora. Diadakan  pada latar belakang keamanan regional sedang menghadapi banyak tantangan, khususnya merosotnya kepercayaan strategis antara berbagai negara, pada dialog kali ini, Vietnam memberikan banyak sumbangan pendapat, menyampaikan pesan yang jelas tentang perdamaian, kepentingan nasional dan tanggung-jawab dalam menegakkan perdamaian bersama. 


Vietnam menyampaikan pesan yang jelas tentang perdamaian pada dialog Shangri-La 2016 - ảnh 1
Letnan Jenderal Nguyen Chi Vinh
membacakan pidato di depan Shangri-La 2016
(Foto: voh.com.vn)

Shangri-La adalah forum keamanan yang penting utama di kawasan. Peristiwa ini selalu menyerap perhatian khusus dari para menteri pertahanan, para pejabat dan banyak sarjana di dunia. Yang menghadiri Dialog Shangri-La 2016 ada jumlah pakar dan sarjana  yang paling banyak selama ini. Mengalami penggalan jalan selama15 tahun terbentuk dan berkembangnya, Dialog Shangri-La telah memainkan peranan dan posisi sendiri yang tidak bisa dinegasi dan dibandingkan dengan forum-forum lain. Ini adalah tempat bagi para politisi, pejabat diplomatik dan pertahanan untuk berbagi pandangan dan memberikan penilaian tunggal tentang situasi keamanan regional, dari situ menetapkan kerangka-kerangka kerjasama. Sebagai satu negara yang mempunyai hak dan kepentingan yang langsung terhadap perkembangan-perkembangan keamanan yang tegang di kawasan selama ini, ketika ikut serta dalam forum ini, Vietnam telah aktif mengeluarkan suaranya untuk membangun satu lingkungan yang damai dan stabil di kawasan dan di dunia.


Kepentingan nasional harus ditempatkan secara harmonis dalam kepentingan semua bangsa lain.

Bisa dilihat bahwa satu isi yang menjelujuri Dialog Shangri-La tahun ini dan juga adalah masalah yang paling ditunggu-tunggu oleh opini umum untuk berhasil mencari solusi ialah mengontrol ketegangan. Masalah mengontrol ketegangan tampaknya diulangi berkali-kali dalam sesi-sesi di Shangri-La tahun ini, tapi yang paling jelas ialah pada sesi khusus tentang “Mengontrol ketegangan di Laut Timur” dan sesi pleno  dengan tema: “Tantangan-tantangan dalam memecahkan konflik”. Pada kedua sesi ini, Vietnam telah mengeluarkan referat pokok, dan rekomendasi yang praksis, layak dan mendapat simpati dari opini umum.

Pada sesi khusus tentang “Mengontrol ketegangan di Laut Timur”, Vietnam menunjukkan langkah-langkah yang sangat kongkrit untuk memecahkan konflik. Yaitu semua pihak perlu aktif mencari instrumen-instrumen untuk membatasi bahaya benturan di laut, misalnya membentuk hubungan hot-line, menyatukan prinsip-prinsip perlakuan pada situasi darurat dan di luar dugaan, mengkoordinasikan patroli bersama antara angkatan laut berbagai negara dan menaati hukum dari negara-negara ASEAN. Deputi Menteri Pertahanan Vietnam, Nguyen Chi Vinh telah mengeluarkan rekomendasi kepada semua negara di kawasan supaya bekerjasama sambil berjuang untuk memecahkan perselisihan dan mencegah konflik. Dia mengatakan: “Semua negara harus bekerjasama dan berjuang memecahkan perselisihan, -sama berkembang bersama, membina kepercayaan, menghormati kepentingan pada tempatnya satu sama lain. Bersamaan itu dengan terus terang mengusahakan suara bersama dan kepentingan bersama dalam memecahkan sengketa dan perselisihan. Tetapi baik bekerjasama maupun berjuang, pertama-tama harus berdasarkan pada semangat sama derajat, menghormati semua prinsip hukum internasional, menganggapnya sebagai patokan bagi semua pihak yang bersangkutan untuk memecahkan sengketa dan perselisihan, meminimalkan bahaya terjadinya konflik, dengan konsisten dan  tenang menanganinya dengan langkah-langkah damai, mutlak tidak menggunakan kekerasan atau mengancam menggunakan kekerasan”.


Menjunjung tinggi supremasi hukum

Pada Dialog Shangri-La kali ini, DOC dan COC barang kali juga adalah dua kata kunci yang banyak diulang-ulangi sama dengan kata Laut Timur. Karena banyak negara di kawasan dan negara-negara lain di dunia yang memperhatikan kawasan ini juga ingin memecahkan sengketa dengan langkah damai, berdasarkan pada semua ketentuan dan hukum internasional seperti DOC dan COC serta Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut 1982 (UNCLOS-1982). Pada forum ini, Vietnam juga sepandangan dengan semua negara yaitu menjunjung tinggi hukum internasional dalam memecahkan sengketa. Deputi Menteri Pertahanan Vietnam, Nguyen Chi Vinh menegaskan: “Pandangan Vietnam di sekitar masalah Laut Timur ialah selalu harus memecahkannya secara damai dan di atas dasar hukum internasional. Pada latar belakang yang rumit seperti dewasa ini, pertama-tama Vietnam harus melaksanakan kebijakan itu dengan menegaskan kedaulatan. Vietnam menentang semua klaim lain yang berlainan dengan klaim kedaulatan Vietnam, karena klaim Vietnam bersifat sejarah dan sesuai dengan hukum internasional”.

Di samping itu, Vietnam juga menekankan interpretasi dan melaksanakan komitmen secara tepat. Deputi Menteri Pertahanan Nguyen Chi Vinh menyatakan bahwa pada saat negara-negara lain selalu ingin melakukan perundingan secara damai tapi cara menginterpretasi hukum internasional dengan keakuratan dan kejujuran yang berbeda-beda, maka juga sangat sulit memecahkan konflik. Vietnam juga menentang semua intervensi dari luar sehingga mendatangkan konflik dan perlombaan senjata.

Dalam menghadapi instabilitas-instabilitas yang meningkat di kawasan, bisa ditegaskan bahwa tidak ada negara yang bisa menjadi “orang  luar” ketika bersangkutan dengan kestabilan regional. Oleh karena itu, dengan perbahasan tentang banyak masalah yang panas dan membuka banyak kanal dialog, Shangri-La terus merupakan satu forum yang penting bagi semua negara di kawasan untuk membahas dan mencari solusi-solusi terhadap masalah keamanan sekarang ini, turut membangun satu kawasan Asia-Pasifik yang damai, stabil dan makmur. Vietnam selaku satu negara  yang bertanggung-jawab memberikan sumbangan positif terhadap upaya-upaya bersama itu.  


Komentar

Yang lain