(VOVWORLD) - Balai desa Tra Co terletak di Kecamatan Kota Tra Co, Kota Mong Cai, Provinsi Quang Ninh, Vietnam Utara, jauhnya sekitar 4 Km dari daerah perbatasan Vietnam-Tiongkok menurut jalan pintas. Balai yang sudah berusia hampir 600 tahun ini tetap dijaga utuh dengan ciri-ciri khas dari arsitektur balai desa Vietnam, dianggap sebagai “Satu tonggak budaya di daerah perbatasan”. Tidak hanya melayani kebutuhan religi bagi warga setempat, Balai Tra Co juga menjadi satu tempat tujuan yang menarik bagi para wisatawan dari semua penjuru tanah air.
"Ong Tu" Nguyen Van Them membersihkan altar di Balai desa Tra Co (Foto: VOV) |
Jalan desa yang menuju ke Balai Tra Co berkabut, bau harum aroma dupa berbaur dengan aroma air laut dalam udara. Masuk ke pintu balai desa, kami bertemu dengan “Ong Tu” Nguyen Van Them (70 tahun)-seorang pria yang mengurus pekerjaan mengawasi dan membakar dupa untuk nenek-moyang dan Cikal-Bakal desa. Bapak Them dengan lihai membersihkan abu dupa yang memutihkan altar. Semua detail dari motif-motif ukiran dibersihkan secara cermat. Setelah menyelesaikan pekerjaan, Bapak Them bersama-sama dengan para lansia di desa menikmati hidangan teh.
“Setiap hari, saya menyapu balai desa dan membersihkan sekitarnya. Pada Hari Raya Besar, Hari Raya Tet, warga di desa menugasi 12 orang datang ke balai desa untuk membersihkan, mencuci, mengganti air, membakar dupa serta memasang lampu minyak. Mereka menjaga balai desa dari tanggal 25 Hari Raya Tet sampai larut malam tanggal 30 Hari Raya Tet Bulan Dua belas tahun lama, hingga dini tanggal 1 Bulan Satu Imlek tahun baru barulah pulang ke rumahnya. Pada detik-detik alih tahun, warga setempat datang di balai desa untuk membakar dupa dan meminta rezeki awal tahun”.
Balai Tra Co terkait dengan kata-kata yang diturunkan rakyat yakni “Orang Tra Co, leluhur-nya Do Son”. Pada zaman dinasti Le Ahhir tahun 1461, dalam suatu badai dahsyat, keduabelas keluarga nelayan Do Son (Hai Phong) telah terdampar ke satu sebuah tanjung yang sepi. Tidak bisa tahan dengan kesusahpayahan, keenam keluarga telah mengusahakan cara untuk pulang kembali ke kampung halaman. Keenam keluarga sisanya bertekad bersama-sama membuka lapangan baru. Pada awal-nya, hanya ada 6 rumah yang dibangun secara sederhana, berangsur-angsur menjadi satu dusun yang sejah-tera. Desa ini dinamakan Tra Co.
Kalimat di Balai Desa Tra Co (Foto: VOV) |
Nguyen Quang Canh, seorang yang disebut sebagai “pemandu wisata” dari desa menceritakan: Balai desa Tra Co dibangun pada dinasti Raja Le Thanh Tong, tahun 1461. Balai desa ini memuja para cikal-bakal dan 6 hulubalang yang telah berjasa membuka dan mendirikan bumi Tra Co dewasa ini.
“Raja Le Thanh Tong sangat menaruh perhatian pada masalah-masalah mengenai kedaulatan perbatasan. Beliau pernah berkata : Apabila ada orang yang membiarkan sejengkal tanah dan sepenggal gunung jatuh ke tangan kaum agresor akan dihukum keras. Pembangunan balai di daerah perbatasan juga diputuskan Dinasti Le pada waktu itu”.
Mengalami pasang surutnya sejarah dan dampak-dampak dari waktu, Balai desa Tra Co telah berulang kali dipugar, tapi semua ciri khas tentang gaya arsitektur dan seni ukir tetap diutuhkan seperti yang asli, kental dengan gaya balai desa di daerah Bac Bo. Hal yang menarik dan unik dari Balai desa Tra Co yakni papan kalimat berpasangan yang dicat emas dengan makna ajaran yang sangat mendalam. Nguyen Quang Canh menjelaskan:
“Terbentuknya zona pemukiman dan tekad bangsa dimanifestasikan secara jelas di kalimat-kalimat yang dipasang dalam balai. Kalimat-kalimat yang dipasang di dua dinding balai desa tersebut bertuliskan “địa cửu thiên trường” maknanya menegaskan bumi ini akan berada secara abadi, kalimat lain bertuliskan: “dân đức quy hậu” maknanya warga di sana akan mendapat rezeki yang dianugerahi oleh langit dan bumi selama-lamanya. Kalimat yang dipasang di bagian utama bertuliskan : “Nam sơn tịnh thọ” maknanya tanah air dan manusia akan hidup abadi”.
Dengan nilai-nilai budaya tradisionalnya, Pesta Balai desa Tra Co diakui menjadi pusaka non-bendawi nasional pada tahun 2019. Nguyen Van Phuoc, Ketua Komite Rakyat Kecamatan Kota Tra Co, Kota Mong Cai, memberitahukan bahwa seiring dengan tanjung Sa Vi, pantai Tra Co, pagoda Nam Tho, tanjung Ngoc dan sebagainya, balai desa Tra Co sudah, sedang dan akan dimanfaatkan menjadi tempat tujuan yang menarik bagi ribuan wisatawan dari semua penjuru tanah air.
“Pemerintahan daerah dan kota akan mnelestarikan dan mengembangkan nilai situs peninggalan ini, bersamaan itu memugarnya agar tempat ini menjadi destinasi wisata yang menarik di daerah perbatasan Tanah Air”.
Lebih dari 5 abad ini, balai desa Tra Co sudah menyaksikan pasang surut sejarah, meskipun terletak dekat dengan garis perbatasan Vietnam-Tiongkok – koridor interfererasi budaya, tapi balai ini tetap menjaga jejak-jejak gaya seni balai desa Viet pada zaman dinasti Le Akhir dan menjadi “Tonggak budaya” yang teguh, menegaskan kedaulatan wilayah dan perbatasan Vietnam di ujung Tanah Air.