(VOVWORLD) - Pada setiap Sabtu pagi, pasar jual-beli kerbau yang paling besar di propinsi- propinsi di Vietnam Utara diadakan secara ramai dan bergelora di tepi jalan raya 153 di Kecamatan Can Cau, Kabupaten pegunungan Si Ma Cai, Provinsi Lao Cai, Vietnam Utara.
Tidak hanya ada pembeli dan penjual kerbau saja, melainkan juga ada banyak warga etnis-etnis minoritas dan wisatawan domestik (atau wisdom) dan wisatawan mancanegara (atau wisman) yang datang di pasar ini untuk mengunjungi dan berbaur pada ruang primitif dan kental dengan kebudayaan etnis yang sudah ada sejak lama di daerah pegunungan Tay Bac (atau Barat Laut).
Pasar KerBau Can Cau (Foto: VOV) |
Ketika menempuh jalan raya 153 sekitar 30 Km dari Kotamadya Bac Ha, kita akan tiba di Pasar Kerbau Can Cau, di Kecamatan Can Cau, Kabupaten Si Ma Cai, Provinsi Lao Cai. Pasar Can Cau terletak di tengah satu ruang yang dikelilingi oleh sawah-sawah terasering yang berlapis-lapis dan berturut-turut di lereng-lereng gunung, dilihat dari jauh adalah pegunungan Daerah Tay Bac yang megah. Di pasar ini ada cukup banyak jenis barang, seperti busana kain ikat yang ditenun oleh para perempuan dengan tangan-tangan yang lihai, hewan-hewan yang baru saja diburu, rebung-rebung yang baru saja dipetik, atau alat-alat produksi pertanian seperti cangkul, sabit, sepatu bot dan sebagainya yang diperlukan untuk pekerjaan di pesawahan dan di huma.
Zona jual-beli kerbau terletak secara terpisah di satu lahan yang luas. Di sana, ada ratusan ekor kerbau yang dibawa dari Kabupaten Bac Ha, Muong Khuong atau kabupaten-kapubaten lain di Provinsi Lao Cai, seperti Kabupaten Sin Man, dan Hoang Su Phi di Provinsi Ha Giang.
Di pasar itu ada cukup banyak jenis kerbau bibit, kerbau dewasa yang bisa membajak atau kerbau pedaging beserta suara tawar-menawar, penjualan-pembelian yang ramai dengan banyak jabatan tangan yang gembira dari baik penjual maupun pembeli.
Para warga yang datang ke pasar kerbau, biasanya memilih secara cermat, bahkan mereka berkali-kali datang di pasar ini, tapi belum bisa menemukan kerbau yang diinginkan. Sedangkan, bagi penjual kerbau, bukan di semua kali pengadaan pasar, dia bisa bertemu dengan pembeli yang membayar harga yang lumayan. Oleh karena itu, ada sejumlah ekor kerbau yang melalui beberapa pasaran barulah bisa mendapat pemilik baru.
Membawa kawanan kerbau asal Kecamatan Na Hoi, Kabupaten Bac Ha ke pasar Can Cau dari pukul 4.00 pagi, Lu A Dao, seorang penjual kerbau memberitahukan bahwa dia sudah sekitar 20 tahun ini menjual kerbau. Setiap kali pasaran, dia menjual lebih dari 10 ekor kerbau, bahkan hampir 20 ekor kerbau. Warga etnis minoritas biasanya menjual kerbau kalau dalam keluarga ada pekerjaan besar, seperti pembangunan rumah dan perrnihakan anak-cucu atau memerlukan uang untuk membeli kendaraan.
“Pada tahun ini, karena pandemi Covid-19, maka jumlah kerbau yang dijual-belikan juga berkurang. Hampir 20 tahun ini, saya datang di setiap pasaran di sana.. Warga etnis minoritas menganggap kerbau sebagai “awalan usaha”, sangat bernilai, maka mereka hanya menjual kerbau kalau sangat memerlukan uang. Pada awal tahun, warga etnis minoritas biasanya membeli kerbau untuk melayani usaha tani sepanjang tahun.
Pasar Can Cau terkenal bagi wisatawan karena ciri-ciri budaya dan kegiatan kehidupan tradisional yang sudah ada ratusan tahun dari warga etnis-etnis minoritas seperti Mong Hoa, Dao Hitam, Tay, Nung dan Day tetap dilestarikan. Meskipun hanya diadakan dari pukul 6.00 sampai siang pada Sabtu seminggu saja, tapi pasar Can Cau menjadi ruang budaya komunitas yang selalu ditunggu oleh warga etnis minoritas.
Bagi warga etnis minoritas di sana, pasar Can Cau merupakan ruang budaya komunitas yang selalu ditunggu banyak orang, dan juga merupakan hari untuk bertemu satu sama lain dengan teman-teman dan saudara. Dilestarikan dengan banyak ciri budaya tradisional dari satu pasar di daerah pegunungan, pasar Can Cau dewasa ini menyambut banyak kedatangan wisatawan. Bagi para jejaka dan gadis, pasar Can Cau juga menjadi kesempatan untuk menyatakan rasa cinta, mendemonstrasikan kecantikan dalam rok-rok berwarna-warni, menunjukkan ketrampilan menarikan alat musik khen dan sebagainya. Berkat ada pasaran itu, maka ada banyak pasangan muda-mudi telah menjadi suami-istri .