(VOVWORLD) - Festival Chu Dong Tu - Tien Dung (juga disebut Festival Cinta) adalah salah satu festival terkenal di Provinsi Hung Yen, sebuah provinsi di Vietnam Utara, berbatasan dengan Ibukota Hanoi. Ini adalah salah satu dari 16 festival terbesar di seluruh Vietnam, terkait dengan legenda cinta antara Chu Dong Tu, seorang nelayan miskin, dan Tien Dung, putri Raja Hung ke-18 (408 - 258 SM). Pada tahun ini, penyelenggaraan festival Chu Dong Tu - Tien Dung menjadi lebih bermakna ketika festival tersebut sudah dimasukkan dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda Nasional.
Festival Chu Dong Tu - Tien Dung merekonstruksikan gambaran kehidupan spiritual yang kaya dan hidup-hidup serta mengandung nilai budaya yang mendalam dari masyarakat Vietnam pada zaman dulu dalam menjelajahi, menegakkan dan mengembangkan kehidupan di sepanjang tepian Sungai Merah.
Tari naga pada festival Chu Dong Tu - Tien Dung (Foto: Mai Ngoan / VNA) |
Festival ini merupakan peristiwa budaya yang penting dalam program festival budaya tingkat provinsi di Provinsi Hung Yen untuk menyambut Tahun Pariwisata Nasional Daerah Dataran Sungai Merah - Hai Phong 2023. Festival ini diselenggarakan di kedua situs peninggalan sejarah, yaitu: Kuil Da Hoa (di Kecamatan Binh Minh) dan Kuil Hoa (di Kecamatan Da Trach).
Konon, Kuil Da Hoa adalah tempat awalnya kisah cinta yang terindah dalam khazanah sastra foklor Vietnam, antara Putri Tien Dung dan si nelayan miskin Chu Dong Tu (yang kemudian dihormati oleh masyarakat sebagai Dewa Chu Dong Tu). Menurut legenda, Kuil Hoa di Kecamatan Da Trach, merupakan tempat di mana Chu Dong Tu dan istrinya ke surga. Kuil Da Hoa dan Kuil Hoa telah diakui oleh Negara sebagai situs peninggalan sejarah-budaya nasional pada tahun 1962 dan 1988.
Yang mengawali festival adalah barisan mengarak tandu yang membawa dewa dari desa-desa ke Kuil Da Hoa. Yang mendahului arak-arakan adalah seekor naga panjangnya lebih dari 20 meter, yang secara bergiliran dibawakan oleh para pemuda sesuai dengan irama genderang. Di belakang adalah sekelompok orang yang memegang bendera festival, gendang, bonang, dan lain-lain,...
Sama waktu dengan berlangsungnya festival di Kuil Da Hoa, di Kuil Hoa, masyarakat juga mengorganisasi rombongan yang mengarak air dari Sungai Merah untuk melakukan ritual pemujaan Dewa, sebuah ritual yang tidak bisa kurang dalam festival tersebut. Menurut adat, air yang digunakan untuk upacara itu harus diambil dari tengah-tengah Sungai Merah. Mengambil air adalah prosedur yang sangat dihargai oleh masyarakat daerah setempat untuk menunjukkan rasa hormat dan terima kasih kepada Dewa. Masyarakat percaya bahwa pada tahun ketika pengambilan air berlangsung secara lancar, maka hasil panen akan berlimpah ruah, dan masyarakat di daerah tersebut akan melakukan bisnis dengan sukses.
Setelah ritual pengambilan air untuk ritual pemujaan Dewa, semua upacara pembukaan festival resmi dimulai. Wakil dari kaum lansia di daerah tersebut membacakan surat panggilan, membeberkan kembali jasa Dewa Chu Dong Tu dan para pahlawan bangsa lainnya.
Setelah bagian ritual adalah bagian pesta dengan kegiatan-kegiatan seperti: tari naga, tari “sinh tien” (dengan instrumen adalah satu tiang bambu yang dipasangi koin-koin untuk menciptakan suara), pertunjukan rakyat, permainan rakyat (catur manusia, tangkap bebek,...), pertunjukan seni, olahraga, dan lain-lain, menarik kedatangan banyak warga setempat dan wisatawan dari semua penjuru tanah air. Bapak Nguyen Nhu Dang, Ketua Komite Rakyat Kecamatan Da Trach, mengatakan:
“Festival tahun ini berskala besar, isinya sangat kaya beraneka ragam dengan upacara arak-arakan tandu ke sungai untuk mengambil air untuk memuja Dewa, kegiatan-kegiatan budaya dan seni kental dengan sifat tradisional yang direkonstruksikan dalam 3 hari berturut-turut dari festival itu”.
Upacara arak-arakan tandu pada festival tersebut (Foto:VNA) |
Semua kegiatan selama tiga hari festival mendatangkan kesan yang sulit dilupakan bagi para pengunjung:
-“Festival ini sangat ramai dan gembira. Saya bisa menyaksikan arak-arakan air dari sungai Merah ke kuil yang sangat mengesankan. Ini adalah festival berskala besar di Provinsi Hung Yen. Saya berharap agar masyarakat setempat tetap menjaga tradisi tersebut dan semakin mengembangkan festival ini dalam skala yang lebih besar sehingga para pengunjung mengetahui satu warisan budaya takbenda nasional ini”.
-“Saya sudah berpartisipasi pada banyak festival lain, tapi datang ke sini, saya melihat ada banyak pengunjung, semua orang sangat antusias dan bersemangat menyambut festival ini sebagai warisan budaya takbenda nasional.”
Mengandung nilai-nilai budaya tradisional dan unik dari Daerah Dataran Rendah Sungai Merah, Festival Kuil Da Hoa di Kecamatan Binh Minh dan Festival Kuil Hoa di Kecamatan Da Trach telah dimasukkan oleh Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata ke dalam daftar warisan budaya takbenda nasional tahun ini.
Semua keputusan tersebut menunjukkan rasa syukur yang mendalam dari generasi masa kini terhadap nilai-nilai sejarah, budaya, dan spiritual yang ditinggalkan pendahulu.