(VOVWORLD) - Jauhnya sekitar 300 km dari Ibu kota Hanoi, Desa menempa besi Phuc Sen, Kecamatan Phuc Sen, Kabupaten Quang Hoa, Propinsi Cao Băng (Vietnam Utara) terletak di pinggir jalan menuju Air Terjun Ban Gioc, salah satu air terjun yang paling megah di Vietnam. Bumi di kaki gunung batu Pac Rang ini merupakan tempat pemukiman warga etnis minoritas Nung An dengan kerajinan menempa besi tradisional. Dengan sekitar 150 bengkel pandai besi, penduduk Desa Phuc Sen sudah lama telah memproduksi alat-alat pertanian tahan lama yang terkenal di seluruh negeri.
Kalau datang ke Desa Phuc Sen, di mana-mana dapat melihat dapur-dapur batu bara yang membara (Foto: VOV) |
Kalau ditanya siapa orang paling tua di Desa Phuc Sen yang menjadi cikal-bakal kerajinan menempa besi di desa ini, atau sudah berapa lama kerajinan itu sudah ada, mereka tidak ada yang tahu. Semuanya hanya mengatakan bahwa nenek dan orangtuanya mengajari kejuruan ini sejak mereka masih kecil. Menurut prakiraan mereka, kerajinan menempa besi di Phuc Sen sudah berusia tiga ratus tahun, hingga empat ratus tahun. Cikal bakal kerajinan menempa besi hanyalah imajinasi rakyat saja. Konon dulu ada peri yang datang ke sini, karena merasa kasihan pada masyarakat Nung An yang miskin, jadi beliau mengajari cara bagaimana menempa perkakas kerja, melakukan reklamasi tanah, menanam pohon, dan memburu binatang liar.
Namun, menurut sejarah dan bekas-bekas sejarah, desa kerajinan menempa besi Phuc Sen dulunya adalah bengkel pembuatan senjata dari jaman dinasti Mac, ketika dinasti Mac meninggalkan Ibu kota Thang Long pada tahun 1593, kemudian berpindah ke Provinisi Cao Bang untuk mendirikan sebuah pangkalan untuk menentang Dinasti Le (1428-1789). Dinasti Mac mendirikan ibu kota di Propinsi Cao Bang selama lebih dari 80 tahun (1593-1677). Oleh karena itu, bengkel pembuatan senjata untuk pasukan dinasti Mac terbentuk di Desa Phuc Sen.
Sekarang, kalau datang ke Desa Phuc Sen, di mana-mana dapat melihat dapur-dapur batu bara yang membara. Produk dari desa kerajinan Phuc Sen antara lain: perkakas pertanian, pisau, gunting dan sebagainya yang populer tidak hanya di daerah pegunungan di Vietnam Utara, tetapi juga dipesan oleh banyak daerah lain di seluruh negeri. Ibu Nong Thi Nga, dari Kabupaten Ha Quang, Provinsi Cao Bang, baru saja bisa membeli sepasang pisau di pasar Na Giang, mengatakan:
“Setiap tahun keluarga saya membeli 2 parang. Parang buatan Desa Phuc Sen lebih indah dan tajam. Parang ini dapat dibawa ke pegunungan untuk mengumpulkan kayu bakar, rumput, dan membersihkan ladang. Parang ini bagus digunakan untuk memotong pohon”.
Hampir semua keluarga di Phuc Sen memiliki bengkel pandai besi dan menguasai rahasianya dalam memilih material dan teknik menempa besi. Tukang besi di Phuc Sen hanya menggunakan pegas daun mobil untuk membuat pisau dan perkakas pertanian lainnya. Ini adalah baja yang bagus dan pekerjaan menempa baja ini juga lebih rumit. Terutama di bagian menempa mata parang. Kepatuhan yang ketat terhadap teknik menempa baja membuat orang Phuc Sen bisa menghasilkan perkakas pertanian dari baja yang terbaik. Bapak Luong Van Truong, di Kecamatan Phuc Sen, mengatakan:
“Saya telah bekerja sebagai tukang besi selama 13-14 tahun. Kami memproduksi semua jenis parang. Pekerjaan ini sangat susah, siapa yang melakukannya dengan baik bisa menghasilkan paling banyak 4 buah parang per hari. Banyak orang menilai bahwa parang buatan Desa Phuc Sen tahan sangat lama dan tajam. Ada banyak tempat di seluruh negeri yang membuat parang tetapi mereka melakukannya secara berbeda, tidak seperti di sini.”
Di Desa Phuc Sen tidak ada kuil untuk memuja cikal bakal kerajinan, tetapi para pengrajin hanya memuja Cikal-bakal kerajinan menempa besi pada tanggal lima belas bulan ke tujuh imlek dan pada kesempatan Tahun Baru Imlek (Hari Raya Tet). Khususnya, pada Hari Raya Tet, para tukang besi menyimpan semua peralatan dan membersihkan bengkel, kemudian menancapkan satu ranting daun jeruk bali di bengkel tersebut untuk mengusir roh yang jahat.
Produk dari desa kerajinan Phuc Sen antara lain: perkakas pertanian, pisau, gunting dan sebagainya (Foto: VOV) |
Pada pagi hari pertama Hari Raya Tet, keluarga menyiapkan nampan nasi sesajian untuk memuja leluhur dan “cikal-bakal kerajinan”. Tukang besi utama dalam keluarga akan menyalakan api bengkel dan menempa beberapa perkakas secara simbolis dengan arti bahwa sepanjang tahun dapur besi akan selalu merah membara, membuat banyak produk bagus. Pada tanggal dua belas bulan Tujuh Imlek, upacara memuja cikal-bakal kerajinan menempa besi juga dilakukan setelah upacara pemujaan leluhur dan dewa bumi desa. Bapak Long Van Chien, Kecamatan Phuc Sen, berbagi:
“Banyak anak muda di desa melanjutkan kerajinan menempa besi… Namun untuk bisa melanjutkan kerajinan ini harus mencintainya, sehingga generasi muda akan berusaha melestarikan dan mempertahankan kerajinan menempa besi tradisional tersebut.”
Kalau ada kesempatan datang ke desa kerajinan Phuc Sen, Anda akan menikmati masakan-masakan tradisional dari masyarakat setempat. Setiap masakan memiliki rasa khas daerah pegunungan yang luar biasa. Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati lagu-lagu rakyat warga etnis Nung yang unik seperti nyanyian Ha Leu, Luon, Sli. Tentunya ini akan menjadi kenangan tak terlupakan ketika Anda berkesempatan mengunjungi desa kerajinan menempa besi.