(VOVWORLD) - Pada latar belakang nilai kebudayaan tradisional, terutama dari warga etnis-etnis minoritas sedang berangsur-angsur hilang sama sekali maka perihal ada seorang pria muda warga etnis minoritas Jrai, namanya Ro Cham Khanh di daerah Tay Nguyen yang gandrung pada musik tradisional, khususnya suka memainkan bermacam instrumen musik etnis adalah hal yang pantas dihargai. Ia telah membangkitkan sebagian nilai-nilai kebudayaan etnis yang berangsur-angsur dilupakan.
Saudara Re Cham Khanh (Foto: vov4.vov.gov.vn) |
Lahir dan tumbuh mendewasa di Kabupaten perbatasan Duc Co, kehidupan Ro Cham Khanh, seorang pemuda etnis Jrai (yang lahir pada tahun 1990, seorang propagandis Pusat Kebudayaan- Olahraga Kabupaten Duc Co, Propinsi Gia Lai) dapat memainkan bermacam instrumen musik, baik yang modern seperti organ, gitar, genderang, dan lain-lain maupun bermacam instrumen musik etnis-nya seperti instrumem t’rung, seruling, seruling khen, dan sebagainya. Tidak hanya memainkan bermacam instrumen musik dengan baik, ia juga membuat dengan sukses instrumen musik dari batu dan menggunakan seruling tepukan dengan baik untuk lagu-lagu dari warga etnis minoritas Jrai – salah satu di antara bermacam instrumen musik yang jarang ada di Provinsi Gia Lai.
Karena instrumen musik dari warga etnis minoritas Jrai sangat sedikit maka ia ingin membuat banyak jenis instrumen musik yang lain bagi warga agar tidak punah. Harus menyediakan berbagai jenis instrumen musik bagi para pemuda-pemudi di dusun untuk dimainkan dan dipelajari pada pesta-pesta, agar mereka mengenal-nya dan tambah mencintai etnisnya. Dan juga karena itulah ide membuat instrumen musik dari batu yang tak ada duanya telah terbentuk.
“Setiap instrumen musik akan mengeluarkan suara yang berbeda-beda. Instrumen musik dari batu, bergema dari jauh, dan menciptakan ruang yang luas. Suara seruling seperti suara yang mengundang alam”.
Selain mencari nafkah, Ro Cham Khanh juga melewati hutan ke hutan untuk mencari bahan materi bagi bermacam instrumen musik yang ingin dibuatnya. Satu set instrumen musik dari batu memakan waktu setengah tahun. Dulu, instrumen musik dari batu di Daerah Tay Nguyen, pada pokoknya dibuat dari batu alami dan jarang ada pemahatan. Batu yang digunakan untuk membuat instrumen musik harus adalah batu tulis di gunung, bagian dalamnya berongga. Batu yang keras tidak bisa menciptakan suara yang berstandar maka usaha mencari batu yang sesuai tidak mudah bagi semua orang yang bergandrung pada jenis instrument musik itu.
Bagi Ro Cham Khanh, setiap batu tulis yang kepanjangan dan kependekan-nya berbeda akan memiliki suara dan nada musik yang berbeda. Cara mengasah batu akan menciptakan ketajaman nada. Yang paling penting yakni didengarkan dengan telinga-nya. Setiap perangkat instrumen musik dari batu merupakan paduan suara dari 16 atau 35 nada musik.
“Ketika membuat dengan sukses satu nada, saya merasa sangat gembira dan nyaman. Setelah itu , saya berangsur-angsur membuat 16 nada”.
Instrumen musik dari batu yang dibuat Ro Cham Khanh telah dimainkan seiring dengan berbagai instrumen musik yang lain dalam orkestra alat musik tradisional. Disamping itu, jenis instrumen musik ini juga dimainkan ia sendiri dalam setiap acara pertunjukan di berbagai dusun dan desa, bergema suara untuk memuji kampung halaman dan tanah air.
Saudara Ro Cham Khanh juga mengajar cara memainkan instrumen musik dari batu kepada para pelajar di Sekolah Internat Kabupaten dengan keingingan agar generasi muda melestarikan ciri- ciri yang indah dari etnisnya. Bagi para pemuda di dusun, ia juga memberikan keganderungan dan keasyikan dengan musik tradisional. Saudara A Siu Thu, warga di Kabupaten Duc Co memberitahukan:
“Saya gandrung pada musik, tetapi saya tidak diajar oleh guru, maka saya belajar sendiri. Ketika melakukan pertunjukan kesenian atau ikut serta pada kontes-kontes kesenian, saya telah bertemu dengan saudara Khanh. Ia membantu saya meningkatkan pengetahuan tentang musik tradisional, menyebarkan kepada saya keganderungan pada instrumen musik tradisional”.
Semua pekerjaan yang saudara Khanh lakukan telah mendapat kekaguman dan kebanggaan dari banyak orang, karena di tengah kehidupan modern yang bising dan ramai, masih ada putra-putri daerah Tay Nguyen generasi tahun 90-an yang sedang siang malam asyik dengan pekerjaan melestarikan dan mengembangkan identitas budaya etnisnya.