(VOVWORLD) - Bapak Hoang Quang Minh, seorang veteran perang di Provinsi Lang Son yang meskipun membawa sekuele akibat agen oranye dioksin, tetapi tetap dengan sepenuh hati dengan tugas memeriksa dan mengobati penyakit. Prajurit itu dengan penuh kasih sayang dinamakan oleh warga: “Dokter oranye”.
Pada April tahun 1964, pria yang bernama Hoang Quang Minh di Kecamatan Tan Van, Kabupaten Binh Gia, Provinsi Lang Son masuk Tentara untuk membela Tanah Air. Pada tahun 1969, dalam satu pertempuran sengit di medan perang Quang Nam, dia menderita luka parah dan dibawa ke Vietnam Utara untuk diobati. Dengan tingkat cedera 4/4, Letnan dua Hoang Quang Minh bekerja di cabang permesinan pertanian Provinsi Lang Son (Vietnam Utara). Dia menikah dan melahirkan 3 orang anak, tetapi, semuanya membawa sekuele dari agen oranye/dioksin.
Veteren Perang Hoang Quang Minh (Foto: VOV) |
Setelah lama berpikir-pikir, dia memutuskan untuk mengikuti jalan kedokteran dan farmasi, menggunakan obat-obatan tradisional yang dia koleksi untuk “mengobati penyakit guna menyelamatkan manusia”.
“Saya diajari pendahulu secara gratis. Oleh karena itu, sejak masa kecil, saya telah mengikuti ibu saya ke hutan untuk mendapatkan bahan obat-obatan herbal, sekaligus memahami ide pendahulu itu. Menjalankan kejuruan ini harus dilaksanakan dengan hati nurani, terutama menjaga prestise diri sendiri dan tidak mempropagandakan-nya”.
Dari “hati” seorang prajurit, “moral” seorang dokter, bapak Hoang Quang Minh memiliki satu prinsip yaitu: Selalu mengobati, memberi obat-obatan secara gratis kepada para pasien yang mengalami kesulitan, orang miskin dan kawan sekesatuan. Bagi dia, kegembiraan yang paling besar ialah menerima panggilan telepon dari para pasien yang memberitahukan sudah sembuh setelah proses pengobatan. Hoang Ngoc Duy, seorang pasien yang sudah sembuh diobati oleh bapak Hoang Quang Minh dari penyakit asma, memberitahukan:
“Masa kecil, saya pernah ke penyakit asma parah, saya telah datang ke mana-mana tapi tidak bisa diobati dengan baik. Ketika dikabari tentang dokter Minh, saya telah datang ke rumahnya untuk mendapat pengobatan. Ketika bertemu dengan dia saya melihat bahwa dia mengobati penyakit dengan sepenuh hati dan secara permanen menelepon kepada pasien untuk menyapa. Saya sangat mengagumi dia karena meskipun usianya lanjut, veteran perang itu tetap masih membantu orang-orang lain”.
Kabar baik bergema jauh, banyak pasien yang menderita penyakit-penyakit parah telah datang ke rumahnya untuk berobat dan mendapatkan obat-obatan. Dan bahkan tidak tahu sejak kapan, veteran perang Hoang Quang Minh disebut dengan nama yang penuh kasih sayang “Dokter oranye”.
“Saya selalu berkonsep dan bertindak sesuai dengan ajaran Presiden Ho Chi Minh yaitu: meskipun cacat, tapi tidak lumpuh, “dokter seperti ibu” maka saya sangat mengasihi dan berupaya memberikan bantuan kepada orang miskin”.
Di zona pemukiman, veteran perang Hoang Quang Minh juga menjadi teladan tipikal dalam semua gerakan dan kegiatan masyarakat, berceramah tentang sejarah untuk anak-anak, menyemangati generasi muda supaya berupaya menggeliat dan mengatasi kesulitan di depan mata dan hidup secara bermanfaat, turut membangun kehidupan berbudaya di zona pemukiman dan sebagainya. Veteran perang Hoang Quang Minh telah memperoleh banyak piagam pujian dari berbagai tingkat, instansi dan daerah. Chu Quyet Thang, Wakik Sekretaris Resor Partai Komunis Zona pemukiman 8, Kacamatan Tam Thanh, Kota Lang Son memberitahukan:
“Bapak Minh adalah seorang yang sepenuh hati dengan pembuatan obat-obatan tradisional dan adalah seorang yang bergengsi di daerah dengan tanggung jawab yang tinggi dalam pekerjaan serta dicintai semua orang. Sebagai prajurit yang terkena agen oranye/dioksin, meskipun mengalami kesulitan tetapi dia tetap adalah seorang yang bersemangat tinggi, dan berupaya mengatasi semua kesulitan tersebut”.
Mengatasi kesakitan akibat penyakit dan keadaan sulit dengan para anak dan cucu yang membawa sekuele akibat agen oranye/dioksi, prajurit penyandang disabilitas 4/4 Hoang Quang Minh itu sehari-hari tetap memeriksa , mengobati penyakit dan memberi obat-obatan untuk menyelamatkan manusia, aktif berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat di zona pemukiman laksana satu “tugas” seorang “prajurit Paman Ho” ketika kembali ke kampung halaman.