(VOVWORLD) - Konferensi ke-25 Forum Keamanan Regional (ARF 25) merupakan aktivitas terakhir dalam serentetan aktivitas Konferensi ke-51 Menteri Luar Negeri (Menlu) ASEAN (AMM 51) dan semua konferensi yang bersangkutan lain di Singapura yang berakhir pada Sabtu sore (4 Agustus).
Para wakil peserta ARF 25 di Singapura pada 4/8 (Foto: Kyodo/Kantor Berita Viet Nam) |
Para Menteri mencapai kesepakatan tentang banyak langkah membina kepercayaan, mendorong diplomasi preventif dan memperkuat kerjasama untuk menghadapi tantangan-tantangan yang muncul sekarang. Masalah-masalah panas seperti sengketa dagang, situasi Semenanjung Korea atau masalah Laut Timur semuanya dibahas secara terus terang, namun tidak menegangkan.
Salah satu di antara masalah-masalah panas yang banyak dibahas ialah kebijakan-kebijakan proteksi dagang sedang kembali yang merintangi upaya-upaya dagang bebas global. Para menteri menyatakan pandangan di Konferensi ARF kali ini yang sepakat mengatakan bahwa dagang bebas tetaplah kecenderungan ekonomi global yang tidak bisa dibalikkan. Negara-negara peserta ARF, di antaranya ada ASEAN yang berseru kepada semua negara supaya melaksanakan kebijakan-kebijakan dagang berdasarkan pada peraturan WTO dan berupaya demi satu dunia terbuka.
Yang bersangkutan dengan situasi Semenanjung Korea, para menteri mencata prospek-prospek positif belakangna ini di Semenanjung Korea, di antaranya ada pertemuan-pertemuan puncak antar-Korea, pertemuan puncak antara Presiden Amerika Serikat (AS) dengan Pemimpin Republik Demokrasi Rakyat Korea pada bulan Juni lalu, menegaskan dukungan terhadap perdamaian, stabilitas, denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Tentang situasi Laut Timur, semua negara menekankan makna penting dari perdamaian, stabilitas, keamanan, keselamatan, kebebasan maritim dan penerbangan di Laut Timur dan menganggap bahwa ini merupakan kepentingan bersama dari semua negara. Para menteri meminta kepada semua pihak yang bersangkutan supaya menaati DOC secara lengkap dan bertanggung jawab, mengekang diri dan jangan melakukan tindakan-tindakan sepihak yang merumitkan situasi, tidak melakukan militerisasi dan memecahkan sengketa-sengketa dengan langkah damai di atas dasar hukum internasional, di antaranya ada UNCLOS 1982 dan mempercepat proses perundingan tentang COC.
Para menteri sepakat mengesahkan Pernyataan ARF tentang kerjasama pertolongan musibah, daftar aktivitas-aktivitas ARF dalam masa sela 2018-2019 dan semua Rencana Pekerjaan ARF tentang keamanan laut dan pertolongan musibah tahap 2018-2020.
Ketika berpidato di depan konferensi ini, Deputi Perdana Menteri, Menlu Viet Nam, Pham Binh Minh menilati tinggi peranan dan sumbangan ARF pada waktu lalu, di antaranya ada usaha mendorong dialog, kerjasama menghadapi tantangan-tantangan keamanan. Deputi PM, Menlu Pham Binh Minh memberitahukan gagasan-gagasan Viet Nam tentang penyelenggaraan lokakarya ARF mengenai penguatan kerjasama antara kekuatan-kekuatan pelaksanaan hukum di laut dan lokakaraya ARF tentang penerapan UNCLOS 1982 dan instrumen-instrumen hukum internasional untuk menghadapi tantangan-tantangan di laut.