Berbagai Negara Terus Menyarankan Warganya Supaya Meninggalkan Lebanon, Iran, dan Israel
(VOVWORLD) - Pada Minggu (4 Agustus), Wakil Penasihat Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Jonathan Finer, mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) sedang mengimbau warganya supaya meninggalkan Lebanon dan sedang mengerahkan lagi kekuatan militer di Timur Tengah serta langkah-langkah pencegahan untuk membela Israel.
Asap membubung ke atas setelah serangan Israel di Kafr Kila, Lebanon, pada tanggal 29 Juli 2024 (Foto: Xinhua/VNA) |
Pernyataan tersebut dikeluarkan pada latar belakang ketegangan regional meningkat cepat setelah pemimpin politik gerakan Islam Hamas, Ismail Haniyeh, dibunuh di Teheran, Ibu kota Iran, pada 31 Juli lalu. Sehari sebelumnya, Israel memberitahukan melakukan serangan udara di Beirut, Ibu kota Lebanon, yang menewaskan Fuad Shukr, seorang komandan militer senior dari pasukan Hezbollah.
Banyak negara telah menyarankan warganya supaya meninggalkan kawasan tersebut. Pada tanggal 4 Agustus, Prancis mengimbau warga negaranya supaya untuk sementara meninggalkan Iran, memperingatkan bahwa wilayah udara dan bandara di Iran bisa ditutup karena khawatir tentang konflik di kawasan. Pada hari yang sama, Arab Saudi juga mengimbau warga negaranya supaya segera meninggalkan Lebanon. Demikian pula, Republik Korea juga menyerukan warganya di Lebanon dan Israel supaya meninggalkan negara-negara tersebut sesegera mungkin.